bilangnya sih, epilogue

3.8K 280 77
                                    

🍡🍡🍡

Jisung asik berselancar di sosial media. Sibuk gerakkin jari jempolnya naik turun geser layar. Dan kadang ngetik sesuatu disana. Suara kekehannya keluar tiba-tiba karena lihat sesuatu yang menurutnya lucu. Semakin keras, kekehan itu berubah menjadi tawa. Ia tertawa sendiri seperti...

"Kakak kayak orang gila"

"HAHAHAH", Jaemin ketawa puas dengernya, dia sembari melakukan kegiatannya yang lagi buat kopi. Gadis kecil yang nyeletuk tadi berada di meja makan, terduduk di bangkunya sembari mengunyah sesuatu yang disebut cookies; ikut ketawa geli juga.

Jisung geser bola matanya pada si gadis cilik itu, menyipitkan matanya seolah ia mengajak berperang. Kemudian dua jarinya membuat gestur aku-mengawasimu yang mana bikin gadis dengan kucir dua itu semakin terbahak.

"Pagi~", Mark menampilkan figur dirinya yang baru bangun tidur di mulut pintu dapur; bersandar malas sembari menguap lebar dan mengucek matanya.

"Ewh jelek", ejek Jaemin dengan senyum jahil dibibirnya.

Ngedenger itu, Mark langsung ngambil seribu langkah cepat buat nyerbu tubuh Jaemin dengan pelukan di belakang punggung. Bikin istrinya mengeluh sesak nafas dan ketawa kegelian karena Mark nambahin gelitikan di perutnya.

Ingin menambah keributan di pagi hari itu, Jisung ikut menyerang gadis manis itu yang tengah antusias menonton orangtuanya dengan gelitikan.

Spontan pekikan menyenangkan itu keluar dari bibir mungilnya, Jisung semakin gencar gerakin jarinya ngejahilin.

"kaka! Mina geli! Minta ampun!"

"Aku bukan kakakmu aku zombie~ haa~~"

Dan selanjutnya hanya gelak tawa dan kebahagiaan yang menjadi atmosfer di sekeliling mereka.

Ya, sampai gadis kecil bernama itu batuk heboh dan bikin Jaemin teriak panik dan Mark melongo bingung.

"JISUNG! MINA KESELEK!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Udah 4 tahun. Semenjak hari membahagiakan adik jisung lahir ke dunia sampai juga hidup Jisung hingga hari ini. Emang, waktu berputar cepet. Gak ada yang nyangka bayi merah di ranjang kecil kemarin, hari ini udah bisa jalan sama ngomong juga. Jisung gak mengada, rasanya baru kemarin dia mandiin adeknya di bak mandi kecil, sekarang udah bisa mandi sendiri. Tersentuh udah pasti. Nama Jisung sekarang didahului  kata 'kakak' di depannya. Baik dipanggil adiknya, atau sama kedua orang tuanya. Ada rasa bangga dan tanggung jawab sekaligus di dalam panggilan itu. Jisung jadi merasa dewasa.

Jadi gini rasanya jadi kakak, Jisung sering ngebatin gitu kalau dia ketemu hal baru tentang hubungannya sama si ade. Kaya dia harus berbagi, harus bisa jagain, harus bisa jadi pelindung buat adiknya, harus jadi contoh juga. karena itu, Jisung selalu berhati-hati bersikap kalau di deket Mina. Misalnya kalau lagi main game sama temennya gitu di rumah, masa iya dia berkata kasar di depan adiknya? kan ngga lucu. Nanti bukan cuma dia ngajarin yang jelek, dia juga kena omel mamanya seharian. Bisa kebakar deh kuping.

Jisung sekarang punya tanggung jawab besar buat mengayomi adiknya sampai dia besar. Apalagi Jisung ini laki-laki. Kata papanya, dia bisa jadi wali buat Mina kalau-kalau papanya ga ada. (Amit-amit, deh)

Omong-omong soal orang tuanya, Jisung juga gak pernah berhenti bersyukur akan kebahagiaan yang terus dia dapet setiap hari. Mereka sehat, harmonis sama makin lengket sampe-sampe Jisung muter mata liat mereka lovey-dovey tiap hari kaya remaja puber. Tapi gapapa, Jisung seneng mereka bahagia kaya gitu. Dia berdoa semoga suasana ini bakal terus ada walaupun gak selalu, karena dia tau hidup itu gak akan semulus jalan aspal kan? hehe.

oudste kind ; jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang