"Wihh gantengnya kelewatan sih"ucap riko
"Anjir buat gue aja deh"ucap dino
Sam masih terpaku ditempat mendengar pertnyataan ini tanpa memperdulikan teman-temannya sam menggelengkan kepalanya.
"Gak, gue gak suka"ucap sam dingin dan raut wajah datar
Lisa yang mendengar jawaban dari sam merasa sesak ntahh dia punya riwayat asma atau apa tapi dia kesulitan untuk mencari udara segar ingin menangis hanya saja dia tidak sanggup
"Oke gue sampein deh"ucap rara dengan senyum lalu berjalan menuju kelasny lagi, lisa sedikit masuk ke dalam karna tadi posisinya tepat di pintu kelas
"Lo gila!"ucap mita marah
"Apaan si"ucap rara
"Lo... bener-bener nggak bisa dipercaya ya"ucap mita, lisa hanya diam menatap rara
"Udahlah itu ngga penting"ucap diana
"Ngga penting gimana, apa yang ngga penting? coba deh lo bayangin seenggaknya coba LO YANG ADA DIPOSISI LISA! DIA MATI-MATIAN NYEMBUNYIIN PERASAANNYA TEMEN BUSUK LO INI SEENAKNYA BOCORIN HAL ITU! Nggak nyangka gue kira kalian bakal tutup mulut"ucap mita
"Udah mit, gue... gue ngga papa, I'm fine"ucap lisa menenangkan sahabatnya
"Gue cuma becanda kali"ucap rara
"Busuk mulut lo"ucap mita
"Ra seharusnya lo jangan bertingkah, gini kan jadinya"ucap jeje
"Mending minta maaf deh sama lisa"ucap diana
"Oke, gue minta maaf"ucap rara
Lisa hanya diam tak tahu harus merespon apa hingga dia menganggukkan kepalanya dan membawa mita yang memandang rara sinis kebangkunya.
Bel pulang berbunyi sam dan teman-temannya masuk kelas, lisa melihat samudra yang melewatinya karna posisi bangku samudra tepat dipling belakang barisan lisa, samudra menatap lisa tajam dan dingin tak ada senyum kecil yang menghiasi wajahnya membuat ketakutan lisa menjadi jadi.
***
"Sam marah sama gue? Dia benci sama gue? Arghhh gue bingung"ucap lisa sedih
Kini lisa sedang berbaring dikasurnya setelah pulang ia langsung masuk kamar mengganti pakaian dan tidur, memikirkan kejadian tadi membuatny gelisah diluar dugaan.
"KENAPA MAKE BILANG SIH ARGGGGHH!"triak lisa
"De kamu kenapa!"ucap seseorang dibalik pintu sambil mengetuk pintu dengan khawatir
"Ah? Mahh ngga papa lisa baik-baik aja lisa mau sendiri"ucap lisa
"Kalo udah siap cerita mamah siap dengerin"ucap mamahnya
Lisa sedih mengingat tatapan mata sam, dia tidak ingin memikirkannya tapi itu terus berputar layaknya kaset rusak
"Gue harus gimana besok, gue ngga mau kesepian kaya dulu makanya gue maafin lo ra, kenapa jahat banget si"ucap lisa menangis, setelah leleah menangis lisa tidur dan bangun dijam makan malam, selesai membersihkan badan lisa turun dan makan malam bersama keluarganya
***
Keesokan harinya lisa menyiapkan diri agar mempunyai nyali untuk mendekati samudra lagi dengan bekal percaya diri dia melangkah keluar kamar turun menuju ruang makan untuk sarapan.
"Pagi mah"ucap lisa
"Pagi"ucap mamah
"Pah, papah mau kerja lagi?"ucap lisa
"Maaf ya sayang papa ada meeting diluar kota"ucap papa lisa
"Yaya"ucap lisa acuh lalu memakan roti selai yang diberikan mamahnya setelah selesai minum susu lisa pamit pada kedua orang tua nya.
Lisa menunggu dihalte bis tak lama bis menuju sekolahnya datang, lisa mencari tempat duduk, tatapan matanya kosong banyak yang lisa pikirkan ingin mencurahkannya tetapi ia sendiri bingung siapa yang ia percaya saat ini
Setelah beberapa menit bisnya sampai dihalte dekat sekolahnya ia berjalan menuju gerbang dengan lesu tak seperti biasanya yang sangat semangat, berjalan sendiri dikoridor dengan muka datar banyak bisikan anak-anak lain entah lisa pun tak tau apa yang mereka pikirkan mengenai dirinya yang jelas itu terserah mereka, selagi tidak mengusik hidupnya dengan tindakan bodoh, setelah sampai didepan kelas 1b lisa menarik napas panjang dengan memasang senyum lisa memasuki kelasnya matanya menelisik sesuatu dan dia menemukannya tapi raut wajahnya berubah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
LiSam(COMPLETED)
Teen FictionBagaimana rasanya jika kau mengejar seseorang yang tak perduli dengan keberadaanmu? Dia lalisa biasa dipanggil lisa mengalaminya mengubur dalam-dalam rasa malunya atau mungkin memang tidak mempunyai rasa malu lagi entahlah. Setelah sekian lama lis...