Hitam

348 44 0
                                    

Bila anda gagal hari ini, jangan pernah menyerah.

Ulangi terus kegagalan anda sampai bos ada yang menyerah

-Mario Tegar




"Saya minta maaf."

Mendengar suara bos ku itu aku langsung menegakkan kepalaku yang tadi kurebahkan di atas meja.

"Untuk apa ya pak?" Tanyaku kepada dia.

"karna saya udah ngebuat kamu lembur gini, ya walaupun emang tugas kamu juga sih. But I think I have to do it."

Iyalah. Harus banget woi! Refreshing gue ujung-ujungnya di kamar hotel . Sorry Alara.

Flashback!

Aku mencari pakaian kasual ku kaos berlengan pendek bertuliskan Strong Woman dan skinny jeans lalu bawahannya memakai sneekers putih, lalu kuikat asal rambutku dan jangan lupakan kamera DSLR ku.

Beneran aku gak sabar banget mau keliling Waingapu. Bermain di pantainya, mengelilingi tamannya lalu-

Drrt..drrt..

Pasti Lara udah di depan hotel. Aku lalu mengambil smartphoneku dan melihat display name di layarnya.

Big Boss

Oh tuhan! Apalagi ini. Aku buru-buru menjawab telponnya.

Kamu dimana?

Di ho-

Kamu cepet ke kamar saya.

Sekarang pak?

Iyalah sekarang!

Ba-

Tut.

Potong aja terus pak omongan saya. Asal jangan gaji saya yang dipotong. Aku mah apa atuh cuman bansur yang mencari sesuap nasi.

End!

Aku hanya tersenyum canggung ke arahnya, "Semuanya sudah saya selesaikan pak. Dan untuk jadwal bapak besok ada pesta penyambutan pimpinan baru di WH Company jam 7 malam. Hanya itu pak."

"Oke. Kamu besok ikut saya kan?."

Hah?

"Maaf pak. Tapi hanya Pak Radit yang mendapatkan undangannya."

Aku kan gak diundang, masa ikut juga sih. Emang gitu ya?

"Kalo ada pesta penyambutan saya diundang, itu berarti kamu juga harus hadir. Ngerti?." Ucapnya sambil pergi ke arah dapur.

"Ba-baik pak." ucapku sambil menunduk hormat.

"Hitam." ucapnya lagi sambil membawa segelas cangkir.

Pelit banget ditawarin minum aja enggak. Sadar diri Anin, kamu itu cuman remahan biskuit khong guan.

"Maaf pak?."

Kenapa sama si hitam? kopi hitam maksudanya?

"Warna setelan pakaian saya."

Oh. Hah?

Baru aku mau menanyakannya lagi dia sudah tidak kelihatan dalam penglihatanku.

Aku langsung ke kamarku dan menyari pakaian yang cocok untuk besok.

Ngomong-ngomong aku sama sekali gak bawa gaun pesta. Yang ada di koper cuman setelan kerja sama kaos oblong. Panik woi ini gimana! Huhu..

Oh iya! Bersyukurlah kamu Anin punya temen yang berguna.

Maaf Pak?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang