5. Berkecamuk

47 32 14
                                    

Assalamualaikum warahmatullah wabarakaatuh

Selamat menunaikan Ibadah Puasa^^

Jangan lupa Follow Vote dan Coment

Karna itu sangat membantu Author:)

***

"Jangan buat mata teduhmu mengeluarkan air mata
Aku sesak melihatnya asal kamu mengerti"

Arlan Arkendinata Hans

***

"Jangan nangis. Kamu makin jelek. Nanti aku ga suka kamu lagi gimana?"
Dia tersadar dari lamunannya.
Dia menatapku yang kini duduk di dekatnya

Aku memasang wajah serius untuk menggodanya
"Aku tau aku ganteng. Ga usah menatapku seperti itu. Kalau kamu suka gimana? Aku bersedia untuk bertanggung jawab. Hehe"
Sambil mengerlingkan mata ke arahnya

Sontak dia memalingkaan wajahnya
Aku melihatnya sedikit salah tingkah
Lucu, pikirku

"Aku punya bahu yang sandarable"
Dia tampak tak mengerti

"Aku lagi baik hati, kali aja orang jelek disamping ku memerlukan sandaran. Bahuku siap membantu"
Godaku lagi

Blusss

Pipinya memerah
Aku menikmati wajahnya

Namun belum lama dia langsung berdiri beranjak meninggalkan Halte

Menembus hujan yang saat itu masih menyerbu bumi.
Ia menyatu dengan hujan
Aku langsung mendekatinya setelah mengunci mobil yang berada di Halte tadi

"Ngomong-ngomong kendaraanku dibuat ada atapnya lo, atpable"
Dia tak menanggapi ucapanku

"kata produsennya, biar orang yang ada di dalamnya ga kenak hujan. Buktikan yuk benar tidak yang dikatakan produsennya"
Kataku yang masih mengajaknya berbicara

Dia sejenak berhenti berjalan
Aku menyunggingkan senyum semanis mungkin

"Ayok buktikan atapnya berfungsi atau enggak"
Ajakku lagi

Dia terus saja melanjutkan langkahnya. Aku mulai mengkhawatirkannya. Ia sedari tadi membiarkan hujan menyelimuti tubuhnya

"Jangan keras kepala. Hujan makin deras. Kalau kamu sakit ntar aku yang repot"
Ucapku tegas padanya
Aku langsung menarik tangannya untuk ikut masuk ke mobilku. Aku tak meminta persetujuannya. Aku yakin ia akan marah padaku. Biarlah marahnya menjadi urusan belakangan.
Yang terpenting bagiku sekarang hanyalah keadaannya
Tangannya dingin, Kuku jarinya mulai memutih, matanya sembab, bibirnya kian pucat dan bergetar
Aku langsung membukakannya pintu dan menyuruhnya masuk

Dia tidak membantah kali ini
Langsung aku masuk ke dalam dan mematikan Ac mobilku

Dia mulai menggigil
Matanya tertutup namun sesekai air turun dari mata yang terpejam itu

Aku mengambil jaket di kursi belakang dan memakaikan kepadanya
Aku tidak tahu harus mengantarkannya kemana,
Jangankan alamatnya. Bahkan namanya pun aku tak mengetahuinya

SIRNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang