Assalamualaikum warahmatullah wabarakaatuh
Selamat menunaikan Ibadah Puasa^^
Jangan lupa Follow Vote dan Coment
Karna itu sangat membantu Author:)
***
"Jangan buat mata teduhmu mengeluarkan air mata
Aku sesak melihatnya asal kamu mengerti"Arlan Arkendinata Hans
***
"Jangan nangis. Kamu makin jelek. Nanti aku ga suka kamu lagi gimana?"
Dia tersadar dari lamunannya.
Dia menatapku yang kini duduk di dekatnyaAku memasang wajah serius untuk menggodanya
"Aku tau aku ganteng. Ga usah menatapku seperti itu. Kalau kamu suka gimana? Aku bersedia untuk bertanggung jawab. Hehe"
Sambil mengerlingkan mata ke arahnyaSontak dia memalingkaan wajahnya
Aku melihatnya sedikit salah tingkah
Lucu, pikirku"Aku punya bahu yang sandarable"
Dia tampak tak mengerti"Aku lagi baik hati, kali aja orang jelek disamping ku memerlukan sandaran. Bahuku siap membantu"
Godaku lagiBlusss
Pipinya memerah
Aku menikmati wajahnyaNamun belum lama dia langsung berdiri beranjak meninggalkan Halte
Menembus hujan yang saat itu masih menyerbu bumi.
Ia menyatu dengan hujan
Aku langsung mendekatinya setelah mengunci mobil yang berada di Halte tadi"Ngomong-ngomong kendaraanku dibuat ada atapnya lo, atpable"
Dia tak menanggapi ucapanku"kata produsennya, biar orang yang ada di dalamnya ga kenak hujan. Buktikan yuk benar tidak yang dikatakan produsennya"
Kataku yang masih mengajaknya berbicaraDia sejenak berhenti berjalan
Aku menyunggingkan senyum semanis mungkin"Ayok buktikan atapnya berfungsi atau enggak"
Ajakku lagiDia terus saja melanjutkan langkahnya. Aku mulai mengkhawatirkannya. Ia sedari tadi membiarkan hujan menyelimuti tubuhnya
"Jangan keras kepala. Hujan makin deras. Kalau kamu sakit ntar aku yang repot"
Ucapku tegas padanya
Aku langsung menarik tangannya untuk ikut masuk ke mobilku. Aku tak meminta persetujuannya. Aku yakin ia akan marah padaku. Biarlah marahnya menjadi urusan belakangan.
Yang terpenting bagiku sekarang hanyalah keadaannya
Tangannya dingin, Kuku jarinya mulai memutih, matanya sembab, bibirnya kian pucat dan bergetar
Aku langsung membukakannya pintu dan menyuruhnya masukDia tidak membantah kali ini
Langsung aku masuk ke dalam dan mematikan Ac mobilkuDia mulai menggigil
Matanya tertutup namun sesekai air turun dari mata yang terpejam ituAku mengambil jaket di kursi belakang dan memakaikan kepadanya
Aku tidak tahu harus mengantarkannya kemana,
Jangankan alamatnya. Bahkan namanya pun aku tak mengetahuinya
KAMU SEDANG MEMBACA
SIRNA
Teen FictionBukan tentang kisah cinta yang bermula bahagia. Bukan tentang kisah cinta yang berjalan mulus sesuai keinginan remaja umumnya, bukan juga tentang cerita cinta yang ada di novel-novel yang diidamkan, atau tentang film-film yang ada di bayangan anak r...