fana.

25 4 0
                                    

Di sini kita berbicara,
tentang kebisuan yang kian hari semakin menjadi.
Tanpa kata, tanpa rasa tak tersentuh.

Dan dirimu berkata;
"kita ini apa?, manusia yang tak terlihat atau manusia yang hampa?"
Dan aku menanggapi;
"ya, kurasa begitu, kita selalu merasa dan meratapi kesepian, entah sebab sifat kemanusiaan yang semakin terkikis sebab obsesi atau sebab kita yang tak pernah merasa cukup"

"Dan mengapa kita selalu kelimpungan tentang 'mencari' dan 'menempati'?, mengapa itu menjadi sangat penting?". Diri mu bertanya kepadaku.

Kurasa dirinya sedang kelimpungan tentang hiruk piuknya dunia, dan sedang di hujami seribu pertanyaan di dalam benak nya.

Dan ku jawab;
"Tak apa untuk urusan mencari dan menempati tak ada salahnya ia hidup, ini bagaimana caramu mengatur hal itu, sebab memang manusia selalu seperti itu, tak apa."
"Ia semua berhak ada; hewan, tumbuhan, manusia, kita, ego, rasa, nurani, nalar, dan semua itu. Ia berhak ada. Dan jangan pernah membunuhnya."
"Sebab kita semua salalu belajar dan membelajari bukan?, kita semua ini satu kesatuan."
"Dan jangan lupa dengan yang di atas, ia yang menghidupkan dan meniadakan kita. Jadi jangan terlalu terlena."

"Dan untuk dirimu, kuharap dirimu tenang di atas sana bersanding duduk di alam semesta"
"Terimakasih untuk akhir yang begitu mendebarkan kini sudah ku jawab tuntas pertanyaan mu"
"Sampai jumpa :)."

18.4.2020

tulisan biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang