Perkara Dasi

363 37 0
                                    

Cantik itu relatif!

Tergantung letak kamera dan intesitas cahayanya.







Saat ini aku sedang mempersiapkan rapat penting dengan para investor proyek kami di Sumba. Setelah drama sakitku kemarin tentu bukan menjadi alasan agar aku bisa bermalas-malasan sekarang. Dan untuk tempatnya aku memilih di hotel yang sama denganku karna hotel ini juga memiliki ruang rapat yang fasilitasnya menurutku sudah lengkap.

"Gimana semuanya, ready?" Tanya pak Radit kepadaku yang sedang membereskan berkas yang akan diperlukan untuk rapat nanti.

"Sudah semua pak. Dan para investor juga sudah dipastikan akan hadir dalam rapat ini."

"Oke good. Dasi saya dong Anin."

Bukannya dasinya udah dia pegang ya?

"Maaf pak?"

"Tolong dasi saya dipakaikan." Jawabnya di depan lemari berkaca itu.

"Hah?"

Bukannya apa, masalahnya emang gitu ya sekretaris selalu memakaikan dasi atasannya? ini bukan drama korea loh masalahnya.

"Kenapa memangnya, kamu gak mau?!"

Tuhkan Anin inget kamu tuh bansur, jadi gak usah banyak omong.

"Enggak kok pak, saya mau."

Lalu aku berjalan mendekatinya. Deg-deg an coy, pertama kalinya banget ini buat aku. Untungnya aku adalah perempuan yang selalu memakai dasi dengan rapi saat aku SMA dulu.

Aku mulai mengingat-ingat caraku dulu saat ingin memakai dasi.

Dasi yang lebar kanan dan dasi yang sempit di kiri. Lalu silangkan dasinya, ujung lebar yang dasi di kanan, lalu naik ke simpul dasi dari bawah, tarik ujungnya lalu kencangkan.

Selesai! Ternyata aku masih mengingatnya.

Selesai! Ternyata aku masih mengingatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah pak." Ucapku padanya sambil tersenyum sombong kepadanya.

"Cih. kamu tuh cuman memasangkan dasi bukan menang lotre." Ucapnya sambil memakai jas hitamnya.

Iyasih. Tapi kan dari postingan akun penyemangat yang kubaca di instagram, kita harus mengapresiasi diri kita sendiri atas hasil yang sudah kita capai.

"Hehe. Seneng aja sih pak hasilnya bagus, soalnya saya udah lama gak pakai dasi."

"Terserah, saya gak perduli. Ayo cepat kita gak boleh terlambat."

Aku cepat-cepat mengambil laptop dan berkasnya kemudian membawanya ke ruang rapat.

Saat kami baru saja tiba, ternyata sudah banyak para investor yang sudah datang. Aku lalu duduk di tempatku dan mulai menyalakan laptopku untuk mencatat hasil meeting. Sebenarnya sudah ada seseorang yang ditunjuk untuk mencatat pembahasan dan hasilnya, namun aku sebagai sekretaris dan sebagai orang yang banyak tahu mengenai rapat ini ada baiknya aku mencatat hasil-hasil rapat secara garis besar untuk menjadi catatan pribadiku dan juga menjadi catatan tambahan untuk melengkapi yang kurang. Keren kan, oh iya jelas.

Maaf Pak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang