Bismillahirrahmanirrahim
"Kadang, perpisahan itu pahit. Tapi Tak apa. Ikhlaskan."
✨✨✨
Seminggu sebelum keberangkatan Dea, cowok itu sangat memanfaatkan waktu dengan benar. Memanfaatkan waktu bersama Dea layaknya seorang pasangan. Tanpa sadar hari ini Dea akan kembali meninggalkan Lito, teman kecil yang mungkin sekarang disukainya.Hari ini Lito mengantarkan Dea ke Bandara. Di mobil hanya ada suara musik, selain itu tidak ada. Mereka sama-sama diam terlebih lagi Lito. Tidak berkata sepatah pun dari awal berangkat hingga sampai di Bandara. Tapi akhirnya cowok itu berbicara. Keresahan sedang menyelimuti hatinya saat ini.
"Beneran harus pergi sekarang?" tanyanya dingin.
"Iya, kamu mau ikut?"
"Eh jangan deh." timpal Dea lagi.
"Kenapa?"
"Kan belum libur. Nanti kalo udah libur baru main ke Bandung." ujar Dea.
"Hm."
"Sama itu, belajar yang rajin ya. Jangan bolos, jangan lupa salat, jangan suka begadang, jangan lupa nurut sama Tante Dewi, jangan kangen aku, jangan..."
Lito mencolek hidung gadis kecilnya itu "bawel."
Dea berkacak pinggang "aku serius ish."
"Iya Dea." Ucap Lito lembut.
Hati cowok itu kembali luluh. Jika Dea menceramahinya seperti itu membuat Lito gemas. Mau sampai 2 jam Dea ceramah juga bakal didengerin sama Lito.
"Eum lit, aku pergi dulu ya. Pesawatnya udah mau take off." pamit Dea.
"Mau dianter?"
"Gak usah. Kamu jaga diri baik-baik ya."
"Pasti."
Dea melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Lito sendiri disitu. Tapi baru beberapa langkah Dea berjalan, dia menolehkan kepalanya. Karena merasa nama nya terpanggil.
"Kenapa?" tanya Dea.
Cowok itu berlari menghampiri Dea dan dia berhenti di depan Dea.
"Kenapa?" tanya Dea lagi.
Dengan cepat dan pasti Lito mendaratkan bibirnya di puncak kepala Dea.
Hal itu jelas membuat Dea bergeming ditempat. Mukanya merah dan nafasnya memburu.
Lalu cowok itu memeluk Dea dengan erat. "Jangan pergi."
Dea membalas pelukan itu. "Tapi aku harus pergi. Kamu jaga diri baik-baik ya." kata Dea.
"Oh iya satu lagi. I Will Miss you so much and... I love you."
Dea tersenyum "me too."
Dengan terpaksa Lito melepaskan pelukan itu dan mengangguk.
Dea kembali melambaikan tangannya dan pergi.
Lito cukup lama memperhatikan Dea sampai punggung Dea menghilang, agar memastikan bahwa gadis kecilnya itu baik-baik saja.Cowok itu berjalan menuju parkiran. Memasuki mobilnya dan memukul stir mobil sampai tangannya memerah. Sangat terlihat dari raut wajahnya bahwa ia sangat frustasi hari ini.
|gimana ceritnya?|
|stay safe stay at home|
|vote sama comment nya aku tunggu\
-Ardian
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
Teen FictionBercerita tentang cowok yang kembali dipertemukan oleh teman kecilnya, Dea. Semua bermula dengan sangat indah dan berakhir... Entahlah. [100% alur cerita berubah, tapi tokoh nya masih sama. Buat yang mau baca part 4-selesai disaranin buat baca dari...