*Bismillah.Hari minggu kali ini aku tidak sendiri. Orang tuaku berada di rumah kali ini. tentu saja aku bahagia, jarang sekali kita dapat berkumpul seperti ini di hari libur.
Ku usahakan agar waktu kebersamaan ini tidak terbuang sia-sia. Aku mulai memasak bersama ibu, berkebun dengan ayah, dan lain-lain.
Saat ini kita semua sedang mengistirahatkan diri di ruang keluarga dengan menonton tv, tak lupa ditemani cemilan hangat khas rumahan yang baru dibuat.
Aku menyayangi keluarga kecilku ini.
Di tengah acara bersantai kita, suara bel pintu rumah terdengar. Aku meminta izin pada kedua orang tuaku agar aku saja yang membukakannya.
Kaki-kakiku melangkah dengan riang, ingin segera tahu siapa pemencet bel tersebut. Sebelum membuka pintu, aku menarik napasku pelan untuk menetralkan detak jantungku yang berdetak lebih cepat saat menuju kesini.
Dengan pelan ku buka pintu rumahku ini. aku sedikit terkejut saat mengetahui si pemencet bel tadi.
"Keiji? Ada apa?" tanyaku. Tumben sekali dia kerumah saat orang tuaku pulang.
"Tak apa, hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." balasnya dengan wajah datar tapi tampan itu.
Aku terkekeh,"Tentu aku baik-baik saja. orang tuaku di rumah."
"Ya, aku tahu." Keiji memberi jeda, sedikit ragu untuk mengucapkannya, "Apa kau mau keluar sebentar? Aku tidak memaksa."
Aku mau tapi aku sedang ingin dengan keluargaku saat ini, "Aku-"
"Ehh? Keiji toh rupanya. Makasih ya udah nemenin [y/n] selama ini. Sini masuk dulu." Ibuku datang tiba-tiba memotong ucapanku.
"Iya, tapi maaf saya mengganggu waktu kalian, saya ingin mengajak [y/n] keluar sebentar, apa boleh?" Keiji mengatakannya dengan tenang seperti ciri khasnya.
"Ohh tentu saja boleh. Kau boleh membawa putri ku kemana saja." balas ibuku dengan senyuman yang sangat bahagia, bahkan ini pertama kalinya aku melihat senyuman beliau yang seperti ini.
Eh, tunggu, apa yang ibuku katakan barusan? Ia memperbolehkannya? Dan beliau bilang boleh membawaku kemana saja? memang aku barang?
Wajah Keiji sedikit merona mendengar respon ibuku, "Terima kasih."
Mereka berdua menoleh kearahku. Aku yang di tatap menjadi bingung.
"Apa kau tidak ingin dandan dulu? Keiji menunggumu." Ucap ibuku. Aku yang baru ngeh langsung menuju ke kamarku untuk bersiap.
Hanya 5 menit aku bersiap-siap, tidak perlu dandan-dandanan yang berat, lagi pula Keiji bilang hanya pergi ke taman.
"Ittekimasu."
Aku dan Keiji pergi berjalan ketaman. Di sekitar taman kita hanya berjalan, sesekali membicarakan hal yang kita lihat di sekitar.
Aku melihat food truck ice cream. Karena sudah lelah, aku memutuskan untuk berhenti membeli dulu, Keiji ku suruh duduk di kursi samping food truck tersebut. Setelah selesai membeli, aku memberikan ice cream itu pada Keiji. Dan ikut duduk disampingnya.
"Setelah SMA kau ingin kuliah dimana?" tanyaku sambil memakan ice cream yang tadi ku beli.
"Aku belum terlalu memikirkannya. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga." Aku menyengir.
Kita masih belum beranjak dari kursi setelah ice cream yang kita makan habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Mesra [Akaashi Keiji]
Historia CortaKisah tentang Akaashi Keiji dan [y/n] yang simple tapi sangat mengena pada hati [y/n] yang membuatnya baper + ngefly. Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi) [y/n] = nama depan [l/n] = nama...