🍂Happy Reading🍂
Tanpa disadari oleh Sehun, Lisa mengikutinya pergi. Gadis itu menjalankan mobilnya tepat di belakang Sehun. Tak membiarkan tersalip barang satu kendaraan pun.
Lisa muak. Ia ingin pulang saja sebenarnya. Tapi Lisa sudah terlampau kecewa. Ia benci Sehun. Lisa benar-benar akan mengakhiri semuanya hari ini. Ia tidak mau bertemu Sehun lagi setelahnya, bahkan untuk melihat ujung kukunya sekali pun.
Lisa terus melajukan mobil, dengan mata sembab yang tak henti-hentinya mengeluarkan air. Mengapa mencintai harus sesakit ini? Lisa padahal tak pernah meminta apa pun pada Sehun, selain waktunya.
Gadis itu bingung. Ia benar-benar tak habis pikir dengan Sehun.
Lisa tahu, Jisoo sahabatnya. Ia bahkan sangat paham bagaimana kondisinya. Jisoo terlahir dari keluarga yang super sibuk, membuatnya ke sana kemari mencari teman. Tapi... Apa harus Sehun sebegitunya?
Sehun sudah dewasa, bukan? Lisa kira, semestinya dia bisa mengerti perbedaan posisi kekasih dengan sahabat. Kalau ujung-ujungnya seperti ini, lantas apa alasan Sehun menjadikan Lisa sebagai sang tambatan hati? Toh, itu tetap saja ia tak diperlakukan sebaik Jisoo.
Jika bisa memilih pun, Lisa juga tak mau seperti ini. Lisa benar-benar berharap, hubungannya dengan Sehun berjalan mulus tanpa hambatan. Selayaknya sepasang kekasih pada umumnya. Jujur, ia ingin merasakan bagaimana dipandang secara istimewa. Tak masalah walau hanya menjadi ratu dalam semalam. Ia akan sangat bersyukur.
Tapi, sudahlah. Biarkan saja. Sebentar lagi, semuanya akan berlalu. Lisa sudah lelah berandai-andai. Lisa... Ingin menyerah pada Sehun.
Memaksakan untuk tetap bersama terlalu sakit, dan jika meninggalkannya pergi terlalu sulit. Lisa frustasi. Ternyata benar kata Rose, cepat atau lambat, Lisa pasti akan kalah.
Lisa mengusap pipinya kasar. Ia sudah sampai. Mobil Sehun berhenti di depannya. Mereka tiba di rumah pemuda itu.
Lisa dapat melihat Sehun turun dari kendaraan beroda empat tersebut. Nampak sangat tergesa-gesa, bahkan seperti tidak bisa bernapas normal karena terlalu panik.
Ia menghela napas, kemudian tersenyum miris. Bagaimana kalau Lisa yang ada di posisi Jisoo? Apakah reaksi Sehun akan sama?
"Tidak, itu tidak mungkin, Lisa. Jangan memikirkan hal yang mustahil."
Menyesakkan, begitulah rasanya.
Lisa pun akhirnya menyusul Sehun. Tidak ada waktu untuk berperang dengan batinnya. Keputusan Lisa sudah bulat. Benar-benar tak bisa diganggu gugat lagi. Ia harus berhenti goyah.
"Oppa..."
Sehun menoleh. Ia cukup terkejut mengetahui kehadiran Lisa. "Bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya pemuda itu keheranan. "Kau mengikutiku?"
Lisa hanya mengangguk kecil. Ia menunduk. Entah mengapa keberaniannya hilang seketika.
Lantas, Sehun pun menatap Lisa tak percaya. Ia berdecak kesal. "Oh, God!" pekiknya sambil mengacak rambut kasar. "Kau gila, huh?! Apa yang kau pikirkan?!"
Lisa sontak mendongak. Matanya berkaca, menyiratkan kesenduan yang sangat mendalam. "Seharusnya aku bertanya seperti itu, Oppa. Apa yang kau pikirkan, sampai-sampai meninggalkanku begitu saja di cafe? Urusan kita belum selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely Love || Hunlice ✓
Fanfic"Aku mencintaimu, Lisa. Hanya dirimu." ~ Oh Sehun "Tapi nyatanya, aku tidak lebih penting dari dia." ~ Song Lalisa