|• Melepas Rindu

63 13 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

"Kita diberi waktu bukan untuk dijalankan saja. Tetapi untuk dimanfaatkan juga."


✨✨✨

Angin semilir sore menerpa dua insan yang sedang berboncengan itu. Motor hitam itu melesat dengan kecepatan sedang. Mereka berdua sama-sama menikmati angin sore ini dan tidak ingin tergesa-gesa, karena menahan rindu 5 tahun itu bukan waktu yang singkat.

Belum lagi cowok berhoodie putih ini sedang senyum-senyum karena tangan Dea berada di pinggangnya. Memeluk sangat erat tapi hangat.

Dan tibalah mereka ke tempat yang dituju. Mereka sampai di Jalan Malioboro, tempat ini sangat populer dikalangan orang Jogja.

Lito menepuk tangan Dea "De, udah sampai."

Dea merentangkan kedua tangannya ke atas "Eum... Cepet banget sih." Dumelnya.

Lito turun dari motor dan kembali memandangi Dea.

Lito yang gemas dengan tingkah Dea, menangkup pipi Dea dan mencubitnya. "Konyol banget muka lu kalo bangun tidur."

"Sakit ih." ringisnya.

Tangan Lito mengusap puncak kepala Dea. "Iya iya maaf. Yuk kita jalan! Bentar lagi sunset."

Dea hanya membalas dengan anggukan dan turun dari motor. Mereka mencari tempat duduk yang pas untuk melihat sunset. Setelah mendapat tempat duduk yang pas mereka duduk sambil memakan jajanan yang sudah dibeli tadi.

"Senja nya cantik ya lit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Senja nya cantik ya lit."

"Kayak lu."

DEG!

Kali ini jantung Dea yang berpicu tidak normal. 

"Apaan sih!" ucap Dea mengelak.

"Makasih gitu."

"Iya Andromeda Callisto makasih." ucap Dea tulus dari hati.

"Hm"

Cukup lama mereka duduk menikmati dari awal sunset muncul hingga tenggelam. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengelilingi Malioboro dengan delman.

✨✨✨

Mereka mengelilingi malioboro dengan delman itu dan berhenti di tempat favorit semua wisatawan yaitu

Mereka mengelilingi malioboro dengan delman itu dan berhenti di tempat favorit semua wisatawan yaitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lito fotoin dong!" pinta Dea.

Lito hanya menurut dan mengambil kamera hitam yang ia gantungkan dilehernya dan mulai memfoto Dea.

"Lito! Lagi dong! Kamera nya jangan miring ya, diberdiriin kameranya! Oh iya kamu agak kesini terus mundur." perintah Dea.

Lito kembali mengikutinya dan berjalan mundur 3 langkah.

"Lagi ish. Itu masih kedeketan."

Lito dengan sabar kembali mundur dan

"Kejauhan majuan dikit."

Lito mendengus kesal. Kalau bukan gadis kecilnya ini yang menyuruh sudah Lito tampol habis-habisan Dea. Kalau bukan karena kangen dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk Dea pasti Lito sangat ogah disuruh jadi babu Dea dadakan.

Tapi satu prinsip Lito.
"Dea bahagia, gua bahagia."

"Nah ini baru pas." katanya

Lito kembali memfoto Dea sampai Dea puas. 5 jam di Malioboro benar-benar mereka manfaatkan dengan baik sangat baik.

Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Mereka pulang, tapi sebelum Lito pulang dia mengantarkan Dea dulu kerumah tantenya.

Di perjalanan, dia berhenti karena ada notif dari HP nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perjalanan, dia berhenti karena ada notif dari HP nya. Pesan itu kembali membuat lekukan diwajahnya. 1 kata yang mewakili perasaannya adalah "Senang".

Amalthea Dea : Makasih ya buat waktunya. Jangan ngebut bawa motornya! Jangan kangen ya Litoo.. see you next time.

|gimana ceritanya?|
|stay safe stay at home|
|vote sama komennya aku tunggu|
-Ardian

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang