BAGIAN EMPAT

27 4 2
                                    

Pagi yang cukup buruk, baik untuk Annaya maupun Marco. Kamar yang acak acakan, jas kebesaran marco yang tergeletak dengan indah dilantai, sepatu hak tinggi Annaya yang saling terpencar, serta bau alkohol yang sangat menguar dari keduanya.

Sangat sangat kacau!

Semalam setelah Annaya terpejam marco mau tidak mau harus membawa Anna pulang ke apartment miliknya. Untung saja jarak club dan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh. Kalau tidak dia tak yakin bisa mengemudikan mobil rush miliknya dengan aman.

Semalam tidak terjadi apa-apa. Setelah sampai marco langsung membaringkan tubuh Anna dikasur empuk miliknya, Anna terlelap dengan begitu nyenyak tak lama ia pun jatuh menyusul Anna ke alam mimpi sambil mendekap gadisnya.

Marco bangun lebih dulu, memperhatikan wajah terlelap Anna dengan seksama. Menghujani wajah cantik itu dengan beberapa kecupan "Ayo cepat bangun."

Annaya bergumam "Jam berapa?"

"Jam sembilan."

Annaya mengerjap sesekali mengusap matanya sebelum benar benar membuka mata "Udah siang, awas lo ah gue mau bangun."

Marco menyingkirkan sebagian tubuhnya yang menimpa Anna "Ini hari minggu Na mau kemana sih? Tidur lagi aja kali."

"Tadi elo yang bangunin gue, sekarang gue laper ayo tanggung jawab. Masak sana."

Marco terkekeh pelan "Baik yang mulia apakah yang hendak anda makan di pagi hari yang Indah ini?"

"Pelayanku yang miskin dan lara. Bisakah anda membuatkan saya nasi goreng yang paling enak di dunia?" Balas Anna jenaka

Marco tertawa sedikit keras kali ini, mengecup sekilas kening Anna "Perintah anda adalah kehormatan saya yang mulia."

Anna pula tak tahan untuk tak tertawa, pagi harinya aneh sekali. Marco lantas ke dapur sedangkan Anna masuk kamar mandi membersihkan diri.

***
Suara kursi ditarik terdengar, marco langsung menoleh "kayaknya itu kemeja gue deh."

Annaya mengangkat bahu tak peduli. "Eh semalem lu pake mobil gue kan?"

"Engga, kenapa?"

Annaya mendesah malas "Yaelah si reddy masih di club dong?"

Marco tersenyum, mengacak gemas rambut annaya. "Engga, mobil butut lo digarasi, kuncinya samping TV"

"Lah siapa yang bawa?"

"Gue titip temen gue, baru banget dianter tadi mungkin pas lo mandi."

"Untung aja kalo ga males banget balik ke club cuma ngambil mobil."

Lagi lagi marco tersenyum, dia suka sekali melihat annaya merajuk. "Masih pagi jangan ngegerutu mulu, ayo makan tuan putri."

Marco dan annaya sibuk larut dengan kegiatan makan mereka, sesekali memulai perbincangan lalu hening kemudian.

Selesai makan, maka giliran Annaya yang mencuci piring bekas makan mereka sedangkan marco sudah duduk diam depan televisi.

Annaya datang menghampiri marco langsung membaringkan kepalanya di paha lelaki itu. Lengannya menyodorkan sebuah botol "Bukain."

"Kita baru makan dan ini masih pagi. Udah mau nge beer?"

Annaya mangganguk.

"Engga. Lo mabuk semalam dan bikin gaduh kamar gue, ngerepotin gue dengan tingkah jelek lo. Gue ga mau ya di repotin lo di hari minggu yang indah ini."

Annaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang