Muhammad Azka Rizki adalah putra tunggal dari Ana Geofani dan Wijaya Adrian, sang pemilik perusahaan beton terbesar seAsia.
Azka sering kali kesepian tanpa hadirnya sang ayah dia merindukan ayah nya yang selalu jauh darinya.
Azka rindu belaian hangat wijaya, Azka rindu tertawa bersamanya. Namun ia tak bisa mengungkapkan rasa rindunya. Ia rindu saat ayahnya belum seperti sekarang.
Ayahnya selalu sibuk dan sekarang ia tengah tugas di Malaysia. Tak sempat menemui Azka yang kala itu sedang bersekolah. Seperti tak mau menunggu untuk sekedar memberi pelukan hangat sang ayah kepada anak.
Terkadang, terbesit rasa benci di hati Azka namun ia segera menepis nya.
Tak jarang ia menunggu kepulangan ayah nya untuk sekedar berbincang-bincang hangat layaknya keluarga bahagia.Uang bukan segalanya buat gue, gue minta Lo ada di samping gue nyemangatin gue dan beri gue kahangatan sang ayah, gue rindu Lo, tapi Lo gak pernah ngerti perasaan gue. Gue gak bisa ngungkapin semuanya meski itu mudah, kalo bisa gue mau ngomong gue rindu. Batin Azka
Matanya berkaca-kaca membayangkan dulu saat ia masih kecil ayahnya selalu ada untuknya. Jadi yang pertama menolongnya saat ia terjatuh, yang tertawa terbahak-bahak saat ia mendapat kesialan.
Azka mengerti bahwa itu semata-mata untuk kepentingan dirinya, Azka tak pernah tak mendapatkan apa yang ia inginkan.
Saat menginjak umur 15 tahun Azka ingin pergi ke Jepang dan ayahnya turuti meski harus bertentang dengan istrinya
Flashback on
"Gak boleh mas, nanti Azka jadi anak yang manja!" Pinta Ana
"Gapapa sekali-kali sayang. Azka juga butuh hiburan. sekolah Mulu suntuk ya sayang" Wijaya bersih kukuh
"Iya Bun, bener kata ayah Azka juga ranking ko di sekolah anggep aja ini hadiah buat Azka"
"Iya sayang, tapi kenapa harus ke Jepang? Indonesia juga luas" Ana
"Di Jepang ada disnyland" jawab Azka
"Di Indonesia juga ada dupan" Ana
"Mau ke Jepang" Azka
"Udah, kamu ikut sekalian kita liat sakura bermekaran di sana" Wijaya kepada Ana
"Ye ye ye Jepang" Azka
flashback off
Azka selalu meminta mainan-mainan yang mahal selalu wijaya turuti, bukan tanpa alasan itu karena Azka anak satu-satunya, dan Wijaya sangat menyayangi jagoannya itu.
Namun berbeda untuk sekarang bertemu saja jarang, sekalinya bertemu seperti riuni, bisa di hitung dengan jam. Bahkan tak sampai 24 jam.
Seandainya Azka dapat mengungkapkan perasaan nya pada sang ayah mungkin ayahnya akan menuruti keinginannya.
Iya memegang gitar lalu menyanyikan lagu untuk ayahnya. Dari Firza tentang rindu.
Pagi telah pergi
Mentari tak bersinar lagi
Entah sampai kapan
'Ku mengingat tentang dirimu'Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
RinduSuaranya mengalun dengan merdu di iringi petikan gitarnya, pintu kamarnya pelan-pelan terbuka menampilkan sosok yang tengah ia rindukan.
Matanya mulai berkaca-kaca melihat penampakan Wijaya dan Ana saling berpegangan tangan, menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azka
Jugendliteratur"Bang Azka" seorang gadis melambaikan tangannya kepada Azka Apaan si tuh bocah gak tau kalo gue lagi pusing apa. Bisiknya pelan Gadis itu berlari kecil dari kelas 10 IPS dan menghampiri Azka. "Apa?" Tanya Azka pada gadis itu gadis itu berdecak. "Ke...