1🐾

306 11 3
                                    


~Happy reading~



Sayup-sayup terdengar perbincangan para siswa yang berada di koridor sekolah. Ingin mengabaikannya, tapi tetap saja ada satu dua kata yang memaksa masuk ke pendengarannya. Airin telah berusaha mengabaikannya, namun tetap gagal. Hatinya sedikit terluka kala menyadari bahwa subjek perbincangan para siswa tersebut adalah dirinya.

Dia paham betul mereka sedang membicarakan hal buruk tentang dirinya, hanya karena postingan di sosial media nya tadi malam. Bahkan ada kata 'pelacur' dan 'jalang' di kolom komentar postingannya. Ia bingung, mengapa orang-orang merasa salah tentang itu.

*Bunyi bel pelajaran akan segera dimulai

"Hai Mika, apa kau sudah mengerja-"
Mika tidak merespon Airin dan meninggalkan bangkunya.
"Kenapa k-kau pindah ka?"

"Aku tidak ingin di cap sebagai teman pelacur"

"A-apa maksudmu?"

"Kau selalu mengenakan baju yang kelewat seksi. Apalagi saat hangout bersama teman lelaki juga. Dan juga tadi malam, kau perempuan sendiri hanya mengenakan bikini diantara beberapa lelaki. Apa kau tidak malu mem-posting hal seperti itu? Kita bukan di negara Amerika, Rin!!"

"Apa katamu? Aku sedang di pantai. Bukankah wajar kalau aku mengenakan bikini? Lagipula aku sedang bersama-"

"Ya. Dan kau juga mengenakannya saat kita hangout kemarin. Apa kau tidak tahu apa yang dibicarakan anak-anak tentangmu? Apa kau tidak peduli tentang pikiran busuk anak lelaki?!"

"Mengapa itu j-jadi masalah besar?"

Airin terkejut bukan main saat Mika mengkritiknya dan pindah dari bangku sebelahnya. Namun mereka tak lagi melanjutkan perdebatan karena wali kelas telah masuk. Airin tak menyangka bahwa pandangan teman-temannya seburuk itu terhadapnya. Airin sedih. Bukan karena teman-teman mencemooh hal yang disukainya. Namun, Airin terluka karena teman-teman memandang buruk dirinya hanya karena pakaian yang dikenakannya. Airin masih termenung hingga suara Wali kelas menginterupsi dirinya.

"Baiklah anak-anak mohon perhatiannya, Bla bla bla.....
ini Gilang Suganda.
Baiklah, kau bisa duduk di bangku yang kosong. Eum, di sebelah Airin."

Seorang lelaki yang berwajah asing tiba-tiba duduk di samping Airin.

"Siapa kau? Apa kau anak baru?"

"Apa kau tuli? Bu Guru baru saja memperkenalkanku di depan."

Airin sedikit terkejut menanggapi lelaki ketus tersebut.

"Maaf, aku tadi kurang memperhatikan. Kau anak baru kan? Perkenalkan, aku Airin"

"Baru pagi, sudah melamun. Kalau tidak niat sekolah jualan tahu aja sana!"

Airin yang sedari tadi diketusi bukannya marah atau tersinggung. Dia malah tertawa karena ucapan teman sebangku barunya itu.

"Kau lucu. Jangan bawa-bawa tahu, mentang-mentang kulitmu seputih tahu. Hahaha
Sudah, jangan kesal ya karena aku tidak memperhatikanmu tadi saat di depan. Aku Airin... Kau?"

Airin menyodorkan tangannya sekali lagi. Lelaki itu akhirnya menerima tangan Airin.

"Aku... panggil saja Suga."

**

"Suga, apa kau tidak ingin ke kantin?"

"Tidak"

"Jangan malu. Aku bisa menemanimu. Lagipula setelah ini pelajaran matematika. Perutmu nanti kosong"

"Aishh cerewet! Aku mau tidur, jangan ganggu!"

"B-baiklah kalau begitu"
Airin terkejut. Dia masih belum terbiasa dengan tempramen lelaki ini. Ia pun segera berbalik menuju pintu kelas. Namun langkahnya terhenti karena ada suara yang mengejutkannya.

"Rin, aku titip roti satu sama air mineral."

Airin yang merasa dirinya dipanggil langsung menoleh ke sumber suara.
"Dasar kau ini! Oke akan aku belikan"

Lagi-lagi Airin hanya bisa tertawa dengan tingkah Suga. Lelaki itu terlihat dingin dan gengsi-an. Apalagi kalau sudah bicara, kata-katanya tajam seperti kulit durian. Padahal dia sebenarnya pemalu, malu-malu kucing. Dasar Suga, sudah seperti kucing galak saja.

Airin sama sekali tidak keberatan dengan adanya migrasi kucing galak di sebelah bangkunya. Dia senang malahan. Berkat Suga dirinya tidak kesepian lagi di kelas karena teman-teman yang kurang menyukainya. Yah, walaupun kucingnya sangat galak. Itu semua lebih baik daripada harus menghabiskan waktu sekolah yang membosankan tanpa ada yang diajak bicara.

Suga pun sepertinya juga sudah terbiasa dengan Airin. Makin hari mereka cukup dekat karena Suga mau mengobrol dengan Airin. Hari-hari Airin di sekolah menjadi lebih menyenangkan. Ia membuka diary nya dan tersenyum sambil menulis sesuatu.

These last few weeks have been exhausting
I’m lost in my imagination
And there’s one thing that I need from you,
Can you comethru?



Tbc
Ini rencananya short story, jadi 5 part udah end ya. Jadi singkat padat jelas aja hehe

Comethru ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang