RAKA IV-PDKT

18 2 13
                                    

Olahraga dengan seragam abu abu itu emang paling seru, percaya atau engak tapi gue sama Adrian sependat sama hal ini. Kita jarang banget sependapat tapi hebatnya kita bisa temenan selama ini. Kita udah temenan semenjak masuk SMP, waktu itu Adrian belum seganteng sekarang. Sampai dikelas 3 SMP, sepulang dari liburan dari bandung tiba tiba aja dia jadi rapi begini.

"Oke gue ngalah" ucap Adrian setelah gue berhasil masukin si bundar kedalam ring nya.

Mendengar ucapan Adrian barusan gue cuman balas pakai smirk andelan gue, yang kalua Mila bilang kalau gue smirk gitu ke anak cewek pasti mereka auto baper. Dan siapa sangka Mila waktu itu lagi mendeklarasikan dirinya yang udah baper sama gue.

"Ka.."

"Hmm.."

"Yang dikantin tadi Anna kan? Yang kemaren pulang bareng lo?"

"Ingat lo?"

"Lucu ya anaknya" ucap Adrian yang kemudian meminum air dari botol minum yang tadi mau gue minum.

Gue kaget dengan pernyataan Adrian tapi gue enggak nunjukin keterkejutan gue ke Adrian, gue cuman pasang muka datar gue. Kenapa gue kaget, karena dia itu tipe orang yang gak akan ngomongin cewek kecuali dia benar benar tertarik sama itu cewek.

"Lo suka sama dia" selidik gue
"Gue cuman bilang dia lucu, bukan gue bilang gue suka dia?"

"Buat gue sama aja sih"

"Gue udah punya pacar" jawab Adrian dengan sedikit senyum diujung bibir nya.

Oke, gue enggak mau memperpanjang perdebatan gak penting ini. Sampai mata gue menangkap sosok di atas sana. Iya gue dari tadi emang liatin kelas Anna, enggak tau kenapa mata gue pengen aja liat kesana. Dan siapa sangka gue ngelihat Anna yang baru saja keluar dari kelas nya. Dan entah ada bisikan dari mana gue auto berdiri dari tempat kita selonjoran saat ini.

"Gue duluan" ucap gue mengambil tas gue dan langsung lari kearah bangunan IPA

"Mau kemana lo?!" Teriak Adrian

"Mau PDKT" Balas ku sambil melambaikan tangan ku padanya

.

.

Tinggal beberapa anak tangga lagi, sampai gue dengar suara anna
"Kalau aja Adrian muncul tiba tiba di depan gue, gue yakin dia jodoh gue* ucap Anna dengan kepalanya yang masih mereng, entah ngeliat kemana.

Dan dengan isengnya, gue diam di tempat gue yang ngebuat dia yang tidak memperhatikan jalan menabrak badan gue.

"Oh Shitt" ucap Anna setelah ngelihat muka gue

"Sayang nya gue bukan Aadrian, gimana dong?" ucap ku menjahili nya

"Ngapain lo kesini?"

"Mau pulang bareng gue enggak?"

"Lo ada maksud apa? Kalau lo deketin gue buat dapat persetujuan supaya lo bisa deketin Mila, tanpa lo minta izin pun gue udah kasih izin" ucap Anna Panjang lebar. Dan gue bisa bilang kalua ini jadi rekor kalimat terpanjang yang dia ucapin ke gue.

"Gue anggap lo setuju" ucap ku yang mengambil tentengan buku pelajaran yang ternyata cukup berat.

.

.

.

Gue gak nyangka kalau badan gue gak bisa diajak kerja sama kayak tadi, gila kalau aja otak gue makin gak bisa diajak kerja sama mungkin aja gue bakalan berakhir dengan pipi merah akibat nyium anak orang sembarangan. Jujur ini pertama kalinya gue niat baperin anak orang tapi malah gue yang gak bisa lupain Anna karena kejadian tadi.

RAKANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang