Toni masuk ke kamar Yuda, dia duduk di samping tempat tidur, menyandarkan punggungnya pada pinggir ranjang. Yuda berbaring di atas, memeluk bantal dengan muka kusut.
"Dia udah pulang. Mau datang lagi katanya," lapor Toni.
"Kalau gitu gue nginap di luar seminggu." Yuda langsung memutuskan untuk kabur dari rumah sementara waktu. Pilihan itu tak ada gunanya. Mau kabur berapa lama pun, Julia akan kembali lagi ke sini. Yuda sebenarnya sudah paham, dia hanya tak tahu harus bagaimana.
"Percuma, Yud. Kenapa lo nggak coba bicarakan yang jelas dengan Julia?"
"Gue nggak bisa, makanya kabur."
Yuda mengacak rambutnya, menenggelamkan wajah di balik bantal. Bicara sih mudah, menjelaskan yang tak mungkin. Hidupnya akan makin berantakan jika membiarkan Julia tahu. Yuda sama sekali tidak berniat mengubah keadaan saat ini.
Toni sendiri tak terlalu paham masalah Yuda, itu yang membuatnya serba salah. Mau menghibur, takut salah sasaran. Mau memberi saran, dia tidak bisa asal-asalan. "Kalau begitu gimana kalau gue yang bicara dengan Julia?" Mungkin bila dia yang membantu menghadapi Julia akan lebih mudah untuk Yuda.
Namun, Yuda malah menatap Toni dengan pandangan horor. Dia tidak mau melibatkan Toni ke dalam masalahnya. Apalagi karena dia tahu kalau Toni tak suka diseret ke dalam urusan pribadi orang lain. Udah begitu, dia sampai diizinkan tinggal di sini.
"Nggak usah. Biarkan aja dia. Nanti juga capek sendiri." Capek sendiri? Karena yakin Julia tak kenal lelah itulah, kenapa Toni mengajak Yuda bicara. Ini anak malah bicara tak mendasar, bersikap masa bodoh dari masalah sendiri.
Toni menghela napas, semua kalimatnya tertahan di tenggorokkan. Kadang Yuda begini keras kepalanya sampai susah dikasih tahu. Dia hanya ingin menolong, tapi jika orang yang ingin ditolong menolak, dia bisa apa?
"Kalau begitu lo mau nginap di rumah siapa? Pacar?" Toni memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan. Ya sudah kalau maunya Yuda begitu, seenggaknya dia mau tahu ini anak kabur ke mana.
Yuda menggeleng. Dia tidak pernah minta menginap di rumah Agustian tanpa diundang. Soalnya pacarnya masih tinggal dengan orang tua, jadi Yuda tahu diri sedikit untuk tidak datang saat orang tua Agustian ada di rumah. Dia sudah cukup merasa bersalah meracuni Agustian, pacaran diam-diam saat mereka memberi kepercayaan. Mana mungkin Yuda bisa bertingkah lebih menyusahkan dari ini.
"Terus, lo nginap di mana?" Toni jadi cemas. Yuda itu tak punya banyak teman dekat. Masa iya sudah tinggal di sini, mau diam-diam ngekos di suatu tempat lagi? Terlalu boros dan membuat orang cemas.
"Di rumah Fabian," jawab Yuda.
Toni berpikir keras, mencoba mengingat seperti apa teman yang namanya Fabian itu. Setelah lima menit, dia akhirnya ingat. Cowok teman dari SMA bermuka datar yang sulit dipahami.
"Bukannya dia udah nikah?" Toni ingat dia juga diundang, belum lama ini. Masa Yuda orang yang bisa santai menginap di rumah pengantin baru? Kayaknya nggak deh.
"Emang, tapi rumah barunya luas. Banyak kamar kosong dan istrinya masa bodoh pembawaannya. Jadi nggak apa-apa." Nggak apa-apa kepala lo! Ingin rasanya Toni berteriak begitu sambil menempeleng Yuda, tapi dia menahan diri. Setidaknya begini lebih baik daripada Yuda keluyuran tak jelas entah di mana.
"Oke deh, kalau itu keputusan lo. Gue sih serah aja, enaknya gimana. Yang penting ingat satu hal, gue sama Sam selalu bisa lo andelin." Toni memutuskan untuk meninggalkan Yuda sendiri, berhubung Yuda masih cukup waras untuk memutuskan segalanya sendiri.
Setelah Toni pergi, Yuda tersenyum tipis. Dia merasa sedikit lega, rumah ini memang membuatnya merasa selalu diterima. Toni juga sungguhan bersikap layaknya seorang abang, jauh lebih baik keluarganya sendiri. Hubungan darah tak berarti segalanya. Terkadang keluarga bisa ditemukan pada sosok yang tak terduga daripada mereka yang terlihat dekat dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You, But Love You Too [END]
Teen FictionYuda dan Agustian sudah berteman sejak SMP, hingga mereka mulai dekat dan menjadi sahabat di SMA. Hanya saja Agustian tidak pernah menyadari perasaan cinta Yuda untuknya. Hingga suatu hari saat Agustian tertidur, Yuda yang tidak mampu mengendalikan...