🍂Happy Reading🍂
Lisa berjalan lemas setelah meninggalkan wilayah supermarket. Entah mengapa tubuhnya seperti tak ada tenaga. Ia benar-benar merasakan mual yang sangat hebat. Lisa terduduk di trotoar, ia sudah tak berdaya.
Lisa menyesal. Seharusnya ia pergi menggunakan mobil saja tadi. Terlebih lagi, Lisa tidak menuruti perintah sang bibi untuk membawa roti dan obatnya. Dan sekarang, lambungnya bergejolak. Magh-nya pasti kambuh.
"Sakit sekali." Gadis itu meringis. Ia meremas kuat bagian tubuh yang terasa nyeri.
Lisa sedikit menunduk, membiarkan helaian-helaian rambut menutupi wajahnya. Ia menangis, tak tahan dengan keperihan lambungnya.
Kepala Lisa juga mulai beraksi. Ia menggunakan satu tangan lain untuk memijat pelipisnya. Lisa pusing, seperti berputar-putar. Ia rasa, sebentar lagi ia akan terjatuh pingsan.
Andai Lisa masih memiliki, setidaknya sedikit energi saja, maka mungkin ia sudah berteriak minta tolong. Tapi jika keadaannya seperti ini, yang ada bukan pekikan, melainkan hanya lirihan pelan. Itu terdengar menyedihkan.
Lisa mencoba untuk tetap bertahan. Ia memegangi tiang di dekatnya, agar tubuhnya tidak ambruk begitu saja.
Pandangannya bahkan sudah memudar saat ini. Semuanya terlihat buram, tak ada yang jelas. Lisa juga benar-benar ingin muntah rasanya. Tak bisakah rasa sakit itu menghilang? Lisa tidak kuat, sungguh.
Mungkin lain kali, Lisa perlu menjadi keponakan yang lebih baik lagi. Ia tidak akan membantah ucapan Hyekyo, dan membicarakannya dengan Joongki sampai mendapat hukuman seperti ini.
Lisa memejamkan mata. Ia tak dapat bernapas dengan teratur. Dadanya terasa sesak. Dan sangat menyebalkan karena tidak ada orang yang berlalu lalang.
Lisa hanya sendiri, menghadapi saat-saat begini. Tentu ia tidak akan bisa berbuat apa pun. Lisa terlalu lalai, bahkan untuk menjaga diri. Ya, Lisa memang bodoh.
"T-tolong... A-aku..." Pada akhirnya, Lisa berusaha untuk mengeluarkan suaranya. Walaupun ternyata ia tak sanggup.
Wajah Lisa sudah pucat pasi. Sekarang ia hanya bisa menyerahkan segalanya pada Tuhan. Lisa berdoa dalam hati, merapalkan ribuan doa yang ia tahu. Bila mana Lisa akan mati saat ini juga, Lisa pun pasrah.
Tapi, ketika Lisa sudah sangat lemah, tiba-tiba datang dua orang manusia yang menghampirinya. Matanya yang kabur, membuat ia tak dapat melihat dengan jelas siapa mereka itu.
"Lisa, kau kenapa?"
Lisa mengerutkan dahi. Orang tersebut mengenalnya?
"M-maaf, k-kau siapa?" tanya Lisa. Memang ia butuh bantuan, tetapi bukankah ia harus tetap hati-hati agar tidak menjadi korban kejahatan?
"Aku Sehun, Lis."
Baiklah, Lisa menyesal sudah bertanya. Itu artinya... Orang yang satu lagi adalah Jisoo. Ya ampun, Lisa makin bingung mesti bagaimana.
"Lisa, jangan tutup matamu!" pekik Sehun kala melihat Lisa kian tak berdaya. "Hey, kau dengar aku, kan? Lis!"
Sehun panik seketika. Ia kalang kabut. Lantas langsung mengangkat tubuh gadis itu, dan membawanya menuju ke mobil. Namun berbeda dengan Jisoo, yang nampak kesal. Ia bahkan mencebikan bibir tak suka.
"Sehun, kau tidak perlu repot-repot mengurusnya! Kau bisa menelepon bibinya, kan? Biarkan saja dia di sini!" ujar Jisoo yang sontak membuat Sehun menatap tajam ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Love || Hunlice ✓
Fanfic"Aku mencintaimu, Lisa. Hanya dirimu." ~ Oh Sehun "Tapi nyatanya, aku tidak lebih penting dari dia." ~ Song Lalisa