Telah Memilihmu

355 36 17
                                    

Dua jam berlalu setelah kepulangan Hoseok dan Taehyung yang menemani Chorong hingga gadis itu memakan makan siangnya sebelum kembali tidur. Dan sekarang sudah pukul satu siang dimana Chorong terpaksa terbangun dari tidurnya karena sakit kepala yang tadi sempat hilang, muncul kembali.

Ia pun terpaksa bangkit dari tempat tidur saat ponsel yang ditaruhnya di meja dekat jendela berdering. Sempat mengeluh, dengan langkah berat Chorong meraih benda pipih berwarna pink muda itu. Matanya membesar dari ukuran normal saat melihat siapa penelfonnya.

"Hei anak kecil, kamu gapapa? Tae memberitahuku kalau kau sakit,"

Suara itu langsung menyambar dari seberang sana tatkala Chorong baru mengucap kata 'halo'.

"Maaf ya gara-gara aku kalian gak jadi nonton Jumanji hari ini. Tolong jangan marah padaku," pintanya kepada lelaki yang meneleponnya.

"Bukakan aku pintu, aku sudah didepan rumahmu."

"Hah? Apa?" Tanya Chorong terkejut setengah mati dengan apa yang baru saja didengarnya.

Min Yoongi mengatakan kalau saat ini dia sudah ada didepan rumahnya. Ia pun mengintip dari jendela kamar dan hatinya berdebar tidak karuan karena lelaki itu benar adanya sudah berdiri di depan pagar rumahnya. Dengan memakai kaos putih dan jeans hitam, Chorong juga melihat pemuda itu menenteng sesuatu di tangan kirinya.

"T-tunggu sebentar. 5 menit saja, aku akan membukakan pintu."

Tanpa menunggu jawaban, Chorong mematikan sambungan telepon dan langsung berlari ke kamar mandi. Secepat kilat ia membasuh wajah, menyikat gigi bahkan sempat mengomel tentang kondisi rambutnya yang lepek sebelum memutuskan untuk mengikatnya. Tak lupa, ia juga mengganti piyama dengan kaos big size yang biasa dipakainya dirumah dan celana pendek. Park Chorong benar-benar tidak ingin terlihat buruk di depan lelaki itu, walaupun sesungguhnya kepalanya masih berdenyut begitu kencang.
.
.
.
"Maaf lama menunggu, silahkan masuk," sambut Chorong saat membukakan pemuda itu gerbang. Yoongi mengangguk dan mengikuti gadis itu dari belakang.

Saat keduanya sudah duduk di ruang tamu, lelaki itu bisa melihat wajah sang pemilik rumah yang begitu pucat, walaupun ia mencoba menutupinya dengan memoleskan liptint tipis di bibirnya.

"Kenapa tidak memberitahuku kalau lagi sakit?" Tanyanya membuka obrolan.

"Kenapa aku harus laporan juga ke kamu?" Jawab Chorong belagak jual mahal, padahal sebenarnya dia lagi usaha mancing sih.

Yoongi terdiam sejenak sebelum bangkit dari tempat duduknya. "Ayo ikut aku," ia meraih pergelangan tangan Chorong dan memaksa gadis itu ikut berdiri.

"H-hei, kita mau kemana?" Tanyanya bingung dan membiarkan pemuda itu mulai menariknya keluar dari rumah.

"Ke dokter," jawab Yoongi tanpa menoleh.

"Enggak perlu. Aku akan segera sembuh. Aku cuma perlu tidur dan minum obat yang ada dirumah," Chorong menahan langkah hingga akhirnya membuat lelaki yang menariknya ikut berhenti.

Perlahan ia membalikkan badan sambil menatap gadis mungil di depannya dengan tatapan tegas. "Aku gak tahan lihat wajah pacarku pucat seperti sekarang. Jadi tolong jangan keras kepala."

Mata Park Chorong membulat sebesar-besarnya saat ia dengan jelas mendengar Min Yoongi baru saja memanggilnya sebagai 'pacar'. Seakan memiliki sinkronasisasi yang pas, hatinya pun berdetak begitu kencang. Tenggorokannya tercekat hingga tak sanggup memberi komentar apapun.

Yang selanjutnya ia lakukan hanya mengikuti lelaki pencuri hatinya masuk ke dalam sebuah mobil  SUV hitam dan duduk di kursi penumpang.

"Pasang sabuk pengamanmu, aku akan mengantarmu ke klinik di ujung jalan,"

Just So You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang