Sweet

2.9K 284 17
                                    

-Minggu 26 April 2020-

Happy Reading
___________________

"Kau sendirian?" Seorang gadis berambut Indigo Pendek tersenyum saat lawan Bicaranya menatap ia penuh takut. "Tenang saja aku tidak akan menyakitimu, mereka keterlaluan yah" Hinata duduk didepan si Lelaki.

"Kenapa tidak melawan?"

"..."

Masih tak ada jawaban dari si lawan bicara.

"Bukan berarti karena mereka cewek, kau hanya diam saja nee Sasuke-san"

"Kau mengetahui namaku?" Akhirnya Hinata bisa mendengar suara Sasuke.

"Hihi tentu saja, kau kan temanku" tanpa menyadari, perkataan gadis itu sempat membuat Sasuke terpana.

Dia memanggil namaku dengan benar. Batin Sasuke bergumam senang. Eh, sebentar apa tadi katanya?

"Teman?" Sasuke bersuara.

"Ummm, Sasuke adalah temanku" Hinata tersenyum manis, mengangkat jari kelingking. "Kita temankan?"

Bisa dilihat jelas bocah itu masih tidak percaya "Sungguh?"

"Tentu saja, kau dan aku pasti akan menjadi sahabat baik"

Sasuke tersenyum tipis, baru kali ini ada yang mau berteman dengan dia, selama ia bersekolah di sekolah dasar belum ada satupun anak yang mau berteman dengan nya, itu semua karena Sasuke jelek.
Jelek? Iya, tubuhnya kurus, ada beberapa bagian dikulit berwarna kecoklatan -penyakit kulit-, selain itu ia berasal dari keluarga kalangan bawah. Banyak anak-anak perempuan atau laki-laki sering menyiksa Sasuke tanpa hati bahkan perkataan tajam mereka tidak bisa dilupakan dalam pikiran Sasuke yang masih berusia 8 Tahun.

Sasuke menyambut jari kelingking Hinata dengan Jari kelingking nya ragu. Hinata tidak takut tertular penyakitnya?

"Kau harus tetap semangat Sasuke" Tangan kanan Hinata terangkat untuk mengusap kepala Sasuke pelan. "Wahhh aku tak menyangka, lembut sekali"

Deg.

Sontak kedua pipi Sasuke merona tipis, ia memalingkan wajah kesamping. Takut jika si gadis bulan itu menatapnya penuh jijik.

Sejak saat itu, Hinata lebih sering menghabiskan waktu bersama Sasuke ditaman belakang sekolah. Menikmati waktu bersama, bercanda atau melakukan hal lain bersama. Dan saat itu juga Sasuke sudah tidak pernah lagi di Bully, mengingat Hinata merupakan anak yang cukup disegani disekolah ini.

Hingga semua hari penuh bahagia Sasuke hancur sekejap mata.

"Aku harus pergi" Ucapan Hinata mampu mengagetkan Sasuke, lelaki itu menggeleng lalu memegang kedua pundak Hinata.

"Kemana?"

Mata Hinata menerawang "Jauh, sangat jauh"

"Jangan pergi, nanti aku sendirian lagi" mendengar perkataan Sasuke membuat perasaan bersalah Hinata kian membesar.

"Nanti aku pasti pulang, dan kita tetap menjadi Sahabat" Hinata menatap Sasuke penuh semangat, berusaha menyakinkan lelaki itu.

"Tenang saja, aku sudah memberi mereka peringatan agar tak ada yang menganggumu"

Bukan itu Hinata, Sasuke tidak mau kehilangan Peri kecilnya yang sudah menemani ia hampir 3 tahun. Peri kecil yang tanpa rasa jijik saat mengobati luka Sasuke, senyuman nya tak pernah luntur, bahkan hanya gadis itu yang mau berjarak dekat dengan Sasuke, terlebih ia mau menjadi teman nya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang