11.|Corona hidup jadi merana

63 7 8
                                    

Haaii
Apakah masih ada reader disini?

Hehe ;)
Happy reading!!!

"Huaaii" Leonna masih terlentang diatas kasur empuknya. Ia enggan bangun dari atas kasurnya.

Jam sudah menunjukan pukul 10.00 namun ia masih bermalas malasan di atas kasurnya. Hari ini adalah tepat sebulan dua bulan atau ntah bulan keberapa hari ini ia tidak bersekolah karena Virus yang berasal dari negri china itu mewabah. Yang biasa disebut corona atau covid 19.

"Nanaaaa!!!" Teriak Lehsya, bunda Leonna dari arah dapur.

"Hmm" Leonna hanya berdehem dengan mata yang masih tertutup.

"Ini udah jam berapa!, Bangun ayo! Bantuin bunda sini!"

"Iyaa" namun Leonna masih saja enggan beranjak. Ia menutupi telinganya menggunakan bantal.

Lehsya kesal karena Leonna tidak cepat datang, ia pergi ke kamar Leonna. "Leo!!" Teriaknya sembari membuka pintu kamar dengan keras.

Brak!!!

Leonna terkejut, ia langsung bangun dan menyadari bahwa ini adalah situasi darurat.

"Leonna! Ayo cep-" "iya bun" dengan cepat ia memotong pembicaraan bundanya dan bergegas menuju kamar mandi, ia malas untuk mendengarkan ceramah bundanya di pagi hari.

Setelah selesai mencuci muka, ia turun untuk mengisi cacing yang ada diperutnya.

Ia menuruni tangga satu persatu sembari menyanyi cacing yang ia dengar beberapa hari lalu dari ponsel keponakannya yang ia namai "Cacing song"

Cacing cacing diperut curi semua nutrisiii

Tapi tak perlu takuut

Ada konpermeg

Ia terus bersenandung dengan ria hingga sampai ke meja makan.

Lehsya memberikan sepotong roti yang sudah diolesi kenangan masa lalu. Kesukaan Leonna.

"Bun mau lagi" ucapnya setelah melahap habis roti yang telah bundanya berikan.

"Tumben?" Tanya Lehsya.

"Sekarang sarapan plus makan siang" ucap Leonna.

Setelah selesai memberi makan cacing cacingnya itu, ia beranjak menuju ruang keluarga. Dimana Ayah dan kakaknya berada.

"Lu ngapain bang?" Tanya Leonna melihat Aldi-- kakaknya sedang khusyuk.

"Diem dlu bocah" suka ngegas emang.

"Ga di sumpel kaos kaki gue udh untung lu" ucap Leonna dalam hati.

Setelah Leonna meminta bantuan Tim SAR dan peneliti badan golgi untuk menemukan apa yang sedang dikerjakan abang galaknya itu, akhirnya ia tahu bukan tempe.

Aldi, ternyata sedang mengukur perbedaan besar kecilnya badan semut dan gajah.

Dan ia menemukan bahwa dari hasil tes penelitiannya itu bahwa ukuran semut dan gajah sangatlah berbeda.

Ia bangga telah menemukan perbedaan itu.

Leonna hanya bisa geleng geleng kepala sebanyak 200 kali. Hingga kepalanya hampir copot. Eh g.

Kay--kucing kesayangannya datang dan duduk diatas pangkuan Leonna.
Ia mengelusnya, takut kucing ini kurang belaian seperti readers ini. Canda deng.

Ia membuka Hp nya, membuka aplikasi chat yang sering ia gunakan dan seperti biasa...

Sepi

Sungguh miris hidupnya.

Best Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang