Hypnosis Microphone © King Records
Cover © Picrew
Story © RefiAdhy & LavendulaMinty
.
.
.Rintik hujan mulai turun kala Jiro baru saja selesai melaksanakan serah terima barang dengan salah satu klien. Langkah kakinya dipercepat dan bibirnya mengumpat bersamaan tangannya yang memegang topi, menghalau titik-titik air yang menerpa wajahnya. Di kepalanya sudah terlintas sekelebat bayangan kare hangat yang dimasak kakaknya untuk makan malam di rumah ketika dua sosok melintas tak jauh di depannya.
Kaki-kaki Jiro spontan melambat, dan berhenti. Kepalanya ditolehkan ke arah mana dua sosok itu pergi. Terlihat Jyuto tengah menarik lengan seseorang dengan jas polisinya bertengger menutupi kepala orang itu, melindungi dari hujan. Namun, Jiro tak perlu berpikir dua kali untuk tahu siapa yang tengah digandeng Jyuto. Hakama itu hanya milik seorang Yumeno Gentaro dari Shibuya.
Jiro tahu tindakannya adalah buruk. Jiro tahu dirinya harusnya tak melakukan ini. Tapi, Jiro adalah seorang yang badung dan semua orang tahu itu. Maka, Jiro membawa kaki-kakinya berjalan membuntuti kedua orang itu hingga ke stasiun bawah tanah.
"Waaah, ini menyenangkan~"
Jiro terkesiap ketika si penulis itu memeluk perut Jyuto tanpa pikir panjang. Sebenarnya, ada hubungan apa di antara keduanya?
"Lepaskan."
"Jika kulepas, apa kau akan kembali padaku?"
Hening menyeruak. Jiro sampai terbawa suasana dengan menahan nafasnya. Hingga tiba-tiba Gentaro melepas pelukannya dengan kasar dan tidak rela.
"Kau sungguh masih akan mengejar Jiroko? Dan melukai orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan Jiroko sendiri? Lagi?" Suara Gentaro dibumbui getar.
"Siapa bilang aku akan melukainya lagi? Kalian semua sama saja! Kalian hanya mengambil kesimpulan sendiri." Nada Jyuto sedikit meninggi.
"Semua orang tahu bahwa kau adalah pembawa bencana, Jyuto-san. Aku memintamu kembali padaku untuk mencegah tragedi yang sama terulang kembali."
"Kehidupanku dengan Jiroko bukan tragedi! Kehidupan sekarang tidak sama dengan yang dulu, Gentaro."
"Memang. Kau dulunya terlahir di keluarga terhormat, namun lebih memilih mencoreng nama keluarga sendiri dengan menikahi seorang gadis biasa. Dan sekarang? Kau adalah member Mad Trigger Crew, dan memilih mengejar member Buster Bros yang merupakan musuh timmu sendiri? Apa yang akan Samatoki-san dan Ichiro-kun katakan soal ini?"
Jiro mengernyit. Ia merasa sedang melihat drama langsung seperti yang ada di televisi tentang suami yang ketahuan selingkuh. Jiro nyaris mengambil langkah ketika sebuah kalimat yang dilontar Jyuto ditangkap indra pendengarannya.
"Bahkan ketika pertama kali tahu bahwa Jiroko telah bereinkarnasi menjadi seorang Jiro Yamada, aku tak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku masih menginginkannya. Dia sudah jadi.... bagian dari diriku."
Langkah pertama Jiro seolah dipaku dengan satu pukulan, membuatnya tertanam di tanah dan tak bisa bergerak. Langkah kedua dipaksa penuh perjuangan hingga akhirnya si anak tengah Yamada berhasil beranjak pulang, menjauh dari sana.
* * *
"Aku akan kembali ke kamar dulu. Ada tugas sekolah yang harus kukerjakan."
Saburo meninggalkan ruang makan setelah meletakkan sisa piring kotornya di bak cucian. Jiro mengawasi Saburo sampai ia menghilang ke lantai dua menuju kamarnya. Setelahnya, Jiro lekas merapikan meja makan dan berniat membantu kakaknya mencuci piring.
"Nii-chan."
"Hm?" Ichiro menoleh dengan senyum khasnya sebagai kakak tertua, namun tidak menghentikan kegiatannya mencuci piring. "Ada apa Jiro? Ada yang sedang kau pikirkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear J : from Jiroko to Jyuto, from Jyuto to Jiro
FanfictionJyuto Iruma terlahir dengan ingatan akan kehidupannya seabad lalu. Tahun 1912, zaman Taisho, zaman yang memberikan Jyuto akan ingatan pahit bersama Jiroko, istrinya. Di zaman dimana pria harus bertarung dengan hypnosis microphone, Jyuto kembali dipe...