ένας

166 19 1
                                    

"Kau tau Hakate? Tadi aku bertemu dengan Dewi Hera" Dengan nada ceria yang tersirat dalam ucapannya, ia mulai bercerita terhadap sahabat yang sudah rela menjadi tempat ocehan nya sedari kecil. "Memangnya kenapa?" Masih dengan posisinya, Hakate mengambil segelas minuman yang sudah ia sediakan untuknya dan sahabatnya, lalu menyeruput nya pelan. "Dia sangatlah cantik, tak heran jika ia di nobatkan sebagai dewi tercantik yang ada di Olimpus ini." Jelasnya, masih dengan senyum manis dan mata nya yang berbinar senang. Hakate tersenyum menanggapi ocehan sahabat di depannya, "itu sudah takdirnya persephone"

Persephone hanya menganggukan kepalanya paham. Tangan putih nan mulusnya terulur untuk meraih sebuah cangkir berbentuk unik yang di sediakan oleh sahabatnya, untuknya. Persephone menyeruput minuman di dalam cangkir unik itu, kemudian berseru dengan nada girang nya. "Apa ini Hakate? Ini sungguh lezat" Dengan senyuman manis yang menghiasi wajah mungil nan cantiknya itu. "Aku mau lagi" Ucapnya setelah menenggak habis minuman yang di sediakan oleh Hakate.

"Sayangnya, itu persediaan terakhir" Jawaban dari Hakate, mampu membuat senyum manis nya luntur. Sekarang ia sangat menyesal telah menghabiskan cepat cepat minuman itu. "Mengapa kau tak bilang dari tadi??" Pekik persephone dengan nada kesalnya. Hakate hanya menatap persephone dengan senyumannya. "Kau tak menanyakan nya" Ujarnya santai, sembari masih menyeruput minuman di cangkirnya. "Huft..." Dengan wajah cemberut nya, persephone menghela nafas nya.

"Persephone, persephone. Kau tau ada pohon buah yang sangat lezat terdapat pada perbatasan...... Kamu mau kesana bersamaku?" Dengan tiba tiba Eros—Dewa cinta— datang dengan cerianya menemui salah satu sahabatnya. "Benarkah???" Tak kalah semangat dari Eros, persephone menanggapi nya dengan mata berbinar. "Ayo kesan Hakate!!" Ajaknya kepada Hakate. "Baiklah ayo kesana" Hakate hanya pasrah, dan mengikuti persephone. Jika ia menolak nya, maka akan di pastikan. Persephone akan marah pada Hakate.

Tak butuh waktu lama bagi para dewa dan dewi untuk berpergian kemana pun. Mereka telah sampai di pohon yang di maksud oleh Eros tadi. Pohon besar, dengan tinggi setara dengan pohon lainnya. Buah nya yang merah menggoda untuk segera di cicipi. "Waaahhhhh" Takjub persephone sembari menatap buah buah merah tersebut dengan binar matanya yang sangat terlihat. "Aku mau mencobanya Eros" Ucap persephone pada Eros, masih dengan nada cerianya. "Baiklah, akan kuambilkan beberapa untuk kita" Eros mulai memanjat dan mengambilkan beberapa buah merah yang sangat menggiurkan itu.

Eros turun dari pohon tersebut saat di rasa buah yang ia ambil sudah cukup banyak. "Ini untuk kalian" Eros menyerahkan beberapa buah segar kepada Hakate dan juga pada persephone. Tentunya dengan semangat persephone mengambil buah itu dan memakan ya dengan semangat. "Ini sangat lezattttt" Seru persephone kegirangan saat menggigit buah itu. "Kau benar, ini sangatlah lezat" Hakate yang sedaritadi hanya diam, kini mulai menyetujui pendapat persephone. "Iyaaa, sangat lezat" Eros tak kalah semangat dari persephone. Ia juga menyerukan pendapat nya.

"Sudah kan? Mari kembali ke Olimpus, Zeus memanggilku" Hakate angkat bicara. Begitu melihat persephone dan Eros telah selesai menghabiskan buah yang berada di tangan keduanya. "Oh iya, aku lupa. Aku di juga di panggil oleh Zeus tadi. Katanya aku mendapatkan tugas" Eros juga menyahuti perkataan Hakate. "Kalian kembali lah, aku masih ingin di sini"

"Baiklah, hati hati jika ingin pulang nanti ya. Jika tersesat mintalah bantuan dewa matahari." Pesan Hakate kepada sahabatnya. "Iya" Jawab singkat dari persephone berhasil membuat Hakate kesal. "Pulanglah sebelum matahari terbenam" Ucap Hakate kemudian melangkah kan kakinya untuk meninggalkan persephone.

"Sedang apa kau disini?" Persephone tersentak kaget. Tapi tak lama kemudian ia mencoba mengendalikan ekspresinya. persephone menoleh, menatap seorang dewa dengan paras yang tak main main. auranya menakutkan, tetapi entah mengapa ia terlihat sedikit menarik perhatian persephone. "Aku?...." tunjuk persephone pada dirinya sendiri, sembari terus menyunggingkan senyum manis miliknya. memastikan bahwa pertanyaan yang baru saja terlontar, di tujukan padanya.

"iya kau" jawab dewa tersebut. "Aku sedang memakan buah ini, tadi aku kesini bersama Eros dan Hakate, tapi mereka kembali ke olimpus karena di panggil Zeus" jelas persephone. persephone terpana dengan senyuman dewa tersebut. "Siapa namamu?" tanyanya, dengan mempertahankan sebuah senyuman tipis nya. sungguh senyuman itu membuat persephone terpesona. "Perkenalkan, namaku persephone, aku dewi musim semi" persephone mengulurkan tangannya di hadapan dewa itu, masih dengan senyumannya yang manis.

"Hades, dewa....kematian" persephone terkejut setelah mendengar kalimat terakhir yang dewa itu ucapkan. senyum manisnya tak lagi terukir, tanpa sadar tangan yang semula terulur mulai turun kembali. Dia dewa Hades, dewa kematian yang dikabarkan berusaha merebut tahta Zeus. lalu ia di turunkan dari dunia atas, dan di tempatkan di dunia bawah sebagai penguasa dunia kematian. Dan bisa di sebut, dewa kematian. 

persephone tak menyangka akan bertemu dengan salah satu dewa yang menaklukan para tiran, selain Zeus. 





















































-Demonsky_-

Next?




































                   

Hades and The loversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang