"Atas dasar apa kau menyerang pack?"
"Tidak ada alasan untuk membenci vampire sialan sepertimu, Saint!!"
"Tentu. Dan juga, tidak ada alasan untuk kau tetap hidup kan, Mark Siwat?"
COLD ONE;
Saint menunduk. Mengangkat dagu Tetua vampire yang saat ini tengah menatapnya tajam.
"Sudah sejauh mana Mark?"
Mark-mendecih dan menepis kasar tangan saint. Saint yang di perlakukan seperti itu mengangguk untuk menjauhkan tangannya lalu mengangkatnya sebatas bahu dan memasang ekspresi mengejek.
"Kupikir kau masih senang terhadap sentuhanku."
"Hentikan omong kosongmu ini dan lepaskan aku sialan!!"
Srekk
"KAU YANG SEHARUSNYA DIAM MARK SIWAT!!MASIH BERUNTUNG AKU MEMBIARKAN KEPALAMU TETAP BERADA PADA TEMPATNYA SIALAN!!!!"teriakan yang menggema dengan mata penuh berwarna biru membuat seseorang yang diteriaki membeku dengan posisi terduduk. Hanya dalam hitungan detik tubuh membeku Mark Siwat telah hancur berkeping-keping. Menyisahkan asap bersuhu dingin dengan sang Lord yang berdiri tegak ditengah-tengahnya.
"Mean."panggil saint dan sepersekian detik sileut mean telah berada tepat di sampingnya.
"Ya Lord?"
"Umumkan kepada rakyat Coldish bahwa tetua mereka telah tenang di deadfall."
"Baik Lord."
Perth duduk termenung dengan tangan menyangga dagunya. Pandangannya lurus terhadap layar kaca yang menampilkan seorang gadis memegang pisau dan kemudian menancapkannya kepada ibunya yang sedang menyetir. Menyeramkan. Namun anehnya semakin seram adegan film itu semakin penasaran pula seorang Perth tanapon.
Kemudian adegan gadis tersebut yang keluar dari mobil dan mengejar orang-orang dibelakangnya dengan tujuan membunuh membuat perth tanpa sadar menggigit bibirnya dengan mata membulat dan hampir saja gadis itu melemparkan pisaunya dan---
Klek
"Hentikan menonton film yang tidak sesuai umurmu!"
Suara dari belakang membuat perth menoleh dan mendengus. Padahal perth masih sangat penasaran, namun entah bagaimana remote tv sudah berpindah tangan dan dimatikan begitu saja oleh ayahnya-Joss.
"Aku sudah 17th ayah!"
"Tiga bulan lagi jika kau lupa. Dan sekarang kau masih 16th, perth."
"Iya iya terserah ayah saja. Tapi tapi ayah-film itu sangat bagus dan menegangkan!aku suka yang--"
"--bagus dan menegangkan?tenang saja, kau akan melihatnya suatu saat."
Hening.
"APA YANG AYAH KATAKAN?!!"
Perth bangkit dengan wajah memerah. Tak menyangka ternyata ayahnya mempunyai pikiran yang sangat vulgar.
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau pikirkan?"joss menggelengkan kepalanya dan kembali kedapur untuk melanjutkan memasang walpaper bercorak tulip.
Dengan langkah tergopoh perth menyusul ayahnya. "Aku bersumpah jika orang lain yang mendengarnya maka mereka akan berfikiran yang sama denganku. Dan ayah a---APA YANG AYAH LAKUKAN?AYAH AKU TIDAK MAU JIKA KAMARKU JUGA BERGAMBAR SEPERTI ITU!!"sekali lagi malam ini berisi teriakan perth yang menolak mentah-mentah usulan ayahnya yang ingin membuat satu rumah bercorak bunga tulip di setiap dindingnya.
Perth tidak mau!
Namun langkah joss yang hendak berbalik terhenti dan menatap pintu depannya dengan pandangan yang sulit di artikan. Kulitnya yang hanya menggunakan kaus tanpa lengan menggigil dengan kedua tangan yang seolah melindungi tubuhnya. Dan semua pergerakan joss tertangkap jelas oleh perth.
Remaja mungil itu mendekat dan menyentuh tangan ayahnya. "Ayah...ada apa?"perth bertanya pelan dan mengikuti arah pandangan sang ayah. Tepat di depan sana, pintu yang membatasi antara dalam dan luar tengah mengeluarkan asap berwarna biru dengan suhu yang dapat membekukan siapa saja.
Badan perth bergetar dan semakin mengeratkan pelukannya terhadap sang ayah. "Ayah dingin..."lirihan perth membuat joss menoleh dan mendapati wajah mungil di sampingnya memucat.
Keluar dan bawa Lunaku sekarang juga, joss!
Joss yang hendak mengatakan sesuatu terdiam ketika innernya yang telah lama mati bersuara. Setelah kepergiannya dari dunia vampire joss memang berhenti menggunakan semua yang bersangkutan dengan hal tersebut. Termasuk kekuatan bertahan dirinya yang menyebabkan kondisi tubuh joss tak ada ubahnya dengan manusia.
Bagi kaum vampire melepaskan jati diri dengan menjadi manusia adalah dosa besar paling hina. Terserah jika diluar sana banyak vampire yang brutal,agresif, dan menjijikkan maka sah-sah saja asalkan jangan melakukan hal fatal ini. Dan keadaan inilah yang membuat joss pergi atau dengan kata lain di usir dari tempat asalnya.
Maka dari itu kehadiran Luna bagi bangsa vampire terarah kepada joss yang telah hidup menjadi manusia. Karena ia telah ditakdirkan dengan menjadi ayah pendamping Sang Luna.
"Tunggu disini biar ayah yang akan kesana."perth hendak protes sebelum pintu didepan sana terbuka dan menampilkan seseorang berkulit biru berkilauan dengan tatapan sedingin auranya.
Joss berdesis pelan ketika mengetahui siapa yang bertamu.
"Sambut aku dengan hormat Joss wayar. Aku tak membutuhkan desisanmu."
Menelan ludahnya joss bergerak beberapa langkah kedepan dan membungkuk dalam meninggalkan perth dibelakang sana yang memegang erat dinding disampingnya.
"Selamat datang Lord Saint Suppapong."
i'm losing my mind....lupa up huu
semoga tidak mengecewakan buat chap di atas.
;kolom bertanya terbuka lebar. penggunaan kalimat atau istilah yang ada adalah karangan saya sendiriiiii
jadi jangan heran kalo ngaco😢😧;judul film yg jadi narasi perth kalau gak salah judulnya 'Bad Girl'.
see you !