Heha Sky View

50 5 0
                                    

Detta telah menggunakan celana jeans hitam panjang dan kemeja pendek pink muda. Ia melihat pantulan dirinya di cermin. Tina sedang memakaikannya make up natural.

"Tina, apa ini enggak berlebihan? Tebel banget kayaknya," Detta merasa tidak yakin juga tidak percaya diri. Detta tidak pernah memakai make up kecuali acara-acara penting.

"Aduh Detta, ini tu cuma makeup natural. Cuma gue tambahin alis tipis, bedak sama lip tint, itupun ga menor banget Detta. Percaya deh,"

"Masi lama engga?"

"Sempurna," Tina membereskan alat make up nya. Detta masih memperhatikan pantulan wajahnya di cermin.

"Yaudah, gue turun dulu ya? Takut ditunggu Ferdi,"

"Yaelah, Ferdi dah nunggu kali,"

"Apa?!"

"Ferdi udah nunggu di bawah Detta, buruan turun gih,"

Detta segera mengambil tas slempang nya yang tergeletak di atas ranjang. Memakai sepatu kets putih yang kemarin telah dicucinya.

"Gue duluan. Thanks ya Tin," Detta segera mengambil tas selempang kulit berwarna pink muda di atas ranjang. Warnanya senada seperti kemeja pink muda yang dikenakannya. Saat sampai di ruang tamu Ferdi ternyataa memang sudah menunggu.

"Aduh, maaf ya lama,"

Bukannya menjawab, Ferdi malah melihat Detta kagum. Detta yang merasa tidak nyaman melambaikan e di depan wajah Ferdi.

"Ferdi? Terlalu tebal ya ini? Aku hapus aja ya make up nya?" Kata Detta merasa tidak percaya diri dan segera berbalik.

Dengan cepat Ferdi menahan tangannya.

"Lo cantik Dett,"

Detta tersenyum malu dan membuang muka.

"Ayok.." Ferdi menarik tangan Detta keluar menuju mobilnya.

"Tina, gue pergi duluuu.." Pamit Detta ketika melihat Tina menuruni tangga.

Tina hanya tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Detta, Detta.. kenapa si Lo engga bisa mencintai Ferdi? Kurang apa dia coba?" Katanya pelan saat mereka telah pergi.

Sedangkan di dalam mobil, Ferdi menyalakan musik. Karena kejadian tadi, keduanya menjadi lebih canggung. Sekali-kali Detta melihat ke luar jendela. Sedangkan Ferdi fokus menyetir, mengetuk-ngetukkan jarinya di stir mobil, sambil menikmati musik.

Sabtu ini jalanan kota Jogja ramai oleh kendaraan. Banyak dari masyarakat Jogja yang menghabiskan waktu ini untuk bermalam mingguan. Bisa bersama kawan, saudara, keluarga juga boy or girl friend.

"Dett.."

"Di.."

Keduanya saling tatap dan tersenyum kikuk saat bersamaan memanggil.

"Lo duluan, ladies first," Ferdi tersenyum.

"Mmm, kita mau kemana si?"

"Ke suatu tempat. Dan gue yakin Lo bakal suka,"

"Kalo gue ngga suka gimana?"

"Hmm," Ferdi berpikir. Tapi pandangannya selalu fokus ke jalan.

"Gue akan jadi sopir Lo,"

Detta menatap Ferdi heran.

"Aneh lo, biasanya juga gue sama papa atau mama,"

"Udah enggak apa-apa,"

Detta Masi memperhatikan jalankan Jogja yang ramai. Jalannya berkelok-kelok. Dan baru sadar saat dia membaca tulisan "Gunung Kidul" di daerah Patuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JANGAN PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang