Not Strong Enough

350 40 20
                                    

Jin baru saja naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya yang sedikit pegal. Di pesta Jungkook tadi ia memang tidak banyak minum alkohol. Bukan karena tidak bisa, namun ia harus menyetir mobil dan mengantarNaeun, Jimin juga Eunji ke rumah masing-masing.

Ia mengambil ponsel dari meja bufet disamping tempat tidur dan berniat mematikannya. Jin bersumpah pada dirinya sendiri kalau tidak akan ada hal yang bisa menganggunya untuk beristirahat.

Namun saat baru aja akan menekan tombol off, sebuah pesan masuk. Sebuah umpatan sempat keluar dari mulutnya karena menganggap sang pengirim sudah ada niat merusak waktu istirahatnya yang berharga.

Saat ia akhirnya membuka pesan dan menemukan nama pengirim sekaligus membaca isinya, pemuda jangkung itu langsung seketika melompat dari tempat tidurnya. Tanpa pikir panjang, ia meraih hoodie yang tergantung di balik pintu kamar dan langsung menerjang keluar.

"Appa, Eomma, aku keluar sebentar!" Jeritnya sebelum meninggalkan rumah walau ia tahu kedua orangtuanya pasti sudah tertidur.
.
.

Kurang dari lima menit, ia sudah tiba di tempat yang dituju. Jin langsung masuk karena sudah hafal dengan kata sandinya.

Seluruh ruangan masih terang benderang karena sang pemilik apartemen rupanya belum mematikan lampu.

Jin mengedarkan pandangan saat ia melangkahkan kaki ke dalam ruang utama yang didominasi warna pastel. Sebuah sofa panjang di pojok kanan terlihat kosong, padahal televisi LED 32 inch yang menggantung di tembok seberang masih menyala.

Ia pun menoleh ke sisi kiri dan mengintip ke dalam dapur, hasilnya sama, kosong.

Saat Jin mulai berjalan ke arah satu-satunya kamar di ruangan itu, pintunya pun terbuka.

"Oppa sudah datang rupanya," suara serak sang pemilik apartemen terdengar dan membuat Jin mengentikan langkah. Ia terhenyak sesaat karena melihat penampilan Jung Eunji yang saat itu begitu berantakan. Kedua matanya merah dan bengkak, sementara bibirnya pucat dan kering.

'Dia pasti habis menangis...' gumamnya pada diri sendiri. 'Apakah ini gara-gara Kim Taehyung?"

"Duduklah," tawarnya sambil menunjuk ke arah sofa.

Jin mengangguk dan mengikuti sang gadis duduk disampingnya. Sebuah keheningan kemudian tercipta karena Jin dapat merasakan mood Eunji yang tidak pas untuk diajak bercanda seperti biasanya.

Namun tiba-tiba sesuatu yang memalukan terdengar, hingga membuat pipi pemuda itu memerah. Perutnya mengeluarkan bunyi yang tak seharusnya.

Eunji pun terkekeh geli sementara Jin menunduk malu.

"Aku punya ramen, biar aku seduhkan," ucapnya sembari bangkit dari tempat duduk.

"Gak usah, Ji. Aku--"

Sebelum Jin bisa menolak, gadis itu sudah berjalan menuju dapur dan membuatkan mie instant. Pemuda itu pun terdiam, namun matanya tidak lepas memandangi Eunji yang memunggunginya.

Gadis itu memang sudah mengenakan pakaian tidur-- kaos putih melar dan celana pendek. Rambutnya pun tidak digerai, tapi dikuncir kuda. Ujung bibir Jin tanpa sadar terangkat ke atas saat ia menikmati pemandangan itu.

Kurang dari tiga menit, Eunji sudah kembali berbalik sambil membawa semangkok ramen. "Hati-hati, ini masih panas," ucapnya sambil mengopernya ke Jin.

"Terimakasih," lelaki itupun dengan pelan membuka penutup ramen dan meniupnya.

"Bukankah tadi di pesta Kuki kau sudah makan banyak?" Goda Eunji sembari kembali duduk di samping Jin.

"Biasanya aku sudah tidur jam segini. Makanya sekarang jadi lapar," pemuda itu nyengir sambil mulai memakan mie-nya.

Just So You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang