5.

2.1K 202 56
                                    

Tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan jika salah satu di antara mereka tidak memiliki perasaan lebih. Arletta bersahabat dengan Dean cukup lama. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Arletta sangat beruntung bisa memiliki sahabat seperti Dean, si bad boy yang suka membuat masalah di sekolah dan sering keluar masuk ruang BK tapi berwajah tampan.

Dean sangat cuek dan cenderung dingin pada siapa pun. Tetapi tidak dengan Arletta. Gadis itu pengecualian. Sifat manis Arletta mampu menarik perhatian Dean saat pertama kali mereka bertemu.

Alih-alih mengungkapkan perasaan, Dean lebih memilih bersembunyi dibalik hubungan persahabatan agar bisa dekat dengan Arletta. Arletta pun sama. Gadis itu diam-diam menaruh hati pada Dean, tapi tidak berani mengungkapkan perasaannya karena sering mendapat ancaman dari para penggemar Dean. Arletta sering mendapat perlakuan kasar dari mereka, tapi dia tidak pernah memberi tahu Dean.

Semakin lama perasaan itu tumbuh semakin besar dalam hati keduanya. Hingga suatu hari Dean nekat mengungkapkan perasaannya pada Arletta di depan murid satu sekolah. Arletta sangat terkejut hingga tidak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa berdiri terpaku, menatap Dean yang sedang mengungkapkan isi hatinya.

"Kamu pasti tahu aku bukan murid terpintar di kelas. Aku bahkan suka membuat masalah dan sering keluar masuk ruang BK. Tapi … ada satu hal yang perlu kamu tahu Arletta. Aku mempunyai perasaan yang tulus untukmu. Aku sudah jatuh hati padamu saat pertama kali kita bertemu."

Arletta tercengang mendengarnya. Bukankah itu lima tahun yang lalu? Saat mereka masih memakai seragam putih biru. Selama itu?

"Kamu pasti sangat terkejut, tapi itulah kenyataannya, Arletta. Aku menyukaimu. Kamu mau jadi pacarku?" Dean berlutut di depan Arletta. Di tangannya ada sebatang cokelat dan seikat bunga lily. Bunga kesukaan Arletta.

Sorak-sorak terdengar riuh dari anak-anak yang melihat Dean sedang mengungkapkan perasaannya pada Arletta. Banyak dari mereka yang cemburu, tapi tidak sedikit pula yang berharap Arletta dan Dean menjadi sepasang kekasih.

Jantung Arletta seolah berhenti berdetak selama beberapa saat. Gadis itu tidak pernah menyangka Dean mengungkapkan perasaan pada dirinya. Arletta pikir perasaannya selama ini bertepuk sebelah tangan, tapi Dean ternyata memiliki rasa yang sama pada dirinya. Arletta bahagia.

Gadis itu ingin menerima, tapi kata-kata yang keluar dari bibirnya malah sebaliknya.

"Maaf, De."

Tubuh Dean menegang. Apa Arletta menolaknya?

"Ke-kenapa...?"

"Aku nggak mungkin suka sama cowok bodoh, suka merokok, dan tukang bolos seperti kamu."

Dean tersentak. Dia tidak pernah menyangka Arletta tega berkata kasar dan mempermalukan dirinya di depan murid satu sekolah. Arletta yang Dean kenal selalu bersikap manis, tutur katanya lembut, dan sopan. Gadis yang berdiri di hadapannya saat ini seperti bukan Arletta.

"Ka-kamu bohong, kan?"

Arletta menunduk dalam karena tatapan penggemar Dean begitu tajam, seperti pedang yang sudah siap untuk membunuh dirinya. Tubuh Arletta gemetar hebat. Dia ketakutan.

Dean berdiri, meraih jemari Arletta yang terasa dingin dan menggenggamnya lembut. "Arletta jawab aku. Kamu bohong, kan?"

Arletta menyentak tanggannya dari genggaman Dean dengan kasar. Pelan mengangkat kepala, memberanikan diri menatap Dean. "Aku menjalani hidup yang sulit setelah bertemu denganmu. Jangan pernah mucul lagi di depanku, Dean. Aku membencimu."

CHANGE (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang