Kamu masih ingat nggak? Kedai kopi favorit kita yang terletak disalah satu sudut kota dan dekat rel kereta.
Aku juga heran kenapa ditempat yang bahkan bukan dataran tinggi langit sore bisa kelihatan begitu cantik.
Biasanya kamu akan menyusulku yang sudah lebih dulu duduk disana sambil mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Kamu selalu menghampiriku dengan raut wajah kelelahan, sehabis rapat katamu. Tanpa bertanya kamu akan meraih air mineral yang tidak pernah absen selalu ku bawa kemanapun.
Biasanya tidak ada percakapan hingga beberapa menit kemudian karena aku yang sibuk dengan tugas sedangkan kamu kadang-kadang hanya menumpukkan siku dimeja, menatapku lamat-lamat, hingga membuatku berteriak kesal karena kelakuanmu yang jahil dan menyebalkan.
Kalau aku boleh jujur, aku sebenarnya benci melihat kamu yang kembali merokok akhir-akhir ini, maksudku, ya alasan klasiknya mungkin karena itu tidak baik untuk kesehatan tapi lebih dari itu aku nggak mau waktu berhargamu nanti di masa depan yang harusnya dihabiskan dengan orang tersayang malah membuatmu jadi sakit-sakitan, dan itu membuat kamu kehilangan beberapa momen terbaik.
Tidak ada yang menjamin kita akan bisa seperti ini sampai berapa lama, karena aku bahkan tidak percaya dengan kata selamanya.
Rasanya aku sudah mengatakan ini nggak tau berapa kali, dan aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku sayang kamu. Sampai kapanpun.14 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA DAN PERGI (SUDAH DITERBITKAN)
Ficción GeneralSINOPSIS "Kita harus sering-sering seperti ini" kataku sambil menopangkan dagu. "Seperti apa?" tanyamu penuh jenaka. "Pergi ke tempat yang jauh bersama-sama tanpa direncanakan, naik kereta, lalu menyewa kendaraan di pusat kota, menikmati makanan tra...