Aku mendapat kabar bahwa hari ini tim Fukurodani akan melawan tim Ichibayashi. Mereka semua hebat bisa masuk final. Aku harap Fukurodani memenangkannya.
Sebenarnya aku ingin ikut melihat pertandingannya. Tapi di saat bersamaan aku sedang mengikuti kelas tambahan untuk perlombaan bahasa Inggris minggu depan.
Perasaanku sedikit gelisah karena tidak menontonnya. Tapi apa boleh buat. Aku akan menunggu pemberitahuan dari Keiji saja nanti.
.
Kelas tambahanku sudah selesai. Mungkin juga dengan pertandingan Keiji. Aku segera melangkahkan kaki menuju rumah.
Ku buka pintu rumah yang terlihat sepi ini. Badan memang lelah tapi hati berinisiatif untuk membuatkan Keiji makanan kesukaannya.
Setelah mandi, aku bergegas ke dapur mencari bahan² yang akan ku buat menjadi makanan kesukaannya. Mungkin aku juga akan membuatkannya onigiri?
Ku lirik jam yang tergantung di dinding. Masih jam 5 sore. Aku tidak tahu Keiji pulang jam berapa.
Aku mulai menyibukkan diriku dengan bahan² dihadapanku. Mulai memotong, menumis, menggoreng. Ternyata aku lumayan handal dalam memasak *bangga*
Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore dan Keiji belum pulang. Makanan yang tadi ku masak sudah jadi bahkan dapur sudah ku bersihkan.
Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku membukanya. Pesan dari Keiji ternyata.
Keiji
"Maaf aku akan sampai rumahmu sedikit terlambat. "[Y/n]
"Iya, tak apa. Yang penting kau pulang dengan selamat."Pesan sudah ku kirim. Setelah itu tidak ada balasan lagi.
Karena bosan aku mulai menyalakan tv. Memindah-mindah channel yang ku suka. Sudah setengah jam aku menunggu Keiji tapi ia belum kunjung datang.
Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Otomatis aku menghampiri arah pintu.
"keiji! Okae ... ri"
Ucapan ku terputus saat melihat Keiji dengan wajah tertekuk nya. Menahan sedih dan amarah?Tanpa kata-kata lagi, aku segera menghampirinya dan memeluknya erat. Sepertinya aku tahu apa yang terjadi.
"Aku tahu... Aku tahu." Sahut ku sambil menepuk-nepuk punggungnya yang masih menggunakan jersey pelan.
Keiji membalas pelukanku. Ia membenamkan wajahnya pada lekukan leherku. Dapat ku rasakan sesuatu yang basah mengalir melewati bahuku.
Ya, Fukurodani kalah melawan Ichibayashi. Sulit di terima juga kenyataan ini. Mereka sudah susah payah berusaha. Latihan sampai larut malam.
Pasti rasanya sakit. Rasanya seperti usaha menghianati hasil. Tapi, bukankah ini sudah hebat? Mereka berhasil masuk final.
Aku mengelus surai Keiji lembut, "Yosh.. Yosh.. Bukankah kalian sudah hebat? Kalian bisa masuk final. Jika dipikir-pikir kalian jauh lebih beruntung dari yang lain, Itu sudah cukup. Jangan paksakan dirimu."
Dapat ku rasakan Keiji menghela napasnya cukup panjang. Setelah itu ia menegakkan posisi badannya. Matanya terpejam dan masih mengatur napasnya. Aku tersenyum sendu melihatnya.
"Maafkan aku."
"Kenapa minta maaf? Itu bukan kesalahan. Menang kalah itu sudah biasa bukan? Coba ingat-ingat kembali, sudah berapa banyak kau dan tim mu memenangkan kejuaraan."
Keiji tersenyum tipis, "Ya, kau benar."Aku ikut tersenyum menyemangatinya, " Ya sudah, sana mandi. Setelah itu kita makan. Aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu, nanohana no karasiae~"
Keiji sedikit menampilkan ekspresi senangnya. Aku pun berjalan ke arah dapur.
Sebenarnya tim Fukurodani sudah diajak makan oleh pelatih pulang pertandingan tadi. Tapi karena Keiji tidak ingin membuatku kecewa, ia akan makan lagi. Terlebih, aku sudah membuatkan makanan kesukaannya.
"Terima kasih, [y/n]."
.
Setelah mandi, Keiji menyusulku di meja makan. Aku mulai bercerita banyak hal, mulai dari kegiatan di sekolah, kucing yang nyangkut di pohon, dan diriku yang hampir terjatuh dari tangga, tanpa menyinggung pertandingannya tadi.
.
.
.
.
(╥ω╥')
Bonus pict~~
Lusi ikut sedih melihat bebeb tertjintah sedihh (╥ω╥')
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Mesra [Akaashi Keiji]
ContoKisah tentang Akaashi Keiji dan [y/n] yang simple tapi sangat mengena pada hati [y/n] yang membuatnya baper + ngefly. Warning : bahasa tidak baku, typo, gaje, garing, receh, OOC, dll. KTT (Kehaluan Tingkat Tinggi) [y/n] = nama depan [l/n] = nama...