[早] prelude.

1.5K 264 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





[ 血液 ]








MELALUI sebuah jendela kamar, sekaligus dalam pelupuk pandang yojana, Sang adam memandang pekarangan rumah yang kini penuh dengan mobil Para polisi, sirene memekakkan telinga dalam rungu, sekaligus helikopter yang menarikan dengung di atas atap rumah.

Kenyataan bahwa sepasang adam dan hawa tersebut... sedang diburu Para pemerintah.

Kini, tubuh lelaki itu penuh dengan cedera, memar beserta rembesan cairan merah yang mengalir subur. Perlahan namun konstan, bahwa semburat murka serta geram tengah merayap nyaman pada dadanya. Dirinya menggeram, menampilkan sederet gigi yang bergeretak hingga menjeritkan sejuta pilu dalam intonasi, karsa pelik serta pedih tanpa lirihan suara. Dari balik bahu Sang lelaki, terdapat seorang hawa dengan tubuh mengoyak luka, menarik sepoles senyum hampa, kendati bahwa kenyataan terpahitnya... mereka telah terkepung oleh Para polisi.

Mereka telah terjebak.

Mesin pendingin udara dalam kamar berdengung dengan irama konstan, sesekali mematuk air hingga merembes dari mesin, mengaliri dinding dan jatuh menitik ke lantai. Atmosfir pada ruangan kala itu membisikkan lirihan mencekam. Keduanya berbagi laung yang sama; memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini.

"Tidak apa-apa, Jungwoo. Tidak apa-apa." Ditengah suasana ruangan yang agaknya kian menajam serta mengancam, El berusaha menghibur Si adam, mengelus surai merahnya perlahan. Namun lelaki itu masih meringis di lantai, sebab darah merah mengalir deras dari bahu sekaligus kaki kirinya. Peluru itu menancap sangat dalam menusuk kulit— terlalu dalam.

Sial, sial, sial.

BRAKK!

Tanpa perlu sekon lebih lanjut lagi, pintu ruang tamu dibuka secara paksa. Di samping Sang hawa, lelaki itu menggeram bengis tanpa henti. Sebuah geraman mencekam, hingga mengingatkannya laiknya hewan liar yang tersudut. Hingga seiring waktu, geraman itu sekonyong-konyong menajam. Nanar dalam pandangnya membuat sekujur tubuh Sang gadis bergidik.

Geraman Sang adam yang diiringi dengan pupil matanya yang mengecil.

Tidak, dia... bukan Kim Jungwoo yang gadis itu kenal.

HydraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang