Azur Lane - Mirror Ocean

Roket dan Pesawat Jet

Matahari pagi yang cerah kembali menyinari pangkalan dengan cahaya hangat yang dapat menenangkan hati hampir semua orang. Namun sayang bagi Yorktown, ia tak dapat menikmati indahnya pagi hari seperti yang lain. Sudah beberapa minggu ia tak merasakan atau bahkan melihat cahaya matahari. Sebagai kansen yang seharusnya bisa berlayar di laut di bawah sinar matahari yang cerah, ia menganggap bahwa hal ini sebagai ujian yang harus dihadapinya dalam rangka memperkuat armada, terlebih terhadap Union.

Tentu saja, hal itu terjadi karena ia harus menyelesaikan program senjata baru yang ia kembangkan. Sebagai pemimpin faksi Eagle Union, Ia telah berusaha keras dan merelakan waktunya demi itu, agar bisa menunjukkan senjata barunya dalam latihan gabungan yang melibatkan Eagle Union dan Iron Blood, yang akan diadakan dalam waktu kurang dari dua minggu lagi. Apalagi setelah mendengar bahwa pesawat baru Iron Blood telah selesai dibuat, ia harus cepat-cepat menyelesaikannya. Tetapi untunglah, ternyata senjata itu hampir jadi dan akan dilakukan uji coba pertama dalam waktu dekat.

Kini Yorktown berada di salah satu koridor gelap yang menuju ke bengkel pengembangan senjata di bangunan Union. Ia duduk di bangku yang tersedia di sana, dan menunggu seseorang. Matanya terasa pedih akibat pekerjaan yang menyita waktu tidurnya, dan kepalanya terasa pening. Perutnya terasa lapar karena ia tidak sempat sarapan gara-gara sibuk mengerjakan laporan perkembangan temuannya itu. Ia pun menutup mata sembari menekan dahinya dengan sebelah tangan guna meredakan rasa nyerinya.

Hampir saja ia tertidur, ketika seseorang datang dan berdiri di sampingnya sembari memanggil namanya. Ia pun menoleh sembari mengerang. Di sana, berdiri seorang wanita tegap berbaju hitam yang memperlihatkan dadanya yang besar. Di dadanya tergantung kalung berbentuk salib yang memberikan kesan menawan pada dirinya. Ia mengenakan jas putih khas angkatan laut yang ia biarkan tergantung di bahunya seperti jubah. Rambutnya yang sependek bahu berwarna putih, memberikannya kesan seperti seorang yang aktif. Wajahnya tersenyum ke arah Yorktown yang memandangnya dengan muka lelah.

Ialah Washington yang merupakan salah satu petinggi Eagle Union yang terkenal, terutama dalam usahanya mengusir para siren pada kejadian baru-baru ini. Ia datang jauh-jauh dari pangkalan yang menjadi sasaran siren yang kini tengah diperbaiki itu, atas perintah sang pemimpin faksi.

"Kau sehat, Nona?" katanya. "Kalau perlu, aku bisa menggendongmu ke kamarmu untuk beristirahat."

"Hentikan candaanmu, Washington," keluhnya. "Kalau kau ingin membantuku, seharusnya kau datang lebih awal dan tidak membiarkanku menunggu."

"Haha, maaf," tawanya. "Tapi aku serius. Seharusnya kau tidak memaksakan dirimu sampai sejauh ini. Kau juga tidak mempersiapkan diri demi latihan yang akan datang. Entah sudah berapa hari dirimu mendekam di bengkel dan tidak merasakan matahari. Kuharap kau juga tidak lupa untuk menjaga pola makanmu, serta mungkin, kebersihan badan?" Ia mengakhiri kalimatnya sembari terkekeh.

Yorktown bangkit berdiri. Alih-alih menanggapi perkataan Washington, ia malah memeluknya dengan erat. Seketika Washington bisa mencium aroma buah-buahan dari rambutnya yang panjang, pertanda dia baru saja mandi.

"Kau sudah tahu jawaban dari pertanyaan terakhirmu," ucap Yorktown. "Jangan khawatir. Setelah ini aku akan beristirahat dengan tenang setelah sekian lama. Lagipula aku tidak sendiri. Hammann, Hornet, Dakota, serta yang lainnya juga banyak membantuku. Aku juga tidak peduli dengan performaku di latihan, selama aku bisa menyelesaikan senjata ini. Enterprise-lah yang akan menjadi perwakilan Eagle Union dalam demonstrasi nanti. Ia tampak bersemangat untuk menjadi penguji pertama dalam penggunaan senjata itu."

"Baguslah," kata Washington. Lalu ketika Yorktown melepasnya, ia mengambil sesuatu dari saku belakangnya. Ada sebuah ransum serta minuman dingin di tangannya, yang kini ia berikan pada Wanita di hadapannya.