"Pernah ada secerca cahaya kecil.
Penyemangat beranjak dari kegelapan.
Tapi perlahan cahaya itu hilang.
Dan, Kegelapan kini bertahan"Kayla Qhanza Aqila
***
Aqila POV
"pak minggir. Saya turun di sini"
Aku langsung memberhentikan angkutan yang aku naiki. Aku memberikan ongkos dan aku langsung turun setelah angkutan berhenti dan tidak menanggapi uluran tangannya yang diarahkan ke arahku.
Biarkan saja dia berpikiran aku seperti apa. Toh aku tidak mengenalnya. Dia hanyalah orang asing yang membuat aku tidak nyaman.Jarak tempat aku meminta berhenti ini lumayan jauh dari rumahku sekitar 15 menit untuk bisa sampai.
Ahhh rasanya lelah ku makin bertambah saja. Tapi lebih baik pikirku daripada duduk di dekat pria asing sepertinya.
Dan tidak terasa aku sampai di rumah. Langsung saja aku masuk ke dalam. Aku benar-benar butuh istirahat.
"Assalamualaikum..."
Dan hanya bunyi tapak kaki ku yang terdengar sesaat aku membuka pintu.Langsung aku menuju kamar ku.
Selalu seperti ini. Sudahlah aku tak ingin menambah lelah hanya karna hal ini. Hal yang menjadi bagian keseharian ku. Hati ku kelu jika mengingatnya kembali.***
Hans POV
Aku masih menunggu Ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku.
Namun setelahnya...
"pak minggir. Saya turun di sini"
Aku menatapnya terkejut. Aku masih mengulurkan tangan untuk berkenalan dengannya dan dia langsung menyuruh supir untuk berhenti.Aku masih belum mencerna dengan baik maksudnya. Aku hanya menatapnya yang buru- buru menyerahkan ongkos lalu turun berjalan. Dan aku sadar setelahnya dia turun dari angkutan. Yak dia menganggap aku tidak ada. Cukup menantang buatku.
Aku masih menatapnya yang berjalan dari dalam angkutan yang aku naiki. Dia sepertinya hanya fokus pada dirinya. Tidak memperhatikan sekelilingnya.
Hmmm aku menggela nafas.
Lagi - lagi gadis itu membuatku penasaran. Tapi untuk sekarang aku tidak bisa berbuat banyak. Menurutku kalau takdir nya ketemu ya akan bertemu. Ya harapan ku sih begitu.***
"Dimana Anakku? Aku ingin menemuinya"
Teriak orang tersebut dengan menggebu-gebu."Buat apa kau mencarinya? Bukan kah kau mencampakkannya? Dia tidak ingin menemuimu"
Sahut orang yang kini sedang berhadapan dengan pria itu.
Ia tidak menunjukkan rasa takut ketika menyampaikannya. Rasa sakit yang membenteng di dadanya kini."lebih baik sekarang kau keluar!!!" sambil menunjuk arah pintu dengan nada naik satu oktaf.
Pria itu tak beranjak dari posisinya berdiri saat ini.
"KELUAR!!! KELUAR SEKARANG!!!"
Teriak nya lagi dengan nada tegas seakan tidak ingin dibantah dan diselingi air mata di pipinya. Tak menyurutkan raut marah, kecewa, dan sedih tergambar di matanya saat ini.Pria tersebut langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan keinginan dia ke tempat ini belum terpenuhi.
Akan aku coba di kemudian hari. Batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRNA
Teen FictionBukan tentang kisah cinta yang bermula bahagia. Bukan tentang kisah cinta yang berjalan mulus sesuai keinginan remaja umumnya, bukan juga tentang cerita cinta yang ada di novel-novel yang diidamkan, atau tentang film-film yang ada di bayangan anak r...