Akaashi Keiji, sahabatku yang paling sabar dan tampan.Rumah kita bersebelahan. Kita satu sekolah dan seangkatan, tapi tidak sekelas. Aku selalu menunggunya selesai latihan hingga kita pulang bersama.
Semenjak ia memasuki klub voli, ia menjadi lebih dekat dengan kakak kelasnya, Bokuto Koutaro. Biasanya saat istirahat ia menghabiskan waktunya denganku, tapi sejak munculnya seorang Bokuto, Keiji jadi jarang bersamaku. Awalnya aku sedikit kesal dengan Bokuto itu. Ia sangat mudah akrab dengan Keiji. Namun, aku sadar rasa kesal ini bukan kesal biasa, tapi..
cemburu.
Walaupun pada akhirnya Keiji mengenalkanku dengan Bokuto itu dan dalam waktu dekat aku langsung akrab dengannya. Takku sangka ternyata, Bokuto orang yang lucu dan menyenangkan.
Setiap orang tua ku pergi dinas, Keiji selalu datang kerumahku untuk menjagaku. Rasanya terlalu berlebihan, mengingat aku sudah besar dan bisa menjaga diri. Namun dalam hatiku, aku juga merasa sangat senang Keiji datang menemaniku.
Saat ini Keiji akan menemaniku dirumah dengan alasan yang sama.
Aku membuka pintu setelah mendengar bel rumah. Walaupun sering main kerumahku, Keiji selalu saja menekan bel pintu. Dia memang sopan.
Aku melihat Keiji membawa sekantung plastik berisi cemilan. Ia tersenyum menatapku, "Ayo kita nonton film." Wajahku merona senang.
Aku milih filmnya, Keiji menyiapkan cemilannya. Aku tidak terlalu suka film romance, jadi aku memilih film action.
Kita berdua duduk bersebelahan. Awalnya sedikit canggung. Karena sudah terbawa suasana oleh film, kita jadi terfokus pada layar di depan kita.
Film selesai. Aku merenggangkan badanku. Saat merentangkan tangan, perutku berbunyi. Aku mendengar Keiji terkekeh kecil, wajahku memanas.
"Aku akan memasak untuk mu. Kau di sini saja." Keiji berujar lembut. Dia sangat baik padaku. Aku sadar bahwa aku jatuh cinta padanya sejak kita masuk SMA.
Aku memerhatikannya yang sedang memasak di dapur. Membayangkan apabila ia menjadi suamiku kelak. Memikirkannya saja sudah membuatku merona.
Tibalah Keiji di hadapanku dengan sepiring omelet. Aku memakannya dengan lahap, masakkan Keiji tidak kalah dengan makanan-makanan berbintang.
Ini salah satu alasan aku senang saat Keiji menemaniku. Ia akan membuatkanku makanan, ehehe.
Aku memaksa Keiji agar aku yang cuci piring, Keiji aku suruh diam di sofa depan TV. Dia juga penurut.
Aku kembali dan duduk di sebelahnya, memindah-mindah chennel TV.
"Kau tidak tidur?" tanya Keiji. Aku tersenyum jail, "Tidak, sebelum Keiji menciumku."
Remote yang ku pegang ditarik oleh Keiji dan seketika aku merasakan sesuatu yang hangat di pipiku.
Sudah tidak bisa dideskripsikan lagi wajahku sekarang saat mengetahui Keiji benar-benar menciumku di pipi. Tak lama setelahnya Keiji menarik lembut badanku agar lebih dekat dengannya. Ia menyandarkan ku pada lengannya dan mengelus suraiku lembut.
"Tidurlah"
Bagaimana aku bisa tidur jika kau memperlakukanku seperti tadi secara tiba-tiba?!
Tetap saja wajahku masih memerah. Walaupun begitu, ini tidak terlalu buruk. Aku bisa lebih dekat dengan Keiji. Wanginya selalu membuatku rindu.
Aku tersenyum dan membenarkan posisiku agar lebih nyaman.
"Aku sayang Keiji." Aku menyembunyikan wajahku pada lengan Keiji dan berhasil membuatnya terkekeh.
.
.
.
(✿❛◡❛)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Mesra [Akaashi Keiji]
Short StoryKisah tentang Akaashi Keiji dan [y/n] yang simple tapi sangat mengena pada hati [y/n] yang membuatnya baper + ngefly. Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi) [y/n] = nama depan [l/n] = nama...