6🐾

114 6 0
                                    


~Happy reading~



Airin kira semuanya baik-baik saja setelah pulang dari Bali. Namun Airin salah besar. Justru Tessa semakin mengganggunya dengan ancaman fotonya akan disebar. Saat Airin sendiri dimana Suga tidak bisa bersamanya, Tessa dan teman-temannya akan mem-bully Airin. Airin semakin tidak nyaman berada di sekolah. Saat ke kamar mandi ia akan diganggu. Dikunci di kamar mandi, disiram air bekas pel, dan dicoreti dengan lipstik sudah pernah ia rasakan.

Kemana Suga? Tentu dia ada. Tapi Airin tidak berani menceritakan apa yang dialami karena Tessa mengancamnya. Siapa yang mau foto bugil nya dilihat seisi sekolah. Airin pun terlalu pintar menyembunyikan masalahnya dari Suga.  Dia selalu membawa seragam cadangan atau hoodie di lokernya. Suga tidak akan tahu saat jam pelajaran berikutnya.

"Rin?"

"Eum?"

"Kenapa akhir-akhir ini kau selalu meninggalkanku saat jam istirahat? Aku malas ke kantin sendirian"

Airin sedikit terkejut, namun ia berusaha terlihat tetap tenang.

"Ah, T-tidak apa-apa. Aku hanya ingin belajar di perpus saja. Ada buku-buku yang perlu aku baca. Ya, seperti itu"

"Kalau begitu mulai hari ini aku ikut denganmu."

"Ah, T-tidak usah. Aku bacanya lama, sampai jam istirahat selesai."

"Tak apa. Bagus malahan, aku bisa tidur nyenyak di perpus."

"Eum.. B-baiklah"

**

Jam istirahat tiba. Hari ini genap 10 hari dirinya diganggu Tessa. Setiap jam istirahat Tessa selalu mengiriminya pesan untuk mengikuti kemauan gadis licik itu. Airin telah berusaha menolak perintah Tessa. Tapi gadis itu akan tetap dengan ancamannya. Ia akan menyebarkan foto tanpa busana Airin ke seluruh sekolah jika Airin berani melawannya.

Kali ini bukan di kamar mandi dan gudang sekolah, melainkan di perpustakaan. Airin memiliki kesempatan keluar kelas tanpa ketahuan Suga. Beruntung Suga masih tertidur karena pelajaran sejarah barusan.

Airin memasuki perpustakaan yang cukup sepi itu dengan langkah was was. Dia kurang waspada dengan kehadiran Tessa. Tau-tau Tessa sudah menjegal kakinya yang membuat lutut telanjangnya mencium lantai.
Airin meringis dan segera bangkit. Kali ini Tessa sudah kelewatan. Dia tidak hanya berkata kasar atau mengerjai dirinya. Tapi sudah mengakibatkan luka fisik. Belum lagi perbuatan yang akan dilakukannya.

Kali ini Tessa tidak datang dengan teman-temannya. Ia datang bersama Ryan, pacarnya. Ryan tiba-tiba membekap mulut Airin. Airin sudah akan berteriak kalau saja ia tidak melihat tangan Tessa yang tinggal meng-klik tombol send agar foto aibnya terkirim ke grup kelas XI.

"Jangan berteriak kalau kau masih ingin sekolah disini tanpa malu! Turuti saja perintahku!"

Airin hanya bisa menangis dalam diam saat Ryan menciumi lehernya. Dengan kurang ajarnya Ryan membuka tiga kancing teratas seragam Airin. Tessa yang sama kurang ajarnya malah merekam kegiatan Ryan dengan ponselnya. Dia tersenyum licik karena mempunyai bahan ancaman baru untuk selalu mengerjai Airin. Tubuh Airin gemetar karena Ryan mulai turun ke dadanya. Dia sangat takut dan tidak tau apa yang harus dilakukannya. Dia hanya berharap agar ada seseorang yang lewat agar kegiatan biadab ini dapat segera berakhir. Airin meremat-remat rok nya hingga buku jarinya sudah putih karena tangan Ryan yang kini menyentuh dadanya.

Tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat. Namun Tessa berlari sedikit menjauh. Saat Airin ingin melihat siapa yang datang, Ryan yang semula membungkam Airin dengan tangannya justru berganti membungkam bibir Airin dengan bibirnya. Airin terkejut dan berusaha memberontak. Namun lumatan kasar itu berhenti dengan sendirinya saat suara itu mengudara. Suara yang Airin kenal, itu Suga.

Suga tak kalah terkejutnya dengan diriku. Rasanya aku ingin menghambur ke pelukannya saat itu juga. Bibirku terlalu kelu untuk sekedar berkata 'Tolong aku'. Namun sebelum itu semua terjadi, Tessa sudah menghampiri kami dengan sandiwara busuknya.

"Oh my God! Ryan, apa yang kau lakukan disini? Dasar kau gadis murahan! Suga, lihat kan dia ini gadis murahan,  penggoda pacar orang!"

"T-tidak.. Aku tidak seperti itu, Ga. Kumohon jangan percaya kata Tessa."

"Oh, jadi ini alasanmu mengapa akhir-akhir ini meninggalkanku saat jam istirahat?"

"Tidak, B-bukan begitu Ga..."

"Selama ini aku mempercayaimu. Aku selalu membelamu saat kau dihina teman-teman. Aku bahkan menaruh perasaan padamu. Tapi kau, ternyata..Semurah ini

Entahlah, Rin. Lanjutkan saja kegiatanmu. I can't be with u anymore"

"Suga..."

Suga berlari meninggalkan Airin. Tessa dan Ryan pun pergi setelah puas mengerjainya. Airin sudah tak kuat menahan beban tubuhnya. Ia jatuh bersimpuh di sudut perpustakaan. Tangisnya tumpah. Hatinya sakit karena mendapat pelecehan sekaligus kehilangan kepercayaan Suga.

Sayup-sayup dia mendengar ponselnya bergetar. Seketika matanya membulat sempurna. Jantungnya serasa jatuh ke perut. Pandangannya sudah kabur. Bibir bawahnya sudah digigit sekuat tenaga untuk menahan tangisnya.

11 messages from Grup kelas XI
4 images send from Grup kelas XI

"Wah, luar biasa! Airin memang sesuatu yang lain"

"Oh my God! Apa ini asli? Bukan editan?!!

"Sudah kubilang bukan, dia itu pelacur"

"Wah, tubuhnya bagus juga. Berapa harga mu semalam? @Airin"

"Dasar gadis murahan! Mati saja kau! Merusak citra sekolah saja!"

"Kalau aku jadi dia, aku tidak punya muka lagi."

"Kalau aku jadi dia ebih baik aku loncat saja dari atap gedung. Eww dasar jalang!"

Airin menutup pesan grup. Dia sudah tak kuat membaca pesan-pesan itu. Ingatannya langsung tertuju pada Suga. Dia buru-buru mengirim pesan pada Suga.

"Ga.. Tolong aku. Itu tidak benar. Tessa sengaja menjebakku. Jangan percaya kata mereka, kumohon..."

Ia mengetik pesan dengan pipi yang sudah basah. Berharap Suga nya akan membela dan percaya padanya seperti biasa. Namun ternyata Airin keliru. Hari itu Suga juga ikut melemparkan garam lain di lukanya.

"Entahlah. Urus urusanmu sendiri. Aku tidak ingin terlibat dengan gadis jalang sepertimu lagi!"

Dunia Airin seketika runtuh. Apa yang ia yakini selama ini salah. Dia selalu yakin walaupun dirinya mengenakan pakaian seksi, selama ia memiliki kepribadian yang baik dan prestasi yang bagus ia bisa membuat dirinya terlihat seksi dalam artian 'menawan'. Bukan seperti yang teman-temannya tuduhkan, terlihat seksi yang 'murahan'.

Airin membenahi seragamnya dan keluar perpustaakaan. Ia menyadari tatapan dan cemoohan para siswa di koridor. Semuanya hancur. Suga nya juga tak percaya padanya. Tatapan hina tak dihiraukannya lagi. Ia hanya berlari sekuat tenaga menuju rooftop.

Tbc

Sad or happy ending ?

Comethru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang