20 End

9K 560 129
                                    

Kalian bisa sambil dengerin musiknya atau ganti lagu lain yang menurut kalian sedih..ok

"Perpisahan akan begitu menyakitkan saat kau berusaha melupakan semua anganmu dengannya, melepas cinta hebatmu darinya,

meyakinkan diri semua akan kembali seperti saat pertama kali kau belum bertemu dengannya, namun semesta seakan tidak mengijinkanmu untuk baik-baik saja tanpanya" Ellenara Verasha.

"maaf"

dilihatnya lagi batu nisan itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari kantongnya dan dikalungkan pada batu nisan bertuliskan Eunbin Kwon.

Gadis malang itu harus menjemput ajalnya, yang ia yakini semua ini karena dirinya, kembali ia lihat gundukan yang masih basah itu selama beberapa menit, setelahnya ia beranjak pergi meninggalkan sejuta penyesalan yang semakin memenuhi dirinya

untuk kesekian kalinya Tuhan benar-benar menghukumnya lagi dan lagi

membiarkannya berjalan membawa seluruh dosa besar yang terus bertambah, bernafas walau sesak karena kesedihan yang mendalam, hati dan pikiran yang penuh dengan penyesalan serta bayang-bayang yang terus menyiksanya

sepertinya karma berhasil menjalankan tugasnya dengan baik, ia hancur sangat hancur tak bersisa

ia benar-benar kehilangan arah tujuan.

Ella masih terus berdiri di pinggir pantai menatap kedua anaknya yang sedang bermain air laut, tampak raut bahagia dari keduanya dan sayup-sayup suara tawa Jeno dan teriakan kesal nancy di telinganya

pernah terpikir olehnya agar deburan ombak membawanya dan juga kesedihan pergi bersamaan dengan gelombang besar yang siap mengantarnya mengakhiri ini semua

tapi kembali disadarkan lagi dirinya

untuk apa ia pergi?

ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya di sana, mereka sudah berjuang dengan kematian agar ia tetap berada di dunia ini

dan juga masih ada kedua anaknya yang telah dikirimkan oleh tuhan untuknya, dan tentu saja ia harus bertarung dengan kematian dahulu hingga masih bisa diizinkan membesarkan keduanya dan masih bisa mendengar gelak tawa putra dan putrinya itu.

"mau kemana kita kali ini?" tanya jeno padanya

ia sebenarnya juga tidak tau akan kemana waktu membawanya pergi, saat dirinya masih berpikir akan kemanakah tujuannya kali ini, Jeno masih terus membersihkan pasir yang berada di surainya

kembali diperhatikannya lagi jeno nya yang semakin hari bertambah tinggi, jagoannya itu kalau dipikir-pikir tingginya sudah seperti sang ayah

"Jeno mamah mau tanya sesuatu boleh?" ujarnya sambil mendongak karena tingginya sebatas pundak milik sang putra

"mau nanya apaan mah?" jawabnya masih terus membersihkan pasir yang terus berterbangan ke arah Ella

"kalau Jeno udah dewasa misalnya udah punya istri pilih tinggal sama keluarga jeno atau tetep bareng mamah?"

"ya sama keluarga jeno lah mah, tapi tetep Jeno bakal ngunjungin mamah" jawabnya jujur

Husband or Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang