『 enam 』

4.9K 665 79
                                    

•°•°•

"Maaf." cicit Haechan setelah mendengar nada dingin Yeri. Yeri yang sadar akan perilakunya tersebut mengusak rambut Haechan gemas.

"Udalah, gausah dianggep serius. Pokoknya jangan diulangin, okey?" Yeri menyodorkan kelingkingnya di depan wajah Haechan. "Janji sama gue." Haechan tersenyum lalu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Yeri.

•°•°•

Minhyung sudah siap untuk pergi bersekolah. Dia tidak lagi bercanda seperti kemarin yang cupu. Sekarang dia tampil apa adanya. Tidak ada kesan cupu ataupun fuckboy. Sebelum keluar kamar ia menyempatkan untuk pamit kepada Nathan. "Nat, gue sekolah dulu. Yang baek jadi hewan." lalu ia turun menuju ruang makan.

"Wehey, kesambet apaan, lu? Kagak dandan cem bocah TK lagi?" Jaehyun hampir keselek tehnya saat melihat Minhyung tidak seperti kemarin. Minhyung merotasikan matanya lalu duduk di kursinya, samping Jaehyun.

"Bacot banget jadi orang." gumam Minhyung namun dapat didengar Jaehyun.

"Omongan yang sopan sama kakak." tegur Jaehyun main-main. Minhyung tidak peduli lalu mengambil susu plan miliknya dan meminumnya.

"Sayang, kamu nggak dandan cupu lagi?" Sehun menghampiri kedua anaknya lalu mengecup pucuk kepala masing-masing.

"Percuma, Ma. Seisi sekolah uda tau wajah Minhyung gimana." jawab Minhyung tidak berselera setelah habis meneguk segelas susunya. Sehun menangkup wajah Minhyung dan membersihkan noda susu di sekitar mulut Minhyung.

"Udah dapet temen?" tanya Chanyeol yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka.

"Ada, Pa, Haechan namanya." jawab Minhyung sambil memakan roti isi yang disiapkan Sehun. "Oh iya, nanti Minhyung main ke rumah Haechan, ya?" Minhyung menatap Sehun meminta ijin. Sehun dan yang lainnya membeku mendengar permintaan Minhyung barusan. Ini Lee Minhyung? Meminta ijin bermain ke rumah temannya? Sehebat apa Haechan itu?

"Ma?" Minhyung bertanya lagi, membuyarkan lamunan orang di sekitarnya.

Sehun tersenyum lalu mengangguk. "Hati-hati, ya. Nanti pulangnya gimana?"

Minhyung berpikir sejenak. Dia mengangkat bahunya acuh. "Naik gojek lagi mungkin, kayak kemarin."

•°•°•

Minhyung menunggu di halte dekat sekolah. Sedari tadi banyak orang yang melihatnya dengan pandangan yang menurut Minhyung menggemukan, pandangan kagum. Tak jarang ada orang yang mendekatinya dengan terus terang.

"Minhyung, kenapa nggak ke sekolah? Ayo kesekolah sama aku."

"Minhyung, aku bikinin kamu bekal, loh. Mau nggak? Aku bikin sendiri tadi pagi."

"Minhyung jangan mau makan bekal dia, dia ga bisa masak. Mending makan bekal aku aja."

"Daripada makan bekal mereka mending nanti ke kantin sama aku."

Aduh, telinga Minhyung pengang rasanya. Saat Minhyung menolak ajakan mereka dengan tersenyum dan menggeleng tiba-tiba ada yang menarik lengannya. "Maaf nona-nona. Tapi Minhyung punya janji sama gue, jadi permisi." Akhirnya yang di tunggu-tunggu sudah datang. Haechan tentu saja, siapa lagi.

"Mana tas lu?" tanya Minhyung saat tidak melihat tas milik Haechan.

"Di kelas." Haechan duduk di motornya diikuti Minhyung.

"Lu udah ke kelas?"

Haechan mengangguk pelan. "Gue nganter kak Yeri dulu sekalian nitip tas gue trus gue jemput lu di halte."

Yeri lagi Yeri lagi. Kenapa mereka begitu dekat, sih? Apakah mereka memiliki hubungan khusus?

•°•°•

"Minhyung, ikut gue kagak?" tawar Haechan. Beberapa detik yang lalu belajar istirahat telah berbunyi, waktu yang ditunggu oleh seluruh siswa.

"Kemana?"

"Kayak kemarin, sama kak Yeri."

Minhyung mengangguk lalu mengambil kotak bekal yang ada di tasnya. Tak lupa tumbler nya.

Saat baru saja keluar kelas tiba-tiba Minhyung di hadang oleh Hina, Lami, dan Koeun. Namun cara mereka memandang Minhyung berbeda dengan kemarin. Mereka bertiga memandang centil ke arah Minhyung dan Minhyung lebih menyukai pandangan merendahkan kemarin.

"Minhyung, istirahat sama kita ya?" kata Hina dengan suara cemprengnya yang diimutkan.

"Iya! Nanti kita kasih tempat yang enak banget di kantin." kata Lami dengan kalem namun masih terdengar centil.

"Kamu mau apa sayang? Nantj kita belikan kok." Untuk yang satu ini ingin rasanya Minhyung menyumpal mulutnya dengan kaos kaki bau. Sangat centil dan menjijikkan!

"Sorry, tapi Minhyung uda sama gue, so next time, bitch." kata Haechan lalu menarik tangan Minhyung namun di tahan Koeun.

"Batch bitch batch bitch, enak banget tuh mulut kalo ngomong." kata Koeun dengan nada marah, berbeda dari yang tadi.

"Iyalah, tinggal ngomong aja."

"Haechan, uda." Minhyung menengahi pertengkaran mereka yang mungkin tidak akan habisnya. Koeun tersenyum menang saat merasa Minhyung membelanya. Minhyung memandang ke arahnya dengan pandangan malas.

"Sorry, tapi gue ga suka deket deket sama cewek centil kayak kalian." senyum Koeun langsung hilang saat mendengarnya. Minhyung merangkul Haechan mendekat dan melanjutkan perkataannya, "Dan gue mau makan sama Haechan jadi kalian nggak usah ganggu."

Minhyung menarik Haechan menjauh. Haechan menolehkan kepaanya kebelakang dan mengejek Koeun dengan memeletkan lidahnya. Minhyung mengapit hidung haechan dengan ibu jari dan telunjuknya lalu menariknya agar memandang ke depan. "Uda, nggak usah cari gara-gara."

•°•°•

Koeun berjalan kekantin dengan menghentakkan kakinya. Sial! Baru bertama kali ini dia ditolak oleh laki-laki ditambah laki-laki itu lebih memilih Haechan, sahabat musuhnya.

"Minggir!" usir Koeun kepada dua orang gadis yang sedang makan nasi goreng. Mereka menunduk lalu mengangguk kecil dan meninggalkan kursi itu. Koeun duduk diikutin oleh Hina. "Lam, belikan gue es jeruk, cepet!" tanpa diperintah dua kali Lami menuju stand yang menjual es jeruk.

"Sialan banget sih Haechan. Belagu banget jadi orang, ewh." cerocos Hina saat mengingat ekspresi Haechan tadi. Ugh, sangat menjengkelkan.

"Ini kanjeng es nya." Lami meletakkan segelas es jeruk di hadapan Koeun dan duduk di samping Hina.

"Eh Eun, si Haechan ngajak Mark kan?" tanya Lami. Koeun dan Hina yang tidak paham hanya mengangguk pelan, kurang yakin apa yang akan dikatakan Lami.

Brak!

"Pasti ada Yeri!" seru Lami sambil menggebrak sehingga membuat hampir seisi kantin memandang ke arah mereka.

"Ye anjing, nggak usah nggebrak meja!" seru Hina.

"Ya spontan." balas Lami santai.

Mengabaikan kedua temannya yang berdebat, Koeun sibuk dengan pikirannya. "Tuh cewek uler lagi." kata Koeun.

•°•°•

Tbc

Semangat puasanya!

terlalu tampan ⑅ markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang