5. Don't Want To Feel Tired

2.3K 233 8
                                    

















🍂Happy Reading🍂


















Lisa menekan bel rumahnya. Ia memejamkan mata, merasakan kehancuran hatinya saat ini.

Sehun, pemuda itulah yang menjadi penyebabnya.

Lisa bahkan tak bisa tidur dengan nyenyak, karena memikirkan Sehun. Tapi justru, Sehun malah enak-enakan pergi bersama Jisoo. Saling merangkul pula. Bagaimana ia tak kecewa?

Lisa juga bingung. Ia tidak tahu mengapa bisa secinta itu pada Sehun. Padahal bukan hanya satu atau dua kali saja ia disakiti.

Gadis itu mengacak rambutnya kasar. Pintu rumah belum kunjung terbuka. Ia kembali mencoba membunyikan bel. Perasaan Lisa sudah tak karuan.

CKLEK

"Siapa---eh?"

Hyekyo terkejut kala didekap tiba-tiba oleh sang keponakan. Ia sontak membeku. Hatinya terasa berdesir, ketika sebuah isakan keluar dari mulut Lisa.

Air mata Hyekyo lolos begitu saja. Semalaman, ia resah karena Lisa tidak pulang ke rumah. Dan kini, yang dicari-cari ada di hadapannya. Hyekyo membalas pelukan dari gadis itu. Ia tersenyum senang. Rasa khawatirnya lenyap seketika.

"Kau kemana saja, Nak?" tanya Hyekyo lirih. Ia mengusap hangat surai Lisa, menyalurkan kasih sayangnya.

"Bibi..." Lisa seperti tak mampu menjawab apa pun lagi. Lidahnya kelu. Tidak bisa menjelaskan yang ia rasakan saat ini. "Maafkan aku."

Pada akhirnya, hanya dua kata tersebutlah yang dapat ia ucapkan. Lisa benar-benar merasa bersalah.

Hyekyo melepaskan pelukan itu. Ia membawa sang keponakan masuk, dan mengajaknya duduk di ruang keluarga.

Menyedihkan, saat ia menangkap mata Lisa yang terlihat kosong. Hyekyo memang bukan ibu kandung Lisa, tapi tetap saja, sebagai orang yang sudah berpuluh-puluh tahun merawatnya, batin Hyekyo berdenyut nyeri. Hyekyo pikir, ia gagal mengurus Lisa dengan baik.

"Sayang, ada apa? Kau ada masalah?" tanya Hyekyo. "Kau bisa bercerita pada Bibi, Lis. Barangkali Bibi bisa membantu."

Lisa menatap sejenak sang bibi. Ia tersenyum singkat, lantas menggeleng. "Tidak, kok, Bi. Lisa---"

"Kau anggap Bibimu ini apa, hm? Kenapa masih saja merasa tak enak?" Hyekyo menggenggam lembut tangan Lisa. Ia mengelusnya, memberikan sedikit kehangatan. "Setiap orang pasti memiliki beban, Lis. Itu wajar."

Lisa langsung menunduk. Jujur, ia benar-benar malu untuk sekadar bertemu Hyekyo sebenarnya. Ia tidak siap untuk berterus terang tentang hubungannya dengan Sehun, yang pada kenyatannya, tidak seperti dugaan Hyekyo.

"Kau masih tidak mau mengatakannya?" Senyum Hyekyo terukir kecil. "Ah, tidak apa. Bibi mengerti."

Lisa semakin tak menentu. Suasananya tiba-tiba menjadi canggung.

"Bibi bukan cenayang. Tapi karena kita sudah lama bersama, tanpa sadar kita pasti terikat. Feeling Bibi, kau bertengkar dengan Sehun." Hyekyo kembali membuka suara yang sukses membuat mata Lisa membulat.

"Bibi dan Pamanmu dulu juga begitu, Lis. Kita sering bertengkar, bahkan pernah sampai hampir bercerai," lanjutnya. "Namun percayalah, sebuah hubungan itu akan terasa hambar, jika tidak ada masalah sama sekali."

"Keributan tersebutlah yang sebenarnya membuat kalian menjadi lebih dekat. Karena masing-masing dari kalian, pasti berusaha untuk memupuk kembali rasa percaya." Wanita itu menatap Lisa teduh. "Manusia harus saling memaafkan, Lis. Tidak baik membenci satu sama lain, apalagi sampai dendam."

Lonely Love || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang