ANNA V- Kahwatir

9 2 4
                                    

ANNA POV

Halangan hari pertama di tambah tembus di sekolah itu, rasanya kayak kesialan yang dihindari oleh setiap perempuan.
Dan disinilah aku dengan keram perut yang semakin menjadi ini, dimana lagi kalau tidak didalam kelas.
Selama pelajaan rasanya tak ada satupun yang masuk ke otakku , kalian pasti tau bukan bagaimana rasa sakitnya halangan hari pertama. aku bertanya tanya, apakah melahirkan nanti akan sesakit ini atau mungkin lebih parah lagi?
oke oke abaikan tentang itu sekarang, ayo fokus dengan keadaan ku saat ini.

Dan akhirnya proses pembelajaran pun selesai, dan dengan lunglai aku langsung meletakkan kepala ku diatas meja ku sembari memegangi perutku yang masih sakit.
"Sya, rapat hari ini jadi ya?" tanya ku pada Tasya masih dengan posisi yang sama
"Jadi Na, lo kalau gak kuat biar gue aja yang ikut rapat, lo bisa balik duluan Na, muka lo juga pucat banget tuh"
"Izinin ke Farhan dulu Sya, gue males ntar debat lagi sama dia"
Farhan adalah ketua kelas di kelas gue dan juga menjabat sebagai ketua OSIS di sekolah gue dan juga sebagai ketua panitia Pensi tahunan untuk tahun ini. Jabatan sempurna untuk manusia bar bar sepertinya.
kalau mau kenalan sama Farhan nanti akan aku kenalkan, tapi gak sekarang

"Han..Rapat dimana?" ucap Tasya yang masih bisa kudengar dari balik muka ku yang kusembunykan di balik kedua tangan ku yang berada di atas meja ku
"Ruang OSIS, ini gue mau infoin ke anak anak di Group" balas Farhan
"Anna lagi gak enak badan tuh, hari ini dia izin ya, jadi gue sama Alex aja yang ikur rapat"
"Gak enak badan? sakit apa? perasaan tadi pagi masiih antengan aja tuh anak" ucap Farhan dengan nada suara yang menurut ku menyebalkan, kalau aku melihat ekspresinya saat ini pasti sangat mengesalkan, aku berani jamin
"Tamu bulanan" ucap Tasya dengan begitu santainya tanpa memperdulikan betapa malunya aku yang mendengarkan kepolosan mulutnya itu
"Ohh.."
"Boleh kan?"
"Rapat di kelas kita aja kalau gitu" usul Farhan yang membuat ku berhasil mengangkat kepala ku dan menatapnya kesal, sepertinya aku tau maksud pembicaraan ini
"Gue ke UKS kalau gitu" balas ku menatap kesal Farhan yang fokus pada ponselnya dan tak lama kemudian
.
.
"ting" sebuah notifikasi chat WA masuk ke ponsel gue,atau mungkin bukan cuman ponsel gue.

"Rapat Panitia Inti Pensi diadakan di Kelas XII MIPA 1- ditunggu 20 menit dari sekarang"

ya itulah isi pesan dari sang ketua PENSI yang kebetulan adalah Ketua OSIS dan kebetulan nya lagi adalah ketua kelas ku dan kebetulan nya lagi pernah... oke cukup jangan terlalu membahas Farhan
"Gak perlu, lo ditempat lo aja, gue kasih izin lo ikut rapat dengan posisi lo kayak tadi"
"Apaan sih Han, apa kata panitia yang lain ngelihat gue tidur waktu rapat"
"Gue yang tanggung jawab, udah lo balik ke posisi lo tadi aja, lo gak enak badan kan?"
"Han...gue gak..,"
"Lo di UKS juga gak ada yang jaga kan? jam pulang sekolah gini mana ada yang jagain UKS, Tasya juga disini ikut rapat, teman lo yang anak IPS itu juga panita inti kan? terus kalau lo mati di UKS gimana?" ucap Farhan panjang x lebar memotong ucapan ku
"Kalau gue mati disini gimana?" ucap ku kesal
"Gak akan" ucapnya santai yang kembali fokus dengan ponselnya
"Nyebelin banget sih Lo, kan ada Tasya juga yang Farhan, panitia inti kelas kita gak cuman gue" ucap ku kesal, untuk sesaat aku lupa dengan keram di perutku dikarenakan kesal dengan manusia satu ini.
"Dari cara lo jawab gue, kayaknya lo gak sakit lagi, jadi gak ada alasan ke UKS"
"Hann Lo tuh.."
"Gue lagi gak mau debat Anna" ucap Farhan yang kemudian meninggalkan kelas,yang mana tanpa gue sadari dari tadi Alex dan Tasya sedang menjadi penonton perdebatan kami.
.
.
.
aku gak tau apa alasanya, tapi hebatnya gak ada satupun anak anak yang permsalahin posisi ku saat in. mereka seolah olah sudah di briefing dan memahami kondsi ku saat ini.
aku emang tampak seolah olah tertdur, karena aku juga nyembunyiin wajah ku di balik kedua lengan ku. tapi telinga ku gak budek. mendadak kelas rada bising, namun kemudian kembali diam. Sampai aku dengar suara yang membuat mood ku kembali anjlok, padahal dia sudah meminjamkan jaketnya ke aku.
Dan aku lupa, kalau Adrian juga panitia Pensi OSIS dan alhasil hampir saja aku menunjukan taring ku yang kemungkinan akan membuat image ku jelek di depan Adrian.
.
.
.
akhirnya rapat selesai, dan aku masih harus tungguin Mila yang sepetinya masih ada perdebatan dengan panitia dari kelas dia. dan Alhasil dia harus rapat kembali dikelas ku dengan aku yang hampir tewas ini harus nungguin dia
sampai tiba tiba aku ngelihat kaki plus badan seorang pria tentu saja karna dia memakai celana seraegam puti abu makanya aku tau dia ini cowok. dia menjongkokan dirinya disamping ku. mencoba menyesuaikan tinggi nya dengan posisi ku saat ini.
"Maaf, Anna,.." wait, aku kenal suara itu, tolong jangan bilang yang ada di samping ku saat ini orang yang ada di pikiran ku saat ini, jangan please. jantung ku mau lepas ini, please
"Anna.." lagi, suara itu kemabali memanggil
"Sakit banget ya? ini gue bawain air hanget dari kantin, biasanya kakak sama adik gue pakai cara ini buat ngurangin keram perut" ucapnya panjang lebar yang sampai saat ini belum mendapat respon dari ku
jujur aja aku tau alasan dia ngira aku makin kesakitan, apalagi kalau bukan karen aku yang mencengkram baju ku semakin erat. Padahal itu bukan karena sakit, tapi karen akutuh gugup banget saat ini.
"Anna...sakit banget ya?" lagi pertanyaanya berhasil mengusik dunia ku
Aku mengangkat kepalaku, mencoba setenang mungkin menghadapi manusia blasteran sorga ataupun malaikat ini.
Aku gak ngomong apa apa, selain senyum kaku mencoba menetralkan jantungku yang sepertinya sudah akan jatuh menuju lambungku
"Ini, diletakin di perut" ucap Adrian memberikan Botol air mineral yang sepertinya isinya sudah digantikan dengan air hangat
"Thanks" balas ku kaku
"Sama sama" ucapnya yang kemudian memperhatikan ku yang meletakkan botol itu di perut ku.
jujur gue gak kuat lama lama di tatap kayak gini, Mila tolongin gue, kayaknya bentar lagi gue mati gara gara Adrian.
"Gimana?"
"Mendingan" balas ku tanpa melihatnya sama sekali
"Besok besok kompres pakai air hangat aja, soalnya kakak sama adek gue juga sama kayak lo kalau lagi.." ucap Adrian terhenti yang sepertinya mengerti kalau gue kurang nyaman dengan arah pembahasan selanjutnya,
"Lo pulang bareng Mila kan?"
dan balasan ku hanya mengangguk seperti anak bodoh, dan siapa sangka respon gue malah buat Adrian melakukan hal yang dari dulu paling gue antsipasi dari cowo, dia ngacak rambut gue
"Lucu banget sih lo, gue duluan ya kalau gitu"

selesaiii

maaf banget ya pendek

lagi mager banget ngetik, soalnya lagi sibuk juga dengan kerjaan akunya

BTW next part aku mau kenalin selain itu curhat juga

byeee

maaf Raka hari ini lagi gak ada, ini tentang Adrian. aku makin gak sabar mau kasih tau ending nya sama kalian.

kalau kalian teman dekat aku yg kebetulan baca ini pasti rada rada gimana gitu bacanya

causeee

oke byee

RAKANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang