Agustian mondar-mandir di depan gedung fakultas, sudah tak sabar menunggu kedatangan Yuda yang katanya sudah OTW dari setengah jam lalu. Padahal jarak dari kelas sampai depan gedung tidak terlalu jauh. Cukup berjalan sekitar lima menit saja, tapi sampai sekarang Yuda belum juga memunculkan diri di sini.
Memang dasar kebanyakan anak muda zaman sekarang. Bilang OTW, tapi tak jalan-jalan. Termasuk Yuda inilah salah satunya. Pacar yang awalnya manis, penurut dan perhatian itu ... setelah pacaran dua tahun, jadi terkesan bodoh amat.
"Tian! Nunggu lama ya?" Sekali muncul, langsung melompat ke punggung Agustian dengan brutal. Sampai si korban hampir jatuh tertabrak olehnya.
"OTW lo dari kelas mana sih! Lama amat!" Agustian langsung menyingkirkan tangan Yuda dari bahunya, ditempeleng sekalian biar tahu diri.
Yuda sih tak peka. Dia cengengesan bego. "Tadi ketemu Alex, ngobrol bentar kita." Merangkul bahu Agustian sekali lagi, menempel terlalu dempet sampai susah jalan.
"Ngapain itu cewek di gedung Fakultas Teknik? Biasanya juga main di tempat Fabian." Agustian mendorongnya lagi, jalan cepat-cepat sambil mengeluh.
"Cari mangsa katanya. Entah, namanya juga bumil, kelakuan aneh." Yuda tak mempermasalahkan sikap galak Agustian. Dia udah kebal diteriaki setiap hari, anggap saja memang pacarnya susah bersikap manis.
"Lo jangan sinis mulu ah, bini teman lo juga. Baikin dikit kenapa?"
"Udah gue baikin. Bersedia jadi teman, datang ke nikahan mereka. Kurang baik gimana lagi?"
"Gitu lo bilang baik?"
Yuda geleng-geleng kepala melihat kelakuan pacarnya. Perasaan tahun lalu Agustian sudah akur sama Alexandra, sering bisik-bisik berdua membicarakan hal mesum. Sekarang saja, penyakit sensian pada cewek usil itu kambuh lagi.
"Biar. Jadi mau makan apa lo?" Agustian segera mengalihkan pembicaraan. Malas membahas cewek ngeselin yang terlalu kepo sama urusan privat mereka. Setiap hari nge-chat tanya ini dan itu. Siapa yang nggak dongkol, coba?
"Apa aja boleh," jawab Yuda.
"Apaan! Jawaban gitu yang paling ngeselin!" Agustian mendengus kesal, sibuk cek IG, cari tempat makan baru buka.
"Ya udah, KFC susah amat." Nah kan! Orang sudah sibuk mengecek, dia malah balik lagi ke tempat langganan. Setiap hari makan ayam goreng kayak nggak ada makanan lain.
"Ogah. Udah bosan." Agustian menendang kaki Yuda, memutuskan untuk pergi ke mana saja selain KFC biar Yuda ikut kesal.
"Kalau gitu ya terserah." Cara Agustian gagal sih, yang ada Yuda makin bodoh amat. Tampangnya masih saja sama, begitu santai menyapa teman yang lewat.
Kadang Agustian sampai bingung sendiri. Yuda itu selalu saja menyendiri, tapi herannya banyak teman. Walaupun itu hanya sekadar saling sapa, atau mengobrol sebentar lalu. Mungkin karena tampangnya terlihat bersahabat, atau pembawaannya kalem. Entahlah, tahu-tahu orang-orang sudah keburu menyukai Yuda. Sama seperti dirinya, jatuh cinta tanpa sadar.
"Oke, KFC aja," balas Agustian. Tiba-tiba saja rasanya kesalnya hilang saat melihat senyuman polos Yuda. Pacarnya itu memang suka curang, mempermainkan perasaannya secara alami tanpa perlu berusaha sama sekali.
"Nanti nginap di rumah ya."
"Boleh."
Meskipun demikian, Agustian hanya bisa pasrah menerima semua itu. Sudah terlambat untuk berpikir ulang, hubungan mereka telah berjalan terlalu lama. Sampai pada batas sulit untuk melepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, But Love You Too [END]
Teen FictionYuda dan Agustian sudah berteman sejak SMP, hingga mereka mulai dekat dan menjadi sahabat di SMA. Hanya saja Agustian tidak pernah menyadari perasaan cinta Yuda untuknya. Hingga suatu hari saat Agustian tertidur, Yuda yang tidak mampu mengendalikan...