3. Telat

708 226 201
                                    

Brummm..

Terdengar suara mobil menginterupsi menandakan bahwa dirinya akan segera berjalan.

Sontak seorang gadis yang masih santai mengunyah sarapan di rumahnya itu lansung membulatkan mata. Diapun bergegas keluar dari rumahnya dengan sepotong roti yang sedang dia gigit itu.

"Ma, AKU BERANGKAT!"

Dia pun keluar dari rumahnya dan melihat mobil -yang akan menjadi tumpangannya itu telah berjalan. Dia segera berlari terburu-buru dan membuka pintu pagar rumahnya dengan susah payah. Oke. Berhasil.

"WOY!! KAMPRET.. TUNGGUIN!!"

Mobil itu masih tetap santai berjalan meninggalkannya.

Naya pun berlari mengejar mobil sialan itu. Sebenarnya mobil itu berjalan pelan. Mungkin Nayanya aja yang lelet.

Tidak peduli dengan orang-orang yang mungkin sekarang sedang menertawakannya. Karena penampilan dia sekarang.

Rambut yang sedikit acak-acakan karena mungkin belum disisir. Dasi miring. Sepatu yang belum ditali yang hampir membuatnya terjatuh. Roti yang masih setia digigitnya. Tas yang belum sempat Ia sletingkan itu menganga —mungkin dia tidak menyadarinya.

Miris.

Tetapi sekarang dia benar benar tidak peduli dengan semua itu. Yang terpenting sekarang dia harus mengejar mobil itu.

"Bi, TUNGGUIN IH!" teriak kesal Naya dengan nafas ngos-ngosannya.

Merasa tak tega Abi pun memberhentikan mobilnya. Naya pun menghela nafas lega setelah melihat mobil di depannya berhenti. Dia pun berjalan santai menghampiri mobil itu.

"Nyantai amat hidup lo!" ucap Abi saat naya masuk ke mobilnya.

"Lo mau sekolah atau mau ngemis sih?!! Penampilan lo sekarang kayak gembel !"kesal Abi.

"Sekolah."

"Benerin dasi lo, iket tali sepatunya nanti lo jatoh, lo kenapa gak nyisir sih?!!"

"Benerin dong." ucap santai Naya sambil masih mengunyah roti yang tadi masih ada di mulutnya.

Abi menghela nafas pelan. Kemudian, dia mengambil tisu dan langsung mengelap keringat Naya. Membenarkan letak dasi gadis itu. Dan menyisir rambut Naya yang acak-acakkan dengan sisir frozen milik Naya -yang selalu berada di dashboard mobilnya.

Dia mendandani Naya layaknya seorang ayah yang sedang mendandani anak perempuannya yang akan pergi ke sekolah.

Setelah selesai, Abi pun meraih setir mobilnya dan segera menjalankan mobil itu dengan terburu-buru karena 10 menit lagi bel masuk. Dia tidak mau dihukum karena kesiangan, hanya karena alasan konyol mengurus dulu Naya si Anak manja ini. Apalagi ini hari senin -upacara. Jadi, dia pun segera menjalankan mobilnya.

"Sepatunya belum di taliin bi?"

"Lo punya tangan."

"Tangannya mager katanya."

"Gue gak nanya." Ucap Abi tidak peduli.

"Ishhh.."

***

Dari kejauhan terlihat seorang satpam yang bertubuh gempal itu sudah siap menutup gerbang. Sontak abi langsung menancapkan gas untuk mepercepat laju mobilnya. Sayangnya, satpam itu sudah terlanjur menutup gerbang sekolah. Tepat saat mobil Abi berada di depan gerbang itu. Abi pun menghela nafas kasar.
Setelah sampai di depan gerbang. Dia segera bergegas keluar dari mobil.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang