RAJA & RATU

II • KIPAS TANGAN

Ratu meringis pelan melihat luka - luka diwajah menyebalkan Samudra. Raja tidak main - main.

Bogemannya benar - benar membuat karya yang sangat mengerikan.

Samudra bahkan sudah semengerikan ini, sedangkan cowok itu hanya luka disudut bibir.

"AHHKK!."

Samudra sedikit menjauh. Raut wajahnya terlihat menahan sakit.

Petugas UKS yang membantu membersihkan lukanya meminta maaf pelan.

Ratu memeluk kuat kipas tangannya, mata bulatnya beralih menatap sosok Raja yang duduk diam di kursi dekat pintu masuk. Sudut bibirnya yang terluka sudah selesai diobati sedari tadi.

Dirinya terpaksa ikut terlibat disini karena menemani Samudra. Beberapa temannya meminta dirinya saja yang menemani Samudra, karena takut berurusan dengan most wanted SMA Garuda ini.

Tapi tetap saja, Raja akan berpikiran negatif karena keberadaannya disini.

"Sudah, biarkan ini lebih lama."

Perempuan dengan syal lambang PMR itu merapihkan obat - obatannya kembali. Membiarkan Samudra menghayati luka diwajahnya.

"Apa harus diperiksa ke rumah sakit?." Ratu menatap khawatir, alisnya saling bertautan.

"Sebaiknya seperti itu."

Mengangguk mengerti, Ratu mengucapkan terima kasih sebelum perempuan itu pergi.

Pintu UKS tertutup rapat.

Keheningan mendadak menyelimuti ketiganya. Ratu sendiri berdiri gelisah ditempatnya, tanpa mau mendekati salah satu cowok dari keduanya.

Temannya kali ini hanya kipas tangan kesayangannya. Masih dipeluknya erat kipas tangan itu. walaupun sesekali menatap Raja dibalik bulu matanya.

Pria itu sendiri tanpa ragu menatap dirinya, tidak segan seperti dirinya sekarang.

"G-gue kekelas duluan."

Ratu berjalan cepat menjauhi Samudra, kakinya baru saja melewati Raja sebelum cowok itu menarik seragam putihnya pelan.

Dengan tarikan napas kuat Ratu berdiri kaku. Matanya membola, sedikit turun menatap seragamnya dibagian tangan mengerut karena ditarik cowok disampingnya ini.

Ini lah bahayanya jika berkeliaran didekat Raja seperti ini. Cowok itu tanpa ragu selalu bertindak sesukanya.

Baik atau tidak, cowok itu tetap akan melakukannya jika dia mau.

"Tunggu."

Napas Ratu semakin tercekat ditenggorokkan.

"I-iya."

Ratu kembali melihat ke arah seragamnya yang masih ditarik Raja. Matanya menutup dengan alis yang bertaut.

Kenapa mereka belum dipanggil untuk keruang BK, berlama - lama disini tidak baik. Tidak tahukah mereka bagaimana akibat jika berdekatan dengan most wanted anak sebelah ini.

"Kenapa kipas tangan kamu ada di dia?."

Ratu merasakan seragamnya mengendur dari tarikan tangan Raja. Lengan cowok itu beralih mengambil kipas tangannya.

Cepat - cepat Ratu berbalik, bermaksud mengambil kembali kipas tangannya itu. tapi Raja bergerak lebih cepat menjauhkan kipas tanganya. Mengangkat keatas lebih tinggi.

"I-itu biasa. Samudra emang kurang berkah hidupnya jadi suka kepanasan gitu." Dengan cengiran bodoh Ratu menatap Raja.

Matanya menangkap siluet Samudra dibelakang mereka. Dengan sedikit pelototan, Ratu meminta bantuan dengan kode dari mata bulatnya.

Samudra hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Cowok itu memilih merebahkan tubuhnya diatas brankar kecil khusus.

"Kamu tau ini kipas yang keberapa kali aku kasih ke kamu?."

Raja menutup pandangannya dengan kipas tangan itu. Ratu segera menenggak, alis tebal itu terangkat satu. Tatapan dinginnya bisa Ratu tangkap.

Ratu sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa kipas yang Raja berikan. Dan selalu berakhir hilang atau rusak. Cowok itu selalu kesal walaupun akhirnya kembali memberikannya yang baru.

Tapi walau bagaimanapun, itu hanya kipas tangan. Raja tidak berhak memukuli Samudra hanya karena ia pinjami kipas tangan itu.

Ratu menatap balik tatapan tajam itu. rasa takutnya menguap entah kenapa. Ia kesal, mengapa Raja bisa sejahat itu hanya karena kipas tangan.

Melukai Samudra hingga semengerikan itu.

"Itu hanya kipas tangan Ja, kenapa mempersulitnya."

-RajaRatu-
T-B-C
Jangan lupa tinggalin jejak, semoga sukak. Papay..
Sorry for typo
-titikrindu-