Kayla Qhanza Aqila H
Flashback on
"Jangan egois Qila jadi orang. Qila juga membutuhkan orang lain nantinya "
Teriak orang tersebut dengan nada yang sedikit tinggi"Bukan Qila yang egois bang. Tapi abang yang tidak paham maksud Qila!"
Balas Aqila yang biasa dipanggil Qila oleh orang terdekatnya"Abang paham keadaan Qila. Tapi tidak semua orang sama Qila . Tidak semua orang seperti dia Qil. Tolong ngertiin sedikit saja Qil" pinta Arif, abang Aqila dengan nada yang memohon
"Qila udah coba ngertiin semua keadaannya Bang. Namun semua itu tidak mudah untuk Qila" jawab Aqila yang matanya sudah mulai mengeluarkan air mata.
Flashback off
***
"Qil ikut ke kantin ya katanya ada menu baru loh. Anak- anak lain bilang enak loh" ajak Adelia dengan semangat sambil menunjukkan mata yang berbinar-binar.
Adelia Asyifah. Teman Aqila yang ceria berbanding terbalik dengan nya. Adelia yang biasa disapa Lia memiliki paras yang cantik lain halnya dengan Aqila karena Qila memiliki paras yang manis.
Ya jika Aqila adalah magnet kutub Utara maka Adelia adalah magnet kutub Selatan. Aqila yang pendiam dan Adelia yang banyak bicara.
Mereka Berbeda. Namun perbedaan itulah yang mungkin membuat mereka awet bersahabat"GAK"
Singkat, padat, dan jelas. Kata yang biasa didengar ditelinga Lia"Tapi Qil, Lia pingin cobain"
Jawab Lia dengan muka melas yang mengharapkan persetujuan dari Qila untuk ikut menemaninya makan di kantin. Tak lupa pula tangan yang menangkup di depan dada Lia.Aqila menoleh sambil melihat wajah Lia yang memohon itu.
Aqila melihatnya merasa senang dan sedikit terhibur. Tapi bukan Aqila namanya jika tidak membuat orang yang di dekatnya meningkatkan kesabaran.
"GAK. MAU. LIA"
Tatapan serius menyertai ucapan yang keluar dari bibir Aqila dengan penekanan disetiap katanya"Ok. Jangan panggil Lia lagi kalau Qila meminta Lia bohong ke Bang Arif dan ke Bang Anhaf ya Qil"
Putus Lia kepada Qila yang pandangannya lalu berpaling ke luar kelas. Lia dapat melihat lapangan bola Basket dipenuhi anak-anak bermain basket pada Jam istirahat.
Yang sisi lapangannya dipenuhi oleh Gadis-gadis berteriak meneriaki idola mereka bermain. Mata Lia sedikit terang melihat anak laki-laki yang tampan itu bermain basketLia terkejut ketika mejanya bergeser ke depan. Lia hampir terhuyung jika ia tak bisa mengendalikannya. Lia melihat Qila yang bangkit lalu berjalan kearah keluar kelas
"Astagfirullah teman Lia. Salah apa Lia punya teman macam begitu"
Ucap Lia sedikit berteriak yang nadanya disedih-sedihkan agar sahabatnya prihatin.Namun nihil.
Aqila tetap berjalan mendahului Lia. Lia paham kemana Aqila akan pergi. Kantin. Lia tahu betul kelemahan sahabatnya, Aqila.Kantin
Dan ya disini mereka telah berada. Kantin. Tempat yang disukai banyak orang namun tidak untuk Aqila.
Aqila membenci sesuatu hal yang berbau keramaian. Hal yang menyangkut orang lain, Aqila tak menyukainya.
Namun kali ini Lia membuatnya berada di tempat ini."Lia mau mesan menu makan baru Qil. Qila mau apa? Apa sama kaya yang Lia pesan? Atau bakso, mie, gorengan, sate..."
Qila heran melihat sahabat itu. Lia murid atau penjaga kantin. Lia hafal menu yang bahkan Aqila tidak mengetahui sama sekali
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRNA
Teen FictionBukan tentang kisah cinta yang bermula bahagia. Bukan tentang kisah cinta yang berjalan mulus sesuai keinginan remaja umumnya, bukan juga tentang cerita cinta yang ada di novel-novel yang diidamkan, atau tentang film-film yang ada di bayangan anak r...