Ega merebahkan tubuhnya di atas sofa. Dia mengambil ponselnya yang di simpan saku celana.
"Kak, mau minum?"
"Boleh, deh. Jus jeruk ya, pakai es yang banyak."
"Pakai gula nggak?"
"Ya iyalah, pakau gula. Tapi dikit aja ya, soalnya gue kan udah manis, takutnya kalau over nanti kakak bisa diabet."
"Ck, manis dari mananya coba?"
"Loe lihat deh, Ja. Kakak loe tuh manis, ganteng juga. Loe harusnya bersyukur punya kakak kayak gue."
"Hm, iya deh iya. Ngalah gue, dari pada ntar jadi panjang masalahnya."
Senja berjalan menuju dapur. Dan Ega, masih memencet-mencet ponselnya, yang kemudian terdengar suara Ega yang tengah berbincang via telfon yang entah itu siapa.
"Bro, gue di indo nih. Main ke sini, gih."
"-"
"Ntar gue share lok deh alamat rumah gue."
"-"
"Nih kak," Senja meletakkan segelas jus jeruk sesuai pesanannya.
"Makasih ya, dek."
"Iya, kak. Gue ke kamar dulu ya, mau ganti baju dulu."
Ega mengangguk sambil meneguk segelas jus jeruk. Kemudian kembali memfokuskan tatapannya ke layar ponselnya.
****
Senja mengganti bajunya. Dia duduk di kursi panjang yang ada di balkon kamarnya. Pikirannya masih melayang mengingat kejadian di sekolah tadi. Senyum manis terukir di bibir merahnya, " Loe sweet banget sih, Wa. Bikin gue melayang, aja. Tapi gue heran deh, kok bisa ya, jantung gue tadi mau lepas waktu Dewa ngiket jaket itu." Senja menatap jaket yang telah dia letakkan di atas tempat tidur nya.
"Senja.." lamunan senja buyar saat seseorang memanggil namanya, yang pasti itu suara milik si Ega.
Kini pintu kamar Senja terbuka, dan menampilkan sesosok cowok yang sudah tidak asing baginya.
"Kenapa sih, Kak?"
"Gue mau keluar, loe mau ikut nggak?"
"Kemana? Sama siapa? Kak Ega kan baru nyampek, istirahat dulu napa?"
" bosen gue di rumah. Gue jalan sama temen. Loe mau ikut nggak, apa di rumah aja?"
"Temen yang mana? Orang samapi di Indonesia baru dua jam yang lalu, masak udah punya temen aja."
"Ada, temen kakak waktu di AS. Loe ikut nggak?"
Senja menggeleng, " kalau ntar malem, gue mau. Sekarang panas"
"Jah, manja bener. Ya kalau ntar malem, kelamaan. Ya udah, loe istirahat aja, ntar malem jalan sama kakak."
"Hm."
Ega menutup pintu kamar senja dan meninggalkannya begitu saja. Sedangkan senja berjalan mengahampiri jaket yang dia letakkan di tempat tidurnya. Dia mengambilnya kemudian membawanya ke dapur unuk di cuci sekalian seragamnya.
****
"Loe kapan nyampek di Indonesia?"
"Dua jam yang lalu."
"Loe kok nggak ngabarin gue kalau mau pindah ke Indonesia? Kan gue bisa jemput loe di bandara."
"Ini tuh di luar dugaan gue, Wa. Gue minta adik, ech malah di kirim ke sini."
"Gila loe, ya. Tante mawar kan usianya udah nggak muda, masak loe minta adik segala." Dewa terkekeh kecil sambil meminum es capucino pesanannya. "Terus sekolah loe?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionBukankah janji di buat untuk di penuhi? tapi kenapa, setelah kamu berjanji untuk menemani ku dalam keadaan apapun, kamu malah menghilang begitu saja.