🍡 pancake [4]

4.2K 476 71
                                    

Pertama - tama, maaf aku ganti judul book ini semoga kalian maklum ya.
Happy Reading!!


Ruangan dengan pencahayaan alami dari sang surya yang mengintip malu di balik jendela itu tampak tenang, suara dengkuran halus yang terdengar pelan menandakan bahwa penghuni ruangan itu masih tertidur dengan lelapnya di bawah selimut hangat yang melindungi dari gigitan suhu dingin di luar sana. Detak jarum jam yang mengalun dengan teratur seakan semakin menggoda sepasang penghuni kamar tersebut untuk terus tertidur dan mengabaikan matahari yang semakin naik ke atas langit.

Sebelum sebuah kernyitan pada dahi salah satu dari mereka terbentuk dalam.
















Ah, anjir.

-Jaemin mengutuk pada pagi hari.

Damainya pagi yang dirasain jaemin seakan lenyap saat sesuatu dalam perutnya kembali berulah. Rasa mual yang gak bisa Jaemin tahan maksa dia buat buka mata dan langsung melasat pergi ke kamar mandi, bikin Mark yang masih mengarungi mimpi itu terlonjak dan reflek membuka matanya. Kepalanya yang tadinya naik beberapa derajat karena terkejut itu kembali lagi kedekapan bantal waktu tau alasan Jaemin udah ribut pagi - pagi.

Huek!

"Kakaak!"

Mark meredam erangan malasnya pada bantal sebagai respon. Kantuk yang gak bisa diusir dengan mudah itu bikin dia narik nafas sebelum membangkitkan diri dari kasur. Mengucek matanya dan menggeliatkan badan dengan santai padahal suara ribut Jaemin dari kamar mandi itu sebenarnya bikin khawatir bagi orang yang pertama kali dengar.

Huek!

"kakak!"

"Iya, sayang.."

Mark sempat melirik jam berwarna putih gading yang tersimpan di nakas sebelum meraba lantai untuk mencari sendal dan menyusul Jaemin.

06:45

Jisung belum dibangunin.














"kan kata mama juga apa! Udah gede harusnya bisa bangun sendiri!"

Jisung berenti sebentar dari kegiatan niup susu coklat panasnya buat ngelirik keributan piring plastik yang jatuh di sudut dapur sana dan lanjut lagi niup dan mengecap pelan cairan manis itu dengan santainya. Jisung sudah mewajari sih, Omelan pagi memang sarapan dia sehari - hari.

Tapi, kali ini ada yang beda.

Omelan yang Jisung terima waktu pertama kali buka mata ini bukan berasal dari mulut manis mamanya. Dari awal pintu kamar di gedorin dengan brutalnya sampe sekarang dia duduk di meja makan buat minum susu, malah ocehan on going Papanya lah yang memanasi gendang telinga si sulung Lee itu. Sementara Mamanya itu yang baru aja mendingan dari morning sicknya terlihat biasa - biasa saja dan udah booking tv dari pagi.

Awalnya Jisung kaget. Fenomena aneh baru yang bikin dia nekuk dalam - dalam dahinya.

Papanya yang cool, keren, tenang dan biasa berwibawa itu tiba - tiba jadi ngomel ini itu, misuh sana sini yang mana baru pertama kali diliat Jisung selama 17 tahun dia jadi anaknya.

Tapi begitu ingatan dia muter dan informasi seliweran ini ketangkep saraf otaknya, Jisung jadi bisa santai sedikit.

katanya, suami yang istrinya lagi hamil itu suka kebawa anehnya. Selow ae lah.

"Hari ini bebas, Pa. Classmeeting! Jisung gak jadi apa - apa, lagian males juga"

Mark berenti sebentar dari kegiatannya buat pancake, "Terus kalau ada informasi kamu minta siapa?"

oudste kind ; jisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang