Brakk!!
"Park Chan--Argh! Ingin sekali aku memakimu, tapi kau masih anakku!"
Kedua bola mata lebar Chanyeol menatap pria paruh baya yang kini sedang memijat pelipisnya. Pandangan geram seketika menusuk, menjadikan sosok 'ayah' seolah-olah manusia paling dibencinya.
Chanyeol mengeraskan rahangnya, dia masih berdiri dengan degup jantung yang seribu kali lebih cepat. Kini, kedua matanya memanas sementara tangan kekarnya mengepal kuat-kuat membuat kukunya memutih seketika.
"A Park bisa hancur karena keegoisanmu! Apa lagi yang harus ayah lakukan untukmu, hah? Berlutut di hadapanmu? Memeluk kakimu? Katakan sekarang juga!" Teriak Tn. Park menggema.
Disana, semua orang termasuk pelayan rumah megah itu berdiri tegang. Bahkan tidak ada satu pun yang berani menggerakkan anggota badan mereka saat ini. Rumah luas nan megah ini selalu diisi oleh keheningan dan ketegangan, dan mereka cukup muak melihat teriakan dan kata-kata makian yang bukan lagi menjadi sebuah dosa bagi mereka.
"Persetan dengan A Park, aku rela tidak menjadi penerus perusahaanmu dan hidup sebatang kara demi cintaku."
Suara berat Chanyeol menggema, menelusuk ke penjuru ruangan. Disana, Tn. Park benar-benar menatap Chanyeol penuh dendam. Anak yang dahulu menjadi anak kesayangannya itu kini malah menjadi musuh dalam selimut.
"Lalu apa kau bisa membuktikan kalau Kim Hyerim masih ada?" Tanya Tn. Park.
Chanyeol membisu, kemudian dia menunduk dan beberapa detik kemudian tangisnya mulai terdengar samar-samar.
"Aku percaya dia masih ada.." Jawabnya lirih.
Tn. Park melangkahkan kakinya mendekat ke arah putra bungsunya itu. Sementara Chanyeol, dia masih bungkam dengan tangisannya yang masih setia menggema.
"Kau mau keluar dari silsilah keluarga Park?" Tanya Tn. Park dengan nada rendah.
Chanyeol masih bungkam, justru dia malah semakin memperkuat tangisannya yang belum kunjung padam.
"YAK!!!" Teriak Tn. Park keras. Semua orang disana hampir meloncat ketakutan, apalagi urat-urat pria berumur empat puluh sembilan tahun itu menyembul keluar.
"Akan kupastikan kau keluar dari bagian keluarga Park. Mulai detik ini." Lanjutnya tegas.
Chanyeol mendongak, kini ayahnya bisa melihat kalau wajah putra satu-satunya itu terlihat kacau. Ketampanan dan ketegasannya memudar seketika.
"Pergilah dan jangan pernah harap kau bagian dari kami lagi!" Teriak Tn. Park.
Mendengar itu, Chanyeol segera menurut dan melangkahkan kakinya pergi menjauh dari rumah yang sejak kecil menjadi naungannya.
Memangnya kenapa? Chanyeol juga punya hak untuk memilih pasangan hidupnya. Lagipula dia sudah muak dengan harta dan tahta yang tidak akan pernah abadi. Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang kini sedang berada di genggamannya.
Kehadiran pria bertubuh jangkung tersebut sudah tidak ada lagi. Sepeninggal Chanyeol, semua orang disana menatap pintu rumah yang terbuka lebar dengan tatapan sendu. Park Chorong, kakak kandung selaku teman baik bagi pria itu kemudian menangis seketika. Gadis berambut hitam itu melangkahkan kakinya mendekat kearah sang ayah yang kini tertunduk lesu masih setia di tempatnya.
"Ayah kenapa kau melakukan itu?..." Tanya Chorong lirih.
Tanpa mereka ketahui, Tn. Park mulai membendungkan semua air matanya. Bukan, bukan hanya mereka yang menangisi kepergian Chanyeol. Tetapi Tn. Park juga merasakan hal yang sama. Chanyeol adalah anak kebanggaannya sejak dulu, dan dia hanya ingin anak bungsunya itu menjadi penerusnya jika dirinya sudah tiada nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri dari Masa Depan
Romance''Dia adalah istriku dari masa depan, yang harus aku perjuangkan apapun yang akan terjadi.'' - Park Chanyeol. Jung Eunji, gadis yang tidak diketahui asal muasalnya mulai memasuki celah hidup seorang Park Chanyeol untuk menjalani 'misi' nya, yang tib...