ANNA
~*~*~*~*~~*~*~*~*~~*~*~*~*~
"Anna mana!?" Tanya seorang pria yang tidak asing di depan pintu kelasku dengan nafasnya yang tak teratur. Bisa kutebak dia pasti berlari kemari. Dari suaranya sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.
Sontak kedatangannya membuat aktivitas beberapa siswi disana berhenti, hanya untuk mengaggumi ciptaan Tuhan yang satu itu. Jujur dia memang cukup tampan, dia juga manis, tapi itu bukan berarti gue suka sama dia ya. Bagaimanapun juga, gue gak boleh menghianati Adrian Dwi Pradana. Si mas jawa yang menjadi most wanted sekolah yang sangat imposible untuk gue miliki. Selain itu juga, pria yang saat ini sedang berdiri di depan pintu kelas ku itu juga merupakan crushnya bestie ku yaitu Safa Amila Azara dan kita panggil aja dia Mila .
"wa'alaiskumsallam" balas Kofifah yang notabene anak rohis yang sepertinya menyindir tata krama Raka yang boleh gue bilang bar bar.
"Eh hai Raka" yang kemudian disahut lagi oleh salah satu cabe dikelasku. Yup aku baru ingat namanya. Nama laki laki itu adalah Raka.
"Anna mana?" ulangnya lagi sambil mengedarkan pandangannya, sepertinya dia sedang menscan setiap murid dikelas ku. Mencoba mencari keberadaan ku mungkin?
Jujur gue juga penasaran, apakah dia tau kalau gue Anna. Karna kata Mila dia sering banget ceritain gue ke tuh cowok cuman buat sekedar cari topic buat dibicarain sampe sampe nama gue dan kehidupan gue yang dijadiin topic. Kalau kata sederhananya sih gue di gibahin mulu sama Mila. But gue gak masalah sih dengan itu. Berarti, seenggaknya hidup gue atau mungkin nama gue aja udah bermanfaat. Berarti nambah pahala juga gak sih.
Dan, Hap! Mata kami saling bertemu satu sama lain. Dan untuk kesekian detik kemudian dia berjalan kearahku. Bisa gue tebak lagi kalau dia tau wujud atau bentukan Anna yang notabene adalah gue.
"Lo Anna kan? Temannya Mila?" ucapnya dengan suaranya yang sepertinya akan menjadi suara yang akan kuingat. Suara itu sangat khas, baritone yang sangat deep.
Tak ada jawaban yang gue kasih buat pertanyaanya, karna dari pertanyaanya kayaknya dia juga udah tau jawabannya. Gue cuman natap balik ke dia, dengan alis yang terangkat satu. Menandakan kalau gue lagi bertanya apa maksud dan tujuan dia nyariin dan nyamperin gue.
"Mila sakit, dia lagi di UKS, dia minta gue buat nyuruh lo nemuin dia sekarang" jelas Raka panjang lebar seperti dapat membaca pertanyaan dipikiran gue.
Tanpa banyak Tanya, gue langsung bergegas ke UKS, ninggalin Raka gitu aja tanpa kasih penjelasan sama sekali.
~*~*~*~*~~*~*~*~*~~*~*~*~*~
Di UKS gue cuman bisa pasang muka kahwatir ngeliat Mila si manusia ajaib ini bisa terkapar juga.
"Kok lu sakit gak bilang bilang sih Mil" ucapku memasang wajah cemberut.
"Gue juga gak tau bakalan sakit Na, tiba tiba aja dah tekapar gini" jawab Mila lemah masih dengan wajah pucat dan masih berbaring diatas ranjang UKS.
"Kok Lu bisa sakit tiba tiba gini, seragam Lu juga basah nih, Lu habis olahraga pake putib abu Mil?"
"Gara gara Raka ngajakin gue ngobrol, jadinya kita dihukum sama si Pak Tinja lari lapangan 5 kali Na" jawab Mila lemah namun masih berusaha untuk bercanda. Okey gue tau siapa guru yang dimaksud Mila, dia juga masuk ke kelas gue spesialis pelajaran super mumet alias matematika. Sebenarnya nama bapak itu Pak Tija dan taulah mendengar namanya yang aneh itu apa yang kalian ingat selain kata"Tinja".
"Loh, kok Lu malah nyalahin gue Mil, yang ngajak ngobrol duluan kan Lu" Ucap Raka melakukan pembelaan yang sepertinya sedari tadi sudah berdiri di dekat pintu UKS menyaksikan drama antara gue dengan Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKANNA
أدب الهواةBuat yang kejebak Friendzone sini merapat "Na" "Hmm.." sahut ku masih asik menyantap seblak dihadapanku "Makan yang banyak ya" ucap Raka mengusap puncak kepala ku "Hm" "Anna" lagi, aku menyukai setiap part dia menyebut nama ku dengan suara baritonya...