|• Canggung

83 19 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim


"Kita dipertemukan kembali oleh orang yang sama. Tapi dengan perasaan yang berbeda."


✨✨✨


Ya disini lah mereka berada. Di sebuah cafe yang ada di dekat toko buku itu. Setelah melalui suasana akward sekitar 5 menit akhirnya mereka bisa berbicara lagi tanpa canggung.

Flashback on

Kedua mata itu masih terus menatap. Sehingga mata coklat itu berkedip dan buyar sudah tatapan mereka. Sang pemilik mata coklat itu dengan berani dan penuh tekad yakin menghampiri pemilik mata abu-abu itu.

"Lito ya?" tanyanya agak sedikit canggung.

Lito yang masih bingung, masih berdiam di tempatnya. Dia bingung kenapa tiba-tiba gadis ini datang dihadapannya dan tau namanya.

"Hei, Lito bukan temen kecil dulu?" tanya nya lagi dengan nada santai karena dia yakin bahwa dia adalah teman kecilnya yang sempat terpisah karena jarak.

"Eh iya! Maaf-maaf gua ngelamun. Lu siapa ya? Kok tau nama gua?" tanya Lito.

"Ya ampun lu lupa sama gua? Jahat banget lu." jawabnya.

"Glow up banget ya gua?" tanya nya lagi.

Lito semakin bingung dibuatnya. Ditambah mukanya yang cengo itu membuat siapa pun gemas melihatnya. Bisa dibilang Lito terlihat seperti anak TK yang berusaha mengingat huruf abjad.

"Yeee, masih belum kenal ya lu? Gua temen kecil lu yang suka main kerumah lu, kita pisah waktu SMP kelas 1 gara-gara bokap gua pindah kerja ke Bandung. Disitu lu nangis-nangis dan gua ikutan nangis." ujarnya panjang lebar dan percaya diri.

Masih sama Lito masih belum merespond dan masih bingung.

"Oke kali ini pasti lu inget gua. Gua Dea, Amalthea Belinda." ujarnya lagi.

Lito diam sebentar dan kembali mengingat. Dan ya dia ingat sekarang.

"DEA! gua kangen lu." ujar Lito (memeluk Dea).

Dea pun membalas pelukan itu dengan cepat dan erat. Mereka berpelukan di tempat umum tanpa memedulikan orang sekitar.
[melepas kerinduan ceritanya].

Flashback off

✨✨✨


"Lu kesini sama siapa de? Ngapain aja? Mau pindah ke Jogja lagi? Kangen ga sama gua? Lu mau se-----." belum selesai Lito bertanya mulutnya sudah dibekap duluan oleh tangan Dea.

"Bawel." ketus Dea.

"Yakan nanya!"

"Nih gua jawab satu-satu. Gua kesini sama tante gua. Gua ga pindah ke Jogja, disini gua cuman liburan. Minggu depan gua balik lagi ke Bandung. Jangan kangen ya." ledek Dea.

"Yah lu gimana sih, baru juga ketemu. Lu ga ada niatan balik ke Jogja lagi gitu?" tanya Lito memelas.

Dea hanya mengangkat kedua bahunya. "Gua ngikut bokap gua."

"Eumm, btw lu ngapain ke mall? Tumben banget seorang Lito yang nolep jadi rajin kemana-mana." tanya Dea.

"Semenjak gua SMA, gua nge band di beberapa cafe. Soalnya gua bosen dirumah terus ga ada temen. Mama ke butik." jawab Lito.

"Setiap hari nge band nya?" Tanya Dea lagi.

"Kalo ada job doang." Jawab Kito.

"Oh gitu. Lu kapan-kapan main lah ke Bandung." ajak Dea.

"Kapan-kapan kalo gua libur."

Dea hanya ber oh ria dan kembali meminum minumannya.

"Gua gak mau jauh-jauh dari lu de. Takut kangen." ujar Lito lagi.

Dea yang sedang asik meminum tiba-tiba tersedak atas pengakuan Lito tadi.

"Salting nya yang bener dong! Minum dulu nih air putihnya." ujar Lito sembari menyodorkan air mineral.

Dea mengambil Air putih yang ada ditangan Lito dan meminumnya.

"Serius lu kangen sama gua?" tanya Dea serius.

"Iya. Liat nih mata gua emang ada tanda-tanda kebohongan?" jawab Lito sambil menujukkan matanya menggunakan jari telunjuk.

Dan DEG!!

Mata mereka kembali bertemu, dikarenakan Dea memajukan wajahnya dan melihat ada tanda kebohongan atau tidak dimata Lito. Dan nihil kebohongan itu tak ditemukan, Lito benar-benar serius.
Masih dengan posisi yang sama,yaitu masih saling menatap.

Mampus jantung gua kenapa?! batin Lito.

Dea lu ngapain natap gua gitu? Kok lu jadi berani gini sih? Kenapa gua yang canggung? Kayak cewek anjir gua!. Harusnya lu yang canggung! bukan gua Dea!

Dan mereka menyudahi adegan tatap menatapnya itu. Terlukis di muka Dea bahwa dia biasa-biasa saja. Tapi tidak dengan Lito, dadanya berpacu kencang dag dig dug serr.

Setelah selesai makan, Lito mengajak Dea ketempat favorit mereka di Jogja. Yang sangat familiar dikalangan orang Jogja. Dan tempat yang sering mereka kunjungi sewaktu kecil bersama keluarga mereka.
"Jalan Malioboro".

|gimana ceritanya? |
|stay safe stay at home|
|vote sama komennya aku tunggu|
-Ardian

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang