#2

5 0 0
                                    


Aku baru saja mengecek instagram, aku melihat temanku mengunggah sebuah foto kembang api dari acara International Fireworks Festival di Scheveningen, Netherlands. Aku tergelak. Dadaku langsung terasa sesak. Otakku tetiba me-recall semua kenangan yang berhubungan dengan kembang api. Yang paling ku ingat adalah kali pertama aku bertemu Aria.

Malam itu, malam tahun baru 2016 di Bandung. Aku bukan tipe orang yang suka ikut merayakan sesuatu, termasuk tahun baru dan ulang tahunku sendiri. I'm not a party kinda girl. Tapi malam itu Vanesa, sahabatku, berhasil membujukku untuk ikut pesta tahun baru yang diadakan di rumah Tantenya di kawasan Lembang. "Ikut aja, yuk! Please... Enak loh masakan tante gue, udah gitu rumahnya parah asik gila. Kita enggak perlu nyalain kembang api, semua kembang api di Bandung mau di manapun itu bakal kelihatan dari taman rumahnya. Asliiii bagus banget. enggak nyesel deh lo!", ujar Nesa sambil memohon-mohon padaku. Ugh, this girl... I didn't want to come, if it wasn't for my best friend. Mending aku tidur di rumah.

That night actually went kinda fun until Ben, Nesa's cousin, asked me to move my car because it was blocking another car. "Sorry ya jadi ganggu, mobil temen gue mau keluar dan gue enggak bisa nyetir manual, hehe", ucap Ben padaku 5 menit sebelum pukul 00.00. "Selow Ben, let's go", I answered, I didn't mind at all.

Aku pun memundurkan mobilku, sampai mobil di depanku akhirnya bisa ke luar dari parkiran rumah itu. Right after I re-park my car, someone knocked on my car's window. "Thank you, ya. Sorry ngerepotin", katanya seraya aku ke luar dari mobil. "No problem, santai", jawabku berusaha santai. Padahal sebenernya aku grogi parah waktu itu. Umm, gimana enggak? Cowok ini ganteng banget, rambutnya rapih, wangi, tinggi, pake kaos item polos lagi (this one is my weakness). "Udah jam dua belas, liat kembang api, yuk?", ajaknya sambil tersenyum ramah. "Gue emang mau lihat, tapi bukannya lo mau cabut, ya? Makanya mindahin mobil?", dalam hati aku berdoa supaya dia cabutnya nanti aja, he was so hot guys, please. "Nanti aja deh habis fireworks, penasaran juga pengen liat kayak gimana, gue Aria by the way, temennya Ben", oh my God! I got his name, I was so happy, I still remember that feeling to be honest.

After I told him my name, we walked to the garden together. We spent just five minutes looking at the fireworks and spent the other two hours talking about many things. Just the two of us. Until he forgot that he wanted to leave early that night.

And that's how I met Aria.

Damn. Aku jadi ingat dia lagi. Sejak dia menghilang tiga minggu sebelum acara pernikahan kami, aku jadi benci malam tahun baru dan kembang api. I basically hate everything that reminds me of him.

Aria, mantan calon suamiku.

Belum Ada JudulnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang