V • PERMINTAAN

202 111 9
                                    

Jangan lupa vote, gratis ;))

° Selamat membaca!! °

Jalanan disore hari dipadati denganorang - orang yang memiliki tujuan sama dengan Raja dan Ratu. Pulang.

Ketika motor besar Raja sudah memasuki kawasan komplek, mata mereka menangkap taman komplek ramai dengan anak - anak kecil. Tawa kecil dan membahana dapat mereka dengar.

Suara bel sepeda saling bersahutan, hentakan kaki yang berlari saling berkejaran. Dan beberapa orang tua yang saling mengawasi, matanya tidak berhenti menatap anak - anak mereka.

"Kalau jadi anak kecil lagi pasti seru."

Ratu tersenyum manis dibalik helm. walaupun motor Raja sudah bergerak menjauhi taman, mata bulatnya memaksa untuk tetap melihat.

Perempuan itu kembali menolehkan kepalanya kedepan. Senyum manisnya masih tepatri indah.

Raja bisa menangkapnya dari mata bulat itu yang berbinar indah.

"Maaf."

Ratu mengernyit, mendekatkan kepalanya kedepan. "Maaf kenapa?"

Tidak ada jawaban, Ratu dengan berat kembali memposisikan kepalanya seperti semula.

Berada diposisi seperti ini, membuat rencana Ratu untuk membahas hubungan mereka kembali muncul kepermukaan.

Jari - jari tangannya bertautan.

"Raja." Cicitnya pelan.

"Kenapa?."

"A-aku mau kita putus aja ya."

Ratu sudah mengeratkan tangannya pada tas Raja, jika - jika cowok itu mempercepat laju motornya.

Tapi hingga semilir angin menerpa mereka, cowok itu tetap mempertahankan laju motornya. Tidak ada jawaban.

Ratu terus menunggu reaksi cowok itu, hingga mereka sudah sampai ditempat tujuan.

Tidak ada suara yang cowok itu keluarkan. Mata tajamnya hanya menatap lekat setiap pergerakan Ratu.

"Makasih."

Raja mengangguk. Mengambil helm miliknya dari tangan Ratu.

Ratu menunduk pelan, sebelum kembali bicara. "Aku serius minta putus dari kamu Ja."

Raja menghentikan pergerakannya, menatap Ratu lekat. Tidak ada raut emosi yang bisa ditangkap Ratu disana.

"Kamu mau kita sembunyiin hubungan ini, aku terima."

Ratu kembali menundukkan kepalanya, jari tangannya saling bertautan gelisah.

"Tapi putus? Kamu mikir gak?"

Ratu semakin menunduk, perkataan cowok itu tetap tenang. Tidak ada nada tinggi dan raut marah.

"Ja, aku udah gak bisa." Dengan berani Ratu menenggak, menatap balik mata tajam itu.

"Kenapa? Samudra?."

Mendengar nama Samudra dibawa oleh cowok itu, cepat - cepat Ratu menggeleng.

Dia bukan Raja yang bisa berdekatan dengan siapapun, sekalipun itu tetangganya.

"Aku bener kan?." Raja tersenyum sinis. Menolehkan kepalanya dari Ratu.

"Samudra gak ada hubungannya sama kita, yang bermasalah itu kamu. Kamu Raja." Ratu menautkan kedua alisnya kesal.

"Kalau aja kamu serius sama hubungan ini, aku gak bakal terus - terusan minta putus."

Raja kembali menoleh, "Siapa yang gak serius sih Ra."

"Kamu."

"Aku?"

"Ya iyalah, kamu pikir aja. Disekolah kamu, disekolah aku. Semua orang tau kamu itu pacaran sama Salma. Gak ada yang bilang kalau kamu itu gak punya pacar."

Raja menghela napasnya kasar, jari tangannya bergerak menyugar rambut hitamnya.

"Gak gitu Ra." Raja meraih tangan Ratu. Tapi dengan kasar Ratu menghempaskannya.

"Udahlah. aku sendiri tau Ja, Hubungan kamu sama Salma Itu emang pantes disebut pacaran."

Ratu menunduk, rambut panjangnya turun menutupi wajah sendunya.

"Daripada aku mempersulit kalian, lebih baik kita putus."

Raja hanya terdiam.

"Maaf, tapi aku udah capek. Gak seharusnya kita pacaran. Aku gak pantes sama kamu."

"Gak, aku bilang gak ya enggak."

"Ra-"

"Raja! Udah pulang? Nanti malam jadi kan?"

Suara Salma dari halaman rumahnya membuyarkan pembicaraan mereka. Ratu tersenyum miris.

Tanpa mau basa - basi mendengarkan jawaban Raja, perempuan itu langsung membuka gerbang rumahnya.

Menutupnya dengan keras.

Raja itu emang brengsek.

-T-B-C

SORRY FOR TYPO
Jangan lupa voment kawaan
Papay

-titikrindu-

RAJA & RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang