Present:
COLD ONE;
"Ayah, perempuan itu datang lagi."perth memejamkan matanya erat–erat. Kepalanya terasa sangat sakit lantaran ia belum dapat mengistirahatkan dirinya sejak peristiwa aneh itu.
Dan kali ini, bukan sosok lelaki berwajah pucat yang ia mimpikan–bukan saint. Melainkan seorang wanita bersurai coklat bersinar dengan gaun pengantin berwarna putih. Perth tidak pernah melihat wajah dari sosok itu, hanya separuh dari tubuhnya saja yang terlihat.
Tapi perth yakin jika wanita itu sangatlah cantik. Terbukti dari jari manisnya yang mengenakan cincin sederhana dan sewaktu–waktu wanita itu juga akan menampilkan sileut menggunakan mahkota kerajaan.
Perth bingung. Kepalanya serasa ingin pecah akibat memikirkan hal ini tiga hari berturut-turut ia bahkan membolos sekolah.
Dan yang terjadi sekarang ini sungguh membuat perth mati ketakutan. Bagaimana bayang–bayang wanita yang berjalan di taman hilang–hangus entah kemana. Gaunnya sobek dan penuh dengan darah. Bibirnya terluka, kulit mulusnya penuh lebam, dan kaki lecet akibat berlari tak tentu arah.
Perth ingin berlari menolong, membawa wanita itu pergi bersama dirinya untuk dirawat bersama sang ayah, joss. Namun ketika tangan mungilnya ingin membalikan tubuh yang terkapar di tengah hutan, perth membeku. Jantungnya berdetak dengan kencang. Ia limbung, mata indah yang selalu melengkung ketika tersenyum kini meneteskan air mata. Wanita itu—wanita dengan gaun pengantin itu adalah dirinya sendiri. Berwujud wanita, dengan ciri fisik yang seutuhnya sama.
Perth menggelengkan kepalanya, bergerak mundur dan berlari sekencang mungkin. Bagaimana bisa hal ini terjadi?!
Mengapa ada dirinya?disana, sudah mati dengan tubuh bersimbah darah.
Perth berteriak, memanggil siapapun untuk diminta bantuan agar membawanya keluar dari mimpi aneh ini.
Siapapun!perth sudah tidak tahan, ia ingin ayahnya.
Joss, perth butuh sebuah pelukan!
"Hiks, ayah"isakan lolos dari bibir kecilnya.
Joss yang sedang membuatkan sarapan—meskipun sekarang masih pukul 4 pagi, berjalan cepat kearah ruang tamu. Ada perth dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Menghela nafas, joss mendekat, merasakan tubuh anaknya bergetar dengan hebat. Menarik pelan selimut itu dan mendekap erat bayi besarnya.
Merasakan pelukan hangat dari joss tangis perth semakin keras. Kepalanya sakit memikirkan segala ketidakmungkinan yang terjadi belakangan ini.
Perth putus asa.
Ia ingin sekali bertukar jiwa dengan joss yang hidupnya hanya tentang memasak dan merecoki kebiasaan buruknya. Bukan mengalami mimpi–mimpi aneh dengan orang aneh yang mengaku sebagai kekasihnya tetapi tidak pernah datang untuk menjenguk semenjak hari itu.