21| Mencoba menjauh darimu

268 23 4
                                    

Jangan lupa voment :)

Setelah insiden pelabrakan Kekey beberapa hari yang lalu, Alma engga untuk bertemu dengan Vian. Ia memutuskan untuk menghindar daripada menambah masalah. Berurusan dengan kakak kelas memang hal yang menyebalkan. Terlebih lagi jika jenisnya kaum hawa.

Ia tidak mau image nya sebagai siswi kelas sepuluh dianggap buruk hanya karena masalah laki-laki. Cukup gosip berpacaran dengan Vian beberapa bulan lalu yang membuatnya jadi perbincangan hangat setiap warga sekolah. Kali ini jangan sampai lagi, Alma tidak ingin menjadi pusat perhatian untuk kedua kalinya.

Sedari tadi ponselnya terus saja berbunyi. Tanda ada panggilan masuk dari seseorang yang terus menerornya sejak kemarin. Siapa lagi kalau bukan Vian. Pemuda itu terus saja menghubungi dan mencarinya. Hingga suara cempreng yang berasal dari Reni ikut menggangu ketengannya.
Tapi hal itu tak membuat Alma bergerak, ia masih setia meletakkan kepalanya diatas meja sambil sesekali memainkan jemarinya lentiknya.

"Itu hp lo bunyi terus kenapa gak diangkat sih Al!" Ucap Reni. "Penging nih kuping gue" geramnya.

"Nih gue angkat" Alma meraih ponselnya yang berada diatas meja lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Bukan gitu maksud gue," Reni menghela napasnya kasar. "Itu tombol hijaunya Lo teken terus Lo ngomong... Ahh ribet banget sih Lo Al"

"Ogah ahh, males"

"Aneh. Yaudah Lo mau nitip apa? Gue mau ke kantin nih"

"Air mineral aja deh"

"Ok tunggu gue gak lama kok"

Alma mengangguk kemudian Reni melenggang pergi. Ia melanjutkan aktivitas sebelumya yaitu meletakkan kembali kepalanya diatas meja.

"Gak ke kantin lagi?"

Alma menaikkan tatapannya kemudian menggeleng.

"Masih trauma ya?"

Gadis itu tidak menjawab dan hanya menatap seseorang dihadapanya ini datar. Ia tidak pernah trauma dengan kejadian itu, hanya saja ia tidak mau larut kembali ke dalam masalah besar.

"Nih buat Lo" ucapnya kemudian menaruh sekantong kresek yang entah berisi apa.

"Apaan isinya?"

"Mood Lo"

Mendengar itu senyum sumringah Alma bengitu jelas. Ia mengangkat kepalanya, "beneran?" tanyanya.

"Iya"

Tanpa ba bi bu Alma membuaka kantong kresek itu, menemukan berbagai macam makan pedas kesukaannya. Ya mood Alma adalah makanan pedas. Itu dapat membuat keadaanya membaik.

"Makasih ya Van. Lo emang paling debes" Alma tersenyum kearah Ivan yang sudah duduk dihadapannya.

(debes sama dengan the best, emang sengaja gitu nulisnya)

"Iya," Ivan ikut tersenyum. "Jangan banyak-banyak makannya, ingat perut Lo"

"Iya iya abang Bintang, takut banget kalo gue kenapa-kenapa"

RUMUS CINTA ANAK SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang