Hari itu aku yakin semesta sedang ikut berbahagia bersamamu, buktinya mendung menyelimuti langit Jogja dengan sangat manis.
Kamu tahu apa artinya?
Sebentar lagi gerimis akan turun, lalu rintiknya ikut membasahi kaca jendela yang sedang kamu tatap dari dalam rumah.
Sementara itu sesekali tanganmu terulur untuk menciptakan pola yang disebabkan oleh embun.Kemudian ingatanmu terbayang saat beberapa tahun yang lalu, aku berdiri dihadapanmu sambil tertawa kekanakan karena seragam putih abu-abu yang kita kenakan sama-sama basah.
Hari itu semua orang memberikan ucapan selamat kepadamu, kecuali aku.
Pikirmu aku ini pasti lupa dan tidak peduli padahal itu adalah hari yang akan selalu kuingat meskipun kita sudah nggak bersama lagi.Berkali-kali aku menanyakan pada beberapa teman kado apa yang pantas untukmu.
Kata mereka kamu nggak menginginkan apa-apa selain dekapan yang kamu butuhkan disaat terpuruk nanti.
Maka aku melakukannya saat itu, sedikit berjinjit untuk dapat menyamai tinggi badanmu serta membisikan ucapan selamat singkat yang lalu membuatmu tersenyum kepadaku.
Tanganmu yang bagiku selalu terasa hangat terulur untuk mengusap rambutku seperti biasanya.
Sekarang ditempat dan waktu yang sudah berbeda aku juga akan kembali melakukannya.
Dengan ucapan selamat yang lebih panjang namun tanpa dekapan."Selamat ulang tahun. Untuk hari ini dan tahun-tahun berikutnya yang sudah tidak kita lewati bersama lagi. Semoga kamu bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA DAN PERGI (SUDAH DITERBITKAN)
Fiksi UmumSINOPSIS "Kita harus sering-sering seperti ini" kataku sambil menopangkan dagu. "Seperti apa?" tanyamu penuh jenaka. "Pergi ke tempat yang jauh bersama-sama tanpa direncanakan, naik kereta, lalu menyewa kendaraan di pusat kota, menikmati makanan tra...